Tol Rusak karena ODOL, Jasa Marga Minta Tindakan

Selasa, 01 Juli 2025 | 11:00:56 WIB
Tol Rusak karena ODOL, Jasa Marga Minta Tindakan

JAKARTA – Kerusakan permukaan jalan tol nasional yang sering muncul khususnya di jalur tujuh kiri, bukan karena mutu konstruksi rendah seperti dugaan beberapa pihak. Sebaliknya, PT Jasa Marga menegaskan pemicu utama kerusakan adalah beban berlebih dari truk bertonase tinggi—praktik yang dikenal sebagai Over Dimensi Over Load (ODOL).

Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menyatakan dalam sesi bincang santai bersama Kementerian Perhubungan, bahwa banyak keluhan soal kualitas jalan tol yang sebenarnya akibat kendaraan melebihi berat maksimum.
“Perbaikan yang terus menerus dilakukan bukan karena konstruksi jalan yang kurang bagus, tapi lebih diakibatkan beban kendaraan yang kelebihan muat alias Over Dimensi Overload (ODOL),” jelas Rivan.

Jalur Kiri Jadi Korban Utama

Fenomena ODOL menjadi tantangan besar bagi pengelolaan infrastruktur tol. Rivan menekankan bahwa beban kendaraan berat mendominasi lajur satu dan dua—menyebabkan tekanan berkali lipat dari rancangan awal.
“Kami melihat bahwa jalur kiri, terutama jalur satu dan dua, lebih cepat rusak karena kendaraan berat sering berada di lajur tersebut. Padahal, secara regulasi dan teknis, kendaraan berat juga punya aturan muatan maksimal,” ungkapnya.

Tol Jakarta–Cikampek dan Jakarta–Merak disebut sebagai contoh nyata. Kedua koridor ini adalah poros logistik utama Pulau Jawa, dimana volume kendaraan berat sangat tinggi.

Perbaikan Jalan: Tak Henti Tapi Biaya Membengkak

Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengguna tol, Jasa Marga terus melakukan perbaikan rutin. Namun hal tersebut memakan dana besar dari kas perusahaan dan pemerintah.
“Perbaikan ini terus dilakukan untuk menjaga standar pelayanan kepada pengguna jasa sekaligus keamanan dan kenyamanan pengendara,” imbuh Rivan.

Namun, perbaikan bersifat simptomatik tanpa solusi tuntas jika praktik ODOL tetap berlangsung. Jasa Marga bahkan mencatat bahwa satu kendaraan ODOL yang melewati lajur tol secara berulang dapat mengurangi umur jalan hingga 50 persen dari ketahanan asli.

Teknologi dan Kolaborasi Diperlukan

Sebagai langkah strategis, Jasa Marga telah mengimplementasikan sistem berat kendaraan real-time (Weight in Motion/WIM) di beberapa ruas tol. Teknologi ini dapat mendeteksi muatan berlebih kemudian mengarahkan kendaraan untuk penindakan lanjutan.
Meski begitu, Rivan menegaskan bahwa pengawasan tersebut tidak cukup. “Kami hanya bisa mengelola jalan dan menjaga infrastruktur. Untuk penindakan dan pengawasan terhadap kendaraan ODOL, tentu menjadi wewenang instansi terkait, seperti Kementerian Perhubungan dan Kepolisian,” tegasnya.

Kementerian Perhubungan juga telah meningkatkan upaya penindakan kendaraan ODOL melalui integrasi data antarinstitusi, pemasangan jembatan timbang, dan operasi penindakan langsung. Sosialisasi kepada sopir dan pemilik truk digencarkan di terminal, pelabuhan, dan kawasan industri.

Dampak Luas: Ekonomi dan Keselamatan Terancam

Selain merusak jalan, ODOL berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan. Jalan yang retak atau berlubang dapat menyebabkan kerusakan kendaraan dan kecelakaan fatal.
“Jika kendaraan ODOL dibiarkan, maka bukan hanya jalan yang rusak, tapi potensi kecelakaan juga meningkat. Kita semua punya peran untuk mengakhiri praktik ini,” ancam Rivan.

Kualitas jalan tol yang menurun juga berimbas pada efisiensi logistik, meningkatkan biaya perawatan transportasi dan menurunkan kecepatan distribusi barang—yang akhirnya membebani masyarakat dan bisnis nasional.

Kesadaran Industri sebagai Solusi Utama

Rivan menekankan bahwa kesadaran industri logistik menjadi kunci. Tanpa dukungan dari pelaku usaha, regulasi dan teknologi tidak akan efektif.
“Kita tidak bisa terus menerus memperbaiki jalan, sementara akar masalahnya belum ditangani. Kesadaran dan penegakan hukum menjadi kunci,” katanya.

Dengan demikian, upaya jangka panjang perlu melibatkan kolaborasi pemerintah, operator jalan tol, dan pelaku logistik—dengan kombinasi teknologi, regulasi tegas, dan edukasi publik.

Harapan untuk Jalan Tol yang Tahan Lama

Jasa Marga mendukung penuh inisiatif pemerintah untuk membangun sistem logistik nasional yang tertib dan berkelanjutan. Jalan tol yang berkualitas menjadi sarana vital dalam menumbuhkan daya saing dan meningkatkan daya dukung ekonomi nasional.
Semua pihak berharap, melalui sinergi pengawasan ODOL, penegakan hukum, dan penerapan teknologi, kerusakan jalan tol bisa dikurangi signifikan. Solusi ini diyakini tidak hanya memperpanjang umur jalan, tetapi juga memperkuat infrastruktur transportasi dalam jangka panjang.

Terkini

Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan

Senin, 21 Juli 2025 | 15:49:36 WIB

Xiaomi 15, Flagship Terjangkau 2025

Senin, 21 Juli 2025 | 15:52:52 WIB