JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa semua rumah susun (rusun) yang dibangun di wilayah ibu kota terhubung dengan sistem transportasi publik. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kebijakan pengembangan kawasan berbasis transit (transit-oriented development/TOD), yang mengedepankan integrasi antara hunian dan akses transportasi publik guna menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan dan terjangkau.
Menurut Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim, atau yang akrab disapa Chico, seluruh rumah susun yang dibangun di Jakarta harus memperhatikan kebutuhan akan konektivitas transportasi publik. "Semua harus berbasis transit-oriented development (TOD)," ujar Chico saat ditemui di Jakarta pada Senin (12/5/2025). Dengan kebijakan ini, diharapkan Jakarta dapat meningkatkan kualitas hidup warganya melalui pembangunan yang terintegrasi dengan fasilitas transportasi yang mudah diakses dan ramah lingkungan.
Meningkatkan Aksesibilitas dan Mengurangi Kemacetan
Langkah Pemprov DKI Jakarta untuk menghubungkan rumah susun dengan moda transportasi publik diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang sudah menjadi masalah kronis di ibu kota. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dan semakin padatnya kawasan perkotaan, tantangan terbesar Jakarta adalah menciptakan sistem transportasi yang efektif dan efisien untuk mendukung mobilitas warganya.
"Integrasi rumah susun dengan transportasi publik adalah solusi yang sangat efektif untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Dengan mempermudah akses menuju transportasi publik, kami berharap dapat mengurangi ketergantungan warga terhadap kendaraan pribadi, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kemacetan," jelas Chico lebih lanjut.
Konsep Transit-Oriented Development (TOD)
Konsep transit-oriented development (TOD) adalah pengembangan kawasan yang didesain sedemikian rupa sehingga hunian, tempat kerja, dan fasilitas lainnya terhubung langsung dengan sistem transportasi publik. Dalam praktiknya, TOD bertujuan untuk menciptakan kawasan perkotaan yang lebih ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, serta meningkatkan kualitas hidup warganya.
Dalam konteks Jakarta, TOD tidak hanya melibatkan pembangunan rumah susun yang terhubung dengan stasiun kereta atau halte bus, tetapi juga mencakup fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, ruang terbuka hijau, dan area komersial yang dapat diakses dengan mudah melalui transportasi publik. Dengan pengembangan seperti ini, masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi, yang pada gilirannya juga mengurangi emisi gas buang dan meningkatkan kualitas udara di Jakarta.
"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk membangun Jakarta yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Integrasi transportasi publik dengan hunian akan mempermudah masyarakat dalam mobilitas, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, serta menurunkan tingkat polusi udara," jelas Chico.
Dukungan terhadap Kebijakan TOD dari Berbagai Pihak
Kebijakan ini mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk pengamat transportasi dan masyarakat Jakarta yang mendambakan sistem transportasi yang lebih baik dan terjangkau. Pengamat transportasi, misalnya, menganggap langkah ini sebagai langkah yang sangat tepat untuk mengatasi masalah kemacetan yang sudah sangat parah di ibu kota. Menurut mereka, menghubungkan rumah susun dengan moda transportasi publik akan menciptakan pola hidup yang lebih efisien dan mengurangi beban infrastruktur yang ada.
"Jika semua rumah susun terintegrasi dengan transportasi publik, ini akan sangat menguntungkan warga, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan yang lebih jauh dari pusat kota. Hal ini juga akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki akses yang lebih mudah ke berbagai fasilitas penting seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan area kerja," ujar seorang pengamat transportasi di Jakarta.
Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendukung visi Jakarta sebagai kota yang lebih modern dan berkelanjutan, dengan mengurangi tekanan terhadap sistem transportasi yang ada serta mendorong pengembangan area perkotaan yang lebih terencana dan terstruktur.
Pengembangan Infrastruktur yang Terintegrasi
Dalam rangka mendukung kebijakan ini, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur transportasi publik, seperti sistem MRT, LRT, dan bus Transjakarta. Dengan semakin berkembangnya moda transportasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pada tahap awal, Pemprov DKI Jakarta berencana untuk mengembangkan proyek rumah susun yang terintegrasi dengan stasiun MRT dan LRT, seperti yang direncanakan untuk pembangunan di kawasan-kawasan padat penduduk seperti Cawang, Tanah Abang, dan Kota Tua. Di kawasan-kawasan ini, rumah susun yang dibangun akan dilengkapi dengan akses langsung ke stasiun kereta dan fasilitas transportasi publik lainnya, mempermudah mobilitas masyarakat dalam beraktivitas.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana untuk membangun lebih banyak rumah susun di sepanjang jalur transportasi publik yang telah ada atau sedang dibangun, seperti di sekitar jalur LRT dan MRT, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses transportasi umum tanpa harus menghabiskan waktu lama untuk mencapai stasiun atau halte bus.
Kebijakan yang Mendukung Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan
Kebijakan ini bukan hanya berkaitan dengan pengembangan transportasi, tetapi juga berfokus pada pembangunan yang berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya untuk memperbaiki kualitas hidup warganya dengan menerapkan konsep pembangunan yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
"Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk menciptakan kota yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Jakarta bukan hanya harus maju dalam hal pembangunan ekonomi, tetapi juga harus mampu menyediakan lingkungan hidup yang sehat bagi warganya," ujar Chico.
Dengan penerapan kebijakan TOD ini, Jakarta diharapkan dapat menjadi model bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia dalam menciptakan kota yang lebih terintegrasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Selain itu, pengembangan kawasan berbasis TOD juga dapat menarik investasi baru dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Tantangan dalam Implementasi Kebijakan TOD
Namun, implementasi kebijakan TOD ini juga tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah penyediaan dana untuk pembangunan infrastruktur transportasi yang memadai, termasuk pengembangan stasiun-stasiun dan jalur-jalur transportasi yang terintegrasi. Selain itu, masalah pembebasan lahan juga menjadi kendala utama dalam pengembangan rumah susun yang terhubung dengan transportasi publik di beberapa kawasan.
Meski demikian, Pemprov DKI Jakarta bertekad untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan terus berupaya untuk memastikan bahwa setiap proyek rumah susun yang dibangun dapat terhubung dengan moda transportasi publik yang efisien dan terjangkau.
Kesimpulan: Jakarta Menuju Kota yang Lebih Terintegrasi dan Berkelanjutan
Pernyataan tegas dari Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim, terkait kebijakan integrasi rumah susun dengan transportasi publik, menggambarkan langkah strategis Pemprov DKI Jakarta untuk membangun kota yang lebih terhubung, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan penerapan konsep transit-oriented development (TOD), Jakarta diharapkan dapat mengurangi kemacetan, memperbaiki kualitas udara, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Melalui kebijakan ini, Pemprov DKI Jakarta tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan kota yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Dengan semakin terintegrasinya sistem transportasi publik dengan pembangunan rumah susun, Jakarta akan semakin siap untuk menghadapi tantangan perkotaan di masa depan.