Jaga Kesehatan Anak dengan Asupan Mikronutrien

Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:49:40 WIB
Jaga Kesehatan Anak dengan Asupan Mikronutrien

JAKARTA - Tidak semua kebutuhan gizi anak bisa dikenali hanya dari seberapa banyak makanan yang mereka konsumsi. Sering kali, piring yang tampak penuh belum tentu menjamin kecukupan zat gizi penting bagi tubuh. Di balik karbohidrat dan protein yang terlihat jelas, ada zat gizi yang lebih halus tetapi sangat menentukan: mikronutrien.

Mikronutrien, yang terdiri dari vitamin dan mineral, memiliki peran vital dalam mendukung fungsi tubuh anak, mulai dari perkembangan otak hingga sistem kekebalan tubuh. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, kekurangannya bisa berdampak besar dan lama terhadap kualitas hidup anak di masa depan.

“Mikronutrien adalah serat-serat makanan yang diperlukan tubuh dalam jumlah relatif sedikit, tetapi jika tidak dipenuhi akan menyebabkan gangguan kesehatan,” terang dr. M. Bambang Edi Susyanto, Sp.A., M.Kes.

Dokter Bambang menjelaskan bahwa kebutuhan mikronutrien sangat menentukan dalam tahap-tahap tumbuh kembang anak. Vitamin seperti A, B, C, D, dan E memiliki peran spesifik terhadap metabolisme dan pertumbuhan jaringan tubuh. Sedangkan mineral seperti zat besi, zinc, kalsium, dan yodium penting dalam pembentukan darah, fungsi tiroid, kekuatan tulang, dan daya tahan tubuh.

Namun, banyak orang tua masih kurang menyadari pentingnya asupan mikronutrien ini. Mereka lebih fokus pada makronutrien seperti nasi, lauk berprotein, dan lemak. Padahal, meski terlihat cukup, kekurangan mikronutrien bisa terjadi secara tersembunyi.

“Padahal, jika kebutuhan mikronutrien tidak terpenuhi, anak-anak bisa mengalami gangguan kesehatan yang serius. Salah satu contohnya adalah kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia. Kondisi ini tak hanya membuat anak tampak pucat dan lesu, tetapi juga menghambat kemampuan konsentrasi mereka di sekolah,” ujarnya.

Kekurangan zat besi memang menjadi salah satu contoh nyata dari dampak kurangnya mikronutrien. Anak yang mengalami anemia tidak hanya kesulitan dalam belajar, tetapi juga bisa tumbuh lebih lambat, mudah lelah, dan sering jatuh sakit.

Kebutuhan mikronutrien anak pun meningkat pada masa-masa tertentu dalam hidupnya. Dua fase yang paling krusial adalah saat 1.000 hari pertama kehidupan—sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun—dan masa pubertas. Di masa inilah tubuh mengalami lonjakan pertumbuhan yang pesat dan membutuhkan asupan nutrisi optimal untuk menunjang pembentukan organ vital seperti otak dan tulang.

Menurut dr. Bambang, sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan bahan pangan yang sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien. Konsumsi buah dan sayuran segar, daging, ikan, telur, dan produk susu sudah cukup asalkan diolah dan dikonsumsi secara seimbang dan beragam.

“Pola makan seimbang dengan variasi bahan pangan lokal sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mikronutrien. Buah-buahan segar, sayuran hijau, daging, ikan, telur, serta produk olahan susu adalah sumber mikronutrien alami yang mudah diakses,” paparnya.

Namun, tidak semua kondisi memungkinkan terpenuhinya kebutuhan mikronutrien melalui makanan sehari-hari. Dalam situasi tertentu, suplementasi bisa menjadi solusi.

“Dalam kondisi tertentu, suplementasi memang dibutuhkan, misalnya pada bayi di bawah dua tahun yang memerlukan tambahan zat besi, atau pada anak yang sedang mengalami diare yang perlu tambahan zinc,” lanjut dr. Bambang.

Selain anak-anak, kelompok rentan seperti ibu hamil, remaja, hingga lansia juga memerlukan perhatian lebih terhadap kecukupan mikronutrien. Mereka dapat mengalami defisiensi jika asupan hariannya tidak mencukupi atau jika tubuh mengalami penurunan kemampuan menyerap nutrisi karena kondisi tertentu.

dr. Bambang juga menekankan bahwa edukasi gizi kepada orang tua sangat penting. Memahami fungsi mikronutrien dan mengenali fase-fase penting dalam perkembangan anak dapat membantu mereka menyusun pola makan yang lebih optimal.

“Menjadi orang tua berarti bisa mengenali fase-fase penting perkembangan yang memerlukan perhatian ekstra terhadap asupan mikronutrien. Kesehatan anak dimulai dari piring makan di rumah. Jangan tunggu sampai mereka sakit baru menyadari pentingnya mikronutrien,” tutupnya.

Dengan memahami peran mikronutrien dalam tumbuh kembang anak, orang tua dapat lebih bijak dalam menentukan menu harian keluarga. Tidak hanya cukup secara kuantitas, tetapi juga kaya akan kualitas gizi yang menunjang kesehatan jangka panjang.

Terkini

Istilah Gol Sepak Bola: Brace hingga Quintrick

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:26:22 WIB

Olahraga Sehat di Tengah Sibuknya Kota

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:33:03 WIB

Tiga Raja Juara VNL Voli Putra

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:36:17 WIB

Hernandez vs Dolidze: Duel Penentu UFC

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:41:43 WIB

Agustus Meriah Bareng Artis Korea

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:51:09 WIB