Ramen Autentik Lanzhou Ramaikan Kuliner Bekasi

Kamis, 26 Juni 2025 | 14:10:58 WIB
Ramen Autentik Lanzhou Ramaikan Kuliner Bekasi

JAKARTA - Dunia kuliner Indonesia kembali diramaikan dengan kehadiran masakan autentik asal China, kali ini melalui restoran Maji Lanzhou Beef Noodles atau dikenal juga sebagai La Mee Pak Ma, yang kini membuka cabangnya di Bekasi. Restoran ini tidak hanya menyajikan mi tarik khas Lanzhou, tetapi juga menjadi simbol pertukaran budaya antara China dan Indonesia.

Restoran ini didirikan oleh Masa, seorang koki dan pengusaha asal China yang dikenal akrab dengan sapaan Pak Ma. Dengan latar belakang sebagai pewaris resep tradisional dari keluarganya di Tiongkok, Pak Ma membawa misi kuliner yang lebih dari sekadar bisnis—yakni mempererat hubungan antarmasyarakat lewat sajian otentik.

“Saya ingin membawa makanan dari kampung halaman saya ke sini, berbagi makanan lezat ini dengan semua orang, dan menggunakan makanan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang Indonesia, China, dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra,” ungkap Masa dalam wawancara dengan Xinhua.

“Saya juga ingin membantu mempererat persahabatan antara rakyat China dan Indonesia,” lanjutnya.

Dari Lanzhou ke Bekasi: Resep Turun-Temurun dan Cita Rasa Autentik

Mi tarik tangan khas Lanzhou telah lama dikenal sebagai salah satu warisan kuliner paling berharga dari wilayah barat laut Tiongkok. Ciri khasnya adalah kaldu bening namun kaya rasa, mi kenyal buatan tangan, irisan daging sapi tipis (qinzhen), serta topping lobak putih dan daun ketumbar segar. Maji Lanzhou Beef Noodles mempertahankan keaslian resep tersebut, sambil tetap membuka ruang adaptasi dengan selera lokal masyarakat Indonesia.

“Kami tetap mempertahankan rasa asli Lanzhou, tapi juga menyesuaikan beberapa aspek agar bisa diterima lebih luas di Indonesia,” ujar Masa.

Resep yang digunakan di restoran ini berasal dari ayah Masa sendiri, yang mengajarkannya teknik dasar pembuatan mi tarik dan racikan bumbu khas sejak kecil. Ketekunan dan dedikasinya dalam mengasah keterampilan itulah yang membuat setiap mangkuk mi yang disajikan membawa cita rasa otentik, namun tetap bersahabat bagi lidah lokal.

Dari Tantangan Hingga Sukses Ekspansi

Masa tidak menutupi bahwa awal mula mendirikan restoran di Indonesia bukan hal mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kendala bahasa, adaptasi budaya, hingga penentuan lokasi usaha yang strategis.

“Pada awalnya, ada banyak tantangan saat membuka restoran di sini,” kenangnya.
“Termasuk kendala bahasa, memilih lokasi restoran, dan memahami adat istiadat setempat.”

Namun, berbekal semangat tinggi dan dukungan dari teman serta tim kerja, Masa berhasil membuka empat cabang secara bersamaan, antara lain di Orchid Garden, Gajah Mada, Pantai Indah Kapuk, dan satu lokasi lainnya.

“Saya sangat bersyukur atas bantuan yang saya terima,” ujarnya.
“Awalnya memang sulit, tetapi saya percaya waktu akan menyelesaikan semua kendala.”

Filosofi Bisnis: Lokalisasi dan Pemberdayaan SDM

Salah satu pendekatan bisnis Masa yang patut diapresiasi adalah komitmen pada lokalisasi. Ia memastikan bahwa seluruh bahan baku berasal dari dalam negeri, tidak hanya untuk menjamin kesegaran, tetapi juga demi mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

“Lokalisasi adalah kunci untuk pengembangan jangka panjang,” jelas Masa.

Tak hanya itu, pelatihan dan pemberdayaan karyawan juga menjadi bagian penting dari strategi Masa. Ia percaya bahwa karyawan Indonesia memiliki kecerdasan dan etos kerja tinggi, sehingga layak diberi ruang untuk berkembang.

“Menurut saya, karyawan Indonesia sangat cerdas,” kata Masa.
“Poinnya adalah menghargai setiap karyawan dan pendapat mereka. Yang kedua adalah menjadi teman baik bagi karyawan saya, bukan hanya sebagai atasan.”

Dengan pendekatan ini, Masa menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan suportif, yang diyakininya menjadi fondasi keberhasilan bisnis jangka panjang.

Kuliner Sebagai Jembatan Budaya

Lebih dari sekadar menjual makanan, Masa memandang restorannya sebagai sarana pertukaran budaya dan pemersatu dua bangsa. Ia menginginkan agar masyarakat Indonesia dapat mengenal lebih dekat budaya kuliner China, sekaligus menjadikan restorannya tempat bagi masyarakat Tiongkok untuk memahami budaya Indonesia.

“Saya percaya hal-hal baik harus dibagikan,” katanya.
“Saya harap orang lain dapat memahami budaya makanan China. Demikian pula, kita juga dapat belajar tentang makanan dan budaya Indonesia. Ini sangat bermakna bagi kami.”

Salah satu tantangan yang masih dihadapi hingga kini adalah kendala bahasa, namun Masa menghadapinya dengan kerendahan hati dan tekad kuat untuk terus belajar.

“Saya selalu berusaha untuk lebih banyak berkomunikasi dengan karyawan saya dan belajar lebih banyak. Saya tidak akan khawatir bahkan jika saya membuat kesalahan,” akunya.

Komitmen ke Depan: Melestarikan Tradisi, Menerima Perubahan

Masa menegaskan bahwa meskipun restorannya menjunjung tinggi nilai tradisi, pihaknya tidak menutup mata terhadap pentingnya inovasi. Ia terbuka terhadap adaptasi rasa dan penyajian, selama tidak menghilangkan ruh dari masakan aslinya.

“Zaman berubah, dan masakan juga perlu berkembang,” ungkapnya.
“Kami ingin meneruskan masakan tradisional, tetapi juga meningkatkan mutu masakan kami agar lebih sesuai untuk semakin banyak orang.”

Dengan semangat yang tinggi, strategi bisnis yang inklusif, dan keberanian untuk berinovasi, Maji Lanzhou Beef Noodles di Bekasi telah menjelma menjadi ikon kolaborasi lintas budaya. Setiap mangkuk ramen yang disajikan bukan hanya sekadar makanan, melainkan cerita tentang perpaduan warisan, kerja keras, dan persahabatan antarbangsa.

Terkini