IHSG Menguat di Akhir April 2025, Saham SMBR hingga NICL Melejit Tajam

Rabu, 30 April 2025 | 12:10:51 WIB
IHSG Menguat di Akhir April 2025, Saham SMBR hingga NICL Melejit Tajam

JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penguatan di penghujung bulan April 2025. Pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (30/4/2025), IHSG naik sebesar 11,22 poin atau 0,17%, mengakhiri sesi di level 6.760,3. Penguatan ini terjadi setelah IHSG sempat melemah pada awal pembukaan perdagangan, dengan pergerakan hari ini berada di kisaran 6.725 hingga 6.768.

Lonjakan IHSG turut didorong oleh performa positif sejumlah saham yang masuk dalam daftar top gainers. Saham emiten-emiten seperti PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) mengalami kenaikan signifikan, mencerminkan meningkatnya optimisme investor terhadap prospek sektor-sektor terkait.

Performa Pasar: Aktivitas Perdagangan Meningkat

Berdasarkan data dari RTI Business, sepanjang satu jam pertama perdagangan, volume transaksi mencapai 7,98 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,85 triliun. Aktivitas di pasar saham juga tercatat cukup tinggi dengan total 400.845 kali transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 276 saham mencatatkan kenaikan harga, 266 saham melemah, dan 242 saham stagnan.

Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 juga mengalami penguatan, meskipun hanya tipis yakni sebesar 0,02%, menandakan bahwa sebagian besar pergerakan positif masih ditopang oleh saham-saham lapis dua dan tiga.

Saham Top Gainers: SMBR hingga AISA Bersinar

Beberapa saham mencatatkan lonjakan tajam dalam waktu singkat. Berikut adalah daftar saham dengan kenaikan tertinggi (top gainers) dalam sesi perdagangan pagi ini:

-PT Semen Baturaja Tbk (SMBR): Naik 26,9%

-PT PAM Mineral Tbk (NICL): Melejit 20,8%

-PT Megapower Makmur Tbk (MPOW): Menguat 13,1%

-PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI): Menguat 10,5%

-PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA): Tumbuh 10,2%

Kenaikan signifikan ini mencerminkan sentimen pasar yang positif terhadap sektor-sektor terkait, terutama sektor bahan baku, pertambangan, dan ritel makanan.

Penguatan Sejalan dengan Sentimen Kawasan Asia

Selain faktor domestik, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh perkembangan indeks saham utama di kawasan Asia. Hari ini, indeks saham Asia terpantau bergerak bervariasi:

-Nikkei (Jepang): Menguat 0,1%

-Straits Times (Singapura): Naik 0,3%

-Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,3%

-Shanghai Composite (China): Melemah 0,1%

Penguatan indeks Jepang dan Singapura turut mendukung arah pergerakan IHSG, meski sentimen dari bursa China dan Hong Kong masih menunjukkan tekanan.

Optimisme Investor Terhadap Fundamental Emiten

Penguatan IHSG dan lonjakan sejumlah saham dipandang sebagai cerminan optimisme investor terhadap fundamental perusahaan-perusahaan nasional, terutama menjelang rilis laporan keuangan kuartal I tahun 2025.

Salah satu contoh adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang baru saja melaporkan kinerja kuartal I 2025 dengan mencatat laba bersih Rp 13,67 triliun. Kinerja positif emiten besar seperti ini turut memberi dorongan terhadap kepercayaan investor di pasar modal.

Menurut analis pasar modal dari PT XYZ Sekuritas, Arief Pranata, penguatan IHSG merupakan respons positif atas membaiknya outlook ekonomi domestik dan harapan stabilnya kebijakan suku bunga dalam waktu dekat.

“Investor mulai kembali masuk ke pasar, terutama pada sektor-sektor yang memiliki prospek pertumbuhan kuat seperti energi, bahan baku, dan konsumer. Apalagi didukung oleh sentimen global yang cenderung stabil,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Rabu.

Penutup: Sinyal Positif untuk Awal Mei

Menutup bulan April dengan kenaikan IHSG dan performa kuat dari sejumlah saham unggulan, pasar saham Indonesia memberikan sinyal positif menjelang pembukaan bulan Mei. Jika tren ini berlanjut, pelaku pasar berharap adanya perbaikan lebih lanjut pada sektor-sektor yang sempat tertekan dalam beberapa bulan terakhir.

Peningkatan volume transaksi dan nilai perdagangan juga menjadi indikator bahwa likuiditas pasar mulai pulih, seiring dengan meningkatnya keyakinan terhadap arah ekonomi makro dan kondisi global.

Terkini