Industri Otomotif Global Dilanda Kelebihan Kapasitas, Geely Putuskan Tak Bangun Pabrik Baru dan Fokus Optimalkan Fasilitas yang Ada

Selasa, 10 Juni 2025 | 08:43:02 WIB
Industri Otomotif Global Dilanda Kelebihan Kapasitas, Geely Putuskan Tak Bangun Pabrik Baru dan Fokus Optimalkan Fasilitas yang Ada

JAKARTA – Industri otomotif global saat ini sedang menghadapi tantangan besar berupa kelebihan kapasitas produksi. Kondisi ini memaksa para produsen kendaraan, termasuk Geely Holding Group, untuk memutar otak agar tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat, terutama di pasar domestik Tiongkok yang saat ini mengalami tekanan akibat perang harga antarprodusen.

Peringatan tersebut disampaikan langsung oleh pendiri dan pimpinan Geely, Li Shufu, dalam forum otomotif yang digelar di Chongqing. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa Geely tidak akan mengikuti langkah sejumlah kompetitor yang berlomba-lomba memperluas kapasitas produksi mereka. Sebaliknya, Geely akan lebih fokus pada efisiensi dan optimalisasi fasilitas yang sudah ada.

“Industri otomotif global saat ini menghadapi masalah kelebihan kapasitas yang signifikan. Untuk itu, Geely tidak akan membangun pabrik baru atau memperluas kapasitas produksi yang sudah ada,” tegas Li Shufu dalam pernyataannya.

Geely Holding merupakan perusahaan otomotif besar asal Tiongkok yang memiliki sejumlah merek ternama, antara lain Geely Auto, Zeekr, Lynk & Co, serta Volvo. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini juga semakin aktif mengembangkan pasar internasional, namun tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam ekspansi.

Tantangan di Tengah Persaingan Harga Ketat

Pasar otomotif Tiongkok saat ini tengah dilanda persaingan harga yang agresif, terutama di segmen kendaraan listrik (EV). Kondisi ini membuat margin keuntungan menyusut dan memaksa produsen untuk mencari solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Tak sedikit produsen mobil besar asal Tiongkok seperti BYD, Chery, dan Great Wall Motor memilih untuk membangun pabrik di luar negeri demi menyerap kelebihan produksi.

Namun, berbeda dari para pesaingnya, Geely memilih pendekatan yang lebih strategis dan terukur. Alih-alih membangun pabrik baru, perusahaan ini menjalin kerja sama internasional guna memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada di pasar lain.

Salah satu langkah yang diambil adalah menjalin kemitraan dengan produsen mobil asal Prancis, Renault, di Brasil. Geely berencana menggunakan fasilitas produksi milik Renault di negara tersebut untuk memproduksi kendaraan bagi pasar Amerika Selatan, sekaligus mengambil saham minoritas dalam operasi Renault di Brasil.

Strategi Global Geely Lewat Aliansi dengan Renault

Kemitraan Geely dengan Renault di Brasil diumumkan sebagai bagian dari strategi global perusahaan dalam menghadapi tekanan kelebihan kapasitas di pasar domestik. Melalui kerja sama ini, Geely tidak hanya dapat memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah tersedia, tetapi juga memperluas jangkauan pasarnya di kawasan Amerika Selatan yang terus berkembang.

Menurut laporan sebelumnya, Geely dan Renault akan memproduksi kendaraan hibrida dan kendaraan pembakaran internal (ICE) untuk pasar regional. Kerja sama ini dinilai sebagai langkah yang efisien dan saling menguntungkan di tengah perubahan lanskap industri otomotif global.

Namun demikian, laporan Reuters menyebutkan bahwa persetujuan resmi dari pihak otoritas Tiongkok terhadap kemitraan ini sempat mengalami penundaan. Meski begitu, Geely menyatakan bahwa kerja sama mereka dengan Renault di Brasil sejauh ini tetap berjalan sesuai rencana.

“Kemitraan Geely dengan Renault di Brasil berjalan lancar dan sukses. Tidak ada hambatan besar dalam implementasinya,” demikian pernyataan resmi Geely menanggapi laporan tersebut.

Tanggapan Pemerintah Tiongkok dan Imbauan Penghentian Perang Harga

Situasi kelebihan kapasitas dan persaingan harga yang semakin tak terkendali juga telah menarik perhatian pemerintah Tiongkok. Otoritas setempat bahkan mengeluarkan imbauan agar produsen otomotif menghentikan perang harga yang dinilai berisiko merusak stabilitas industri secara keseluruhan.

Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai menyadari dampak jangka panjang dari ekspansi produksi yang tidak terkendali. Perang harga yang terjadi di pasar domestik tidak hanya mengancam profitabilitas, tetapi juga memicu oversupply yang berlebihan, mempersulit pemulihan industri dalam jangka panjang.

Masa Depan Geely di Tengah Dinamika Industri Otomotif

Dengan mengambil pendekatan yang lebih konservatif dan strategis, Geely tampaknya ingin memastikan bahwa ekspansi globalnya dilakukan secara berkelanjutan. Penggunaan fasilitas produksi yang sudah ada, seperti pabrik Renault di Brasil, mencerminkan fokus perusahaan pada efisiensi operasional dan pengurangan risiko investasi besar yang belum tentu dibutuhkan dalam jangka pendek.

Keputusan Geely untuk tidak menambah kapasitas produksi baru menjadi penegasan atas pendekatan realistis yang kini mulai diterapkan banyak produsen di tengah volatilitas pasar. Hal ini juga sekaligus menjadi sinyal bagi pelaku industri otomotif lainnya untuk mulai mengevaluasi strategi ekspansi yang terlalu agresif.

Terkini