Kesehatan Dini Didorong Lewat Program Cek Gratis untuk Siswa

Rabu, 06 Agustus 2025 | 07:57:50 WIB
Kesehatan Dini Didorong Lewat Program Cek Gratis untuk Siswa

JAKARTA - Memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat tak lagi hanya jadi urusan rumah atau fasilitas kesehatan. Pemerintah kini mengambil langkah lebih menyeluruh dengan menerjunkan tim medis langsung ke satuan pendidikan dasar melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Langkah ini menjadi upaya konkret membangun fondasi kesehatan generasi muda sejak usia sekolah, sekaligus bagian dari strategi menuju Indonesia Emas 2045.

Diluncurkan secara resmi pada 4 Agustus 2025, CKG tidak sekadar menawarkan layanan medis gratis. Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang menjadi prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto. CKG menyasar semua siswa di SD, MI, dan pesantren di seluruh Indonesia sebagai kelompok usia yang paling krusial untuk intervensi kesehatan.

Sehat Menentukan Kualitas Belajar

Mengapa penting menargetkan siswa sekolah dasar? Direktur Sekolah Dasar Kemendikdasmen, Muhammad Salim Somad, menjelaskan bahwa kesehatan anak bukan hanya soal sakit atau tidak, tetapi berkaitan langsung dengan kualitas pendidikan.

“Anak-anak yang sehat memiliki daya serap belajar lebih tinggi. Ini bukan soal sakit atau tidak, tapi kesiapan fisik dan mental untuk tumbuh maksimal,” ungkapnya dalam webinar sosialisasi CKG.

Ia menyoroti bahwa fase pendidikan dasar adalah masa emas pertumbuhan yang menentukan kualitas generasi ke depan. Salah satu perhatian utama adalah meningkatnya angka obesitas pada anak. “Jumlah anak overweight kini lebih tinggi dibandingkan anak yang gizi kurang. Jika tidak ditangani sejak dini, ini berpotensi memicu penyakit tidak menular di masa depan,” ujarnya menegaskan.

Layanan Lengkap dan Ramah Anak

CKG hadir dengan pendekatan yang menyeluruh dan tidak menakutkan bagi anak-anak. Petugas dari Puskesmas datang langsung ke sekolah untuk melakukan berbagai pemeriksaan kesehatan, tanpa pungutan biaya.

Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

-Status gizi (tinggi badan dan berat badan)

-Pemeriksaan mata, telinga, dan gigi

-Skrining tekanan darah, gula darah, TBC, dan hepatitis

-Kesehatan reproduksi dan jiwa

-Riwayat imunisasi

-Deteksi penyakit kulit (khusus daerah endemis)

Untuk siswa kelas 4 hingga 6, ada tambahan kuesioner yang mengevaluasi kebiasaan seperti merokok, konsumsi gula berlebih, dan aktivitas fisik.

“Pemeriksaan dilakukan tanpa suntikan, kecuali untuk imunisasi wajib. Anak-anak tidak perlu takut,” kata R. Weni Kusumaningrum, Ketua Tim Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja di Kementerian Kesehatan.

Weni juga menyampaikan beberapa data yang menguatkan pentingnya CKG. Di antaranya, 16 persen anak usia 5–14 tahun mengalami anemia, banyak yang rutin mengonsumsi minuman manis (berisiko diabetes), kurang tidur dan kurang aktivitas fisik, serta kondisi psikologis yang memprihatinkan.

“Berdasarkan Global School Health Survey 2023, 1 dari 10 remaja usia 13–17 tahun pernah mencoba mengakhiri hidup. Ini alarm psikososial. Kesehatan jiwa harus jadi perhatian sejak SD,” tegasnya.

Jangkauan Luas dan Kolaborasi Lintas Sektor

Pemerintah menargetkan program CKG menjangkau lebih dari 53 juta anak usia sekolah di seluruh Indonesia. Mekanismenya disesuaikan dengan kondisi masing-masing:

-Anak di sekolah formal diperiksa di sekolah oleh tim Puskesmas

-Anak yang tidak sekolah dapat mengakses layanan CKG di Puskesmas

-Guru dan tenaga pendidik juga dianjurkan ikut cek kesehatan

Sekolah memiliki peran penting dalam koordinasi pelaksanaan, mulai dari menyiapkan data siswa, menyusun jadwal pemeriksaan, hingga menyediakan ruang pemeriksaan.

Ketua Tim Kerja Peserta Didik Direktorat SD, Minhajul Ngabidin, menekankan bahwa kesehatan kini menjadi bagian penting dalam pembentukan Profil Pelajar Pancasila.

“Kami mendorong sekolah menjadikan budaya sehat sebagai bagian dari keseharian siswa,” ujarnya.

Beberapa program pendukung yang disiapkan Kemendikbudristek untuk mendukung pelaksanaan CKG antara lain:

-Revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan penguatan 5 Pilar Sehat (fisik, gizi, imunisasi, jiwa, lingkungan)

-Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

-Integrasi edukasi kesehatan dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan budaya sekolah

Kisah Sukses dari Sekolah Pelaksana

Salah satu contoh sukses pelaksanaan program ini datang dari SD Prestasi Global, yang menjadi lokasi kick-off nasional CKG. Rizalina Nur Azizah, Kepala UKS sekolah tersebut, membagikan pengalamannya.

“Kami bagi pemeriksaan dalam stasiun kebugaran, mata, gigi, imunisasi, dan pencatatan. Tantangan waktu dan ruang bisa diatasi lewat koordinasi dan jadwal yang disiplin,” jelasnya.

Dengan pengelolaan yang rapi dan kerja sama antara sekolah dan fasilitas kesehatan, pelaksanaan CKG dapat berjalan lancar sekaligus menyenangkan bagi siswa.

Terkini

Istilah Gol Sepak Bola: Brace hingga Quintrick

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:26:22 WIB

Olahraga Sehat di Tengah Sibuknya Kota

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:33:03 WIB

Tiga Raja Juara VNL Voli Putra

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:36:17 WIB

Hernandez vs Dolidze: Duel Penentu UFC

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:41:43 WIB

Agustus Meriah Bareng Artis Korea

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:51:09 WIB