JAKARTA - Industri otomotif global tengah menghadapi tantangan besar akibat kelebihan kapasitas produksi atau overcapacity, dan hal ini mendorong sejumlah pabrikan besar mengambil langkah penyesuaian. Salah satunya adalah Geely Auto, produsen mobil asal Tiongkok, yang secara tegas menyatakan tidak akan membangun pabrik baru maupun memperluas fasilitas produksi yang sudah ada dalam waktu dekat.
Keputusan strategis ini diumumkan Geely sebagai respons terhadap kondisi pasar otomotif global yang tengah mengalami kelebihan suplai. Dalam sebuah klip video yang diunggah secara daring, manajemen Geely menyampaikan bahwa langkah ini diambil demi menjaga keseimbangan pasar dan fokus pada inovasi teknologi yang lebih berkelanjutan.
“Industri otomotif global terperosok dalam masalah kelebihan kapasitas yang parah, (jadi) kami memutuskan untuk menghentikan pembangunan pabrik mobil baru,” ujar pihak Geely Auto dalam pernyataannya.
Overcapacity Ancam Stabilitas Industri Otomotif Global
Masalah overcapacity menjadi perhatian serius dalam industri otomotif, terutama di Tiongkok sebagai pasar otomotif terbesar di dunia. Menurut data dari Goldman Sachs, hanya sekitar 50 persen dari total kapasitas produksi kendaraan listrik nasional yang digunakan pada 2024. Dari 20 juta unit kapasitas yang tersedia, hanya setengahnya yang benar-benar terserap pasar.
Situasi ini menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan, mendorong persaingan yang semakin agresif di antara para produsen kendaraan, baik konvensional maupun kendaraan listrik.
Sejumlah merek besar di Tiongkok seperti BYD, Leapmotor, dan Geely sendiri telah memangkas harga lebih dari 70 model kendaraan hingga 20 persen pada akhir Mei 2025. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah melimpahnya stok dan melambatnya pertumbuhan permintaan.
Geely Fokus pada Teknologi Mobilitas Masa Depan
Alih-alih membangun infrastruktur baru, Geely Auto kini mengalihkan fokus pada peningkatan kemampuan teknologi. Strategi ini dinilai lebih tepat dalam mempersiapkan perusahaan menghadapi masa depan industri otomotif yang semakin terdorong oleh digitalisasi dan elektrifikasi.
Geely memproduksi berbagai merek kendaraan, termasuk Zeekr, Lynk & Co, dan Galaxy, yang semuanya berada di garis depan inovasi kendaraan listrik dan hibrida. Tahun lalu, Geely mencatat pengiriman sebanyak 2,18 juta unit kendaraan, naik 32 persen dibandingkan 2023. Dari jumlah tersebut, lebih dari 888.000 unit adalah kendaraan listrik, meningkat 92 persen secara tahunan.
“Sebagai salah satu produsen mobil bensin dan listrik terkemuka di negara ini, keputusan Geely untuk menghentikan pembangunan pabrik baru tentu akan menginspirasi para pesaing lokalnya untuk melakukan langkah serupa guna memastikan pertumbuhan sektor otomotif yang sehat,” kata Chen Jinzhu, CEO Shanghai Mingliang Auto Service.
Kinerja Keuangan Tetap Menguat di Tengah Tantangan
Meski menahan ekspansi fisik, performa keuangan Geely tetap mengesankan. Pada 2024, perusahaan mencatat laba bersih sebesar 8,5 miliar yuan, meningkat 52 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan bahwa strategi efisiensi dan fokus pada teknologi mampu menjaga profitabilitas perusahaan di tengah dinamika pasar yang berat.
Perlu diketahui, Geely Auto berada di bawah naungan Zhejiang Geely Holding Group, perusahaan induk yang juga mengendalikan Volvo Cars dan memiliki saham di raksasa otomotif global seperti Daimler, produsen Mercedes-Benz. Ini menempatkan Geely sebagai salah satu pemain utama dalam konsolidasi global industri otomotif.
Tiongkok Tetap Jadi Episentrum Kendaraan Listrik Dunia
Menurut Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, penjualan kendaraan listrik di negara tersebut menyumbang lebih dari 60 persen dari total pengiriman kendaraan pada 2024. Hal ini menegaskan posisi Tiongkok sebagai pasar kunci kendaraan energi baru (NEV).
Namun, dominasi tersebut dibayangi oleh tekanan overcapacity yang dapat mengganggu stabilitas jangka panjang. Maka, langkah Geely yang menunda ekspansi pabrik dinilai sebagai bentuk tanggung jawab industri untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan keberlanjutan pasar.
Langkah Geely Auto untuk menghentikan pembangunan pabrik baru mencerminkan pergeseran strategi industri otomotif dari ekspansi fisik ke penguatan inovasi dan efisiensi. Dalam menghadapi kelebihan kapasitas dan ketatnya persaingan harga, pendekatan ini dinilai lebih adaptif dan visioner.
Dengan tetap mencatat pertumbuhan penjualan dan laba di tengah tekanan pasar, Geely membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari perluasan infrastruktur, melainkan dari kemampuan menavigasi tantangan melalui inovasi, efisiensi, dan strategi bisnis jangka panjang.