BRI Jaga Stabilitas Lewat Subsidi dan Kredit

Jumat, 01 Agustus 2025 | 08:50:08 WIB
BRI Jaga Stabilitas Lewat Subsidi dan Kredit

JAKARTA - Di tengah dinamika ekonomi nasional yang menuntut ketahanan daya beli masyarakat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memainkan peran sentral dalam mendukung berbagai program strategis pemerintah. Salah satu kontribusi terbesarnya tercermin melalui penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU), yang secara langsung menyasar pekerja berpenghasilan rendah di seluruh Indonesia.

Melalui penyaluran BSU tahun 2025, BRI telah mengalirkan dana sebesar Rp 2,25 triliun kepada 3,7 juta rekening pekerja. Bantuan tersebut disalurkan dalam empat tahap, menjadi bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi masyarakat lapisan bawah di tengah tekanan inflasi dan dinamika harga komoditas.

"BRI berhasil menyalurkan bantuan subsidi upah atau BSU tahun 2025 senilai Rp 2,25 triliun kepada 3,7 juta rekening penerima yang dilakukan dalam 4 tahap. Ini merupakan peran aktif BRI dalam turut serta menjaga daya beli masyarakat yang menjadi fokus pemerintah," ujar Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto dalam konferensi pers virtual.

Program BSU merupakan stimulus ekonomi yang dirancang pemerintah untuk memperkuat daya beli dan meringankan beban hidup pekerja di sektor formal. Dalam skemanya, masing-masing penerima mendapat Rp 300 ribu per bulan selama dua bulan, yaitu pada 2025, dengan total bantuan sebesar Rp 600 ribu yang disalurkan sekaligus.

Namun peran BRI tidak berhenti pada BSU. Bank pelat merah ini juga aktif dalam mengakselerasi pembiayaan ke sektor produktif, salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dukungan ini diarahkan tidak hanya untuk memperkuat pelaku UMKM secara umum, tetapi juga untuk mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menyasar kelompok masyarakat rentan, terutama anak-anak sekolah.

Dalam konteks program MBG, BRI menyediakan akses pembiayaan KUR kepada UMKM yang berperan sebagai pemasok bahan pangan di berbagai daerah. Kolaborasi ini menandai sinergi antara sektor keuangan dan program sosial pemerintah untuk memastikan kesinambungan dan keberlanjutan program.

Secara kumulatif, BRI mencatat penyaluran KUR sebesar Rp 83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur. Capaian ini mempertegas peran dominan BRI dalam pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Di sektor perumahan, kontribusi BRI juga terlihat nyata. Dalam rangka mendukung target penyediaan tiga juta rumah, BRI aktif menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hingga semester I 2025, bank ini telah menyalurkan pembiayaan kepada 97.878 MBR dengan total nilai Rp 13,35 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 19,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Agus Noorsanto menambahkan bahwa BRI juga mendukung program terbaru pemerintah, yakni Kopdes Merah Putih, yang resmi diluncurkan belum lama ini. Program ini menjadi bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi desa dan memperluas inklusi keuangan di tingkat akar rumput.

“Terbaru program Kopdes Merah Putih, BRI berkomitmen mendukung program tersebut yang baru diluncurkan,” kata dia.

Meskipun tengah menjalankan berbagai program sosial dan pembiayaan strategis, BRI tetap mencatat kinerja keuangan yang solid, meski mengalami tekanan di beberapa aspek. Laba bersih BRI pada semester pertama 2025 tercatat sebesar Rp 26,5 triliun. Meski jumlah ini masih tergolong tinggi, nilainya menurun sebesar 11,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 29,89 triliun.

Penurunan ini terjadi di tengah peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 2,6 persen secara tahunan menjadi Rp 102,37 triliun. Namun, beban bunga juga meningkat sebesar 2,07 persen menjadi Rp 29,10 triliun. Akibatnya, pendapatan bunga bersih hanya naik tipis 2,8 persen menjadi Rp 73,27 triliun. Net Interest Margin (NIM) pun mengalami koreksi dari 6,81 persen menjadi 6,58 persen, yang mengindikasikan tekanan pada efisiensi margin bank.

Meski demikian, dari sisi intermediasi, BRI tetap mencatat pertumbuhan penyaluran kredit. Hingga akhir semester I-2025, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 1.416,62 triliun, naik 5,97 persen dibanding tahun sebelumnya. Kredit UMKM menjadi porsi terbesar dalam portofolio pembiayaan BRI, dengan nilai mencapai Rp 1.137,84 triliun atau sekitar 80,32 persen dari total kredit.

Dalam hal pengelolaan risiko, BRI menunjukkan perbaikan signifikan. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross turun menjadi 3,23 persen, sementara NPL net membaik menjadi 0,99 persen pada 2025. Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan BRI dalam menjaga kualitas aset di tengah ekspansi pembiayaan.

Secara keseluruhan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan BSU, mendukung program pemerintah, serta tetap mencatat pertumbuhan pembiayaan UMKM dan perumahan menegaskan posisi bank ini sebagai pilar penting dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan terhadap sektor produktif, inklusi keuangan, serta penguatan daya beli masyarakat menjadi fondasi utama strategi BRI dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks dan dinamis.

Terkini