Bangkit dari PHK: Supriyadi Temukan Harapan Baru Lewat Bisnis Kuliner

Jumat, 02 Mei 2025 | 21:21:40 WIB
Bangkit dari PHK: Supriyadi Temukan Harapan Baru Lewat Bisnis Kuliner

Mengabdi Selama 25 Tahun, Berujung PHK
 

Supriyadi mulai bekerja di lembaga tersebut pada tahun 1999, tepat setelah Indonesia dilanda krisis moneter. Sejak saat itu, dia menjadi bagian penting dalam pengembangan lembaga yang masih dalam tahap perencanaan saat pertama kali ia bergabung. Ia mengaku sangat nyaman dengan budaya kerja di sana dan merasa telah membangun hubungan kekeluargaan yang erat dengan rekan-rekannya.

"Saya sudah merasa seperti membesarkan lembaga itu, pasti ada rasa memiliki yang sangat besar. Berbeda dengan karyawan baru yang belum merasakan nilai kekeluargaan dan kenangannya," ungkap Supriyadi saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Meski pekerjaan yang dilakukan penuh tantangan, termasuk perjalanan jauh dan rutinitas yang melelahkan, Supriyadi selalu berusaha memberikan yang terbaik. Namun, setelah 25 tahun bekerja dengan penuh dedikasi, segala sesuatu berubah pada bulan September 2024.

Kondisi keuangan lembaga yang kian terpuruk pasca-pandemi Covid-19 menjadi alasan utama dibalik keputusan sulit ini. Tidak hanya Supriyadi, namun 14 orang karyawan lainnya juga terpaksa menerima kenyataan yang sama. Meskipun sudah ada beberapa kali negosiasi, keputusan tersebut tidak dapat diubah. Pada 1 November 2024, Supriyadi harus menanggalkan pekerjaannya, meninggalkan lembaga yang telah menjadi rumah keduanya.
 

Menghadapi Kehilangan dengan Keikhlasan
 

Saat pertama kali mendengar kabar PHK, Supriyadi mengaku merasa sangat terkejut dan kecewa. "Perasaannya shock pasti, terpaksa kami harus resign karena keadaan. Sedih banget, bertanya-tanya, kenapa bisa begini? Apa yang salah ya?" kenang Supriyadi. Namun, meski sempat terlarut dalam kekecewaan, ia bertekad untuk tidak terus-menerus menyesali keadaan.

"Sempat terlintas menyayangkan keputusan lembaga, tapi ya sudahlah, saya harus bangkit dan enggak merenungi terus," tambahnya, dengan tegas.

Sebagai kepala keluarga, Supriyadi menyadari bahwa hidup harus terus berjalan. Kehilangan pekerjaan adalah pukulan berat, tetapi ia tidak bisa menyerah begitu saja. Sebagai seorang pria yang menjadi tulang punggung keluarga, tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga tetap harus diutamakan. Meskipun tidak memiliki pekerjaan tetap, Supriyadi mulai mencari cara untuk bertahan hidup dan mencari peluang baru.
 

Mencari Harapan Melalui Bisnis Kuliner
 

Berawal dari kondisi yang penuh ketidakpastian, Supriyadi akhirnya menemukan secercah harapan lewat dunia kuliner. Dengan bekal pengalaman hidup dan keterampilan yang dimilikinya, dia memutuskan untuk merintis usaha kuliner yang dapat memberikan penghidupan baru bagi dirinya dan keluarganya.

"Awalnya memang berat, karena saya tidak punya latar belakang di dunia kuliner. Tapi, saya yakin setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya," ujar Supriyadi mengenai langkah beraninya masuk ke dunia bisnis kuliner.

Dengan tekad dan semangat pantang menyerah, Supriyadi mulai menjalankan bisnis kuliner kecil-kecilan di rumah. Ia memulai dengan membuat makanan yang sudah akrab dengan lidah masyarakat, seperti nasi goreng dan berbagai camilan khas Indonesia. Usaha yang awalnya dilakukan di rumah sendiri ini mulai menunjukkan tanda-tanda positif.

Meski pasar kuliner sangat kompetitif, Supriyadi berhasil menarik perhatian pelanggan dengan menu-menu yang lezat dan harga yang terjangkau. "Saya tahu untuk memulai usaha ini, saya harus memberikan sesuatu yang lebih, baik dari segi rasa maupun pelayanan. Pelanggan harus merasa puas dan ingin kembali lagi," jelasnya.
 

Perjalanan Penuh Rintangan, Namun Tidak Menyerah
 

Seiring berjalannya waktu, bisnis kuliner Supriyadi semakin berkembang. Dengan terus memperbaiki kualitas makanan dan pelayanan, ia mulai mendapatkan banyak pelanggan tetap. Tentu saja, perjalanan tidak selalu mulus. Tantangan datang silih berganti, mulai dari mencari bahan baku yang berkualitas, mengatur waktu untuk mengelola usaha, hingga menghadapi pesaing yang semakin banyak.

Namun, dengan pengalaman hidup yang telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat, Supriyadi terus berusaha dan tidak mudah menyerah. "Saya belajar banyak dari kegagalan dan tantangan yang saya hadapi. Setiap langkah yang saya ambil, saya selalu berusaha untuk tidak menyerah dan terus maju," ujar Supriyadi dengan penuh keyakinan.
 

Pelajaran dari PHK: Pentingnya Menciptakan Kesempatan
 

Dari pengalaman pahit yang harus dihadapinya, Supriyadi menyadari bahwa setiap tantangan yang datang adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui. PHK mungkin terasa seperti akhir dari segalanya, namun ia membuktikan bahwa itu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah babak baru.

Bagi Supriyadi, yang paling penting dalam hidup adalah tetap berpikir positif dan menciptakan peluang, apapun situasinya. "Mungkin saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi yang jelas saya tidak akan menyerah. Saya terus berusaha dan mencari cara untuk tetap berdiri tegak," tutupnya.

Kini, meskipun Supriyadi harus memulai dari awal, ia merasa lebih siap menghadapi kehidupan dan segala tantangannya. Bisnis kuliner yang dijalankannya tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga menjadi simbol semangat pantang menyerah dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya.

Halaman :

Terkini