JAKARTA - Tangerang dan Tangerang Selatan kini semakin mengukuhkan diri sebagai kawasan favorit bagi pasar properti residensial. Dengan infrastruktur yang terus dibenahi dan fasilitas publik yang berkembang pesat, dua wilayah penyangga Jakarta ini tidak hanya menarik perhatian konsumen, tetapi juga menjadi fokus utama strategi ekspansi para pengembang besar, termasuk PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Sepanjang semester pertama 2025, pasar perumahan di kawasan penyangga ibu kota mencatat pertumbuhan yang menjanjikan. Data dari Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan penyerapan properti residensial pada periode Januari hingga Juni 2025 mencapai sekitar 4.000 unit rumah. Angka tersebut menunjukkan gairah pasar yang masih kuat, terutama di segmen menengah yang terus mendominasi.
Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N. Rahardjo, mengungkapkan bahwa segmen menengah tetap menjadi tulang punggung industri properti. Menurutnya, daya beli konsumen di segmen ini tergolong stabil dan cenderung meningkat, sehingga menjadi sasaran utama para pengembang dalam menggarap produk hunian.
"Segmen ini memiliki daya beli yang terus tumbuh dan stabil, menjadikannya target utama para pengembang," ujar Arief.
Tangerang Raya mendapatkan perhatian lebih berkat peningkatan infrastruktur, terutama perluasan jaringan jalan tol yang membuat akses ke Jakarta semakin mudah dan cepat. Selain itu, rencana pengembangan Moda Raya Terpadu (MRT) yang akan menjangkau kawasan ini diproyeksikan akan mengerek nilai properti secara signifikan di masa mendatang.
Fasilitas penunjang kehidupan masyarakat juga tumbuh pesat di kawasan ini. Mulai dari pusat perbelanjaan, institusi pendidikan, layanan kesehatan, hingga fasilitas gaya hidup lainnya, semua berkembang secara terpadu. Kondisi tersebut menjadikan Tangerang dan Tangsel tak hanya layak sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjanjikan sebagai lahan investasi properti.
Membaca peluang ini, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) bergerak cepat merespons dinamika pasar dengan memperluas portofolio propertinya di kawasan strategis. Salah satu proyek andalannya adalah Park Serpong di Tangerang, yang menawarkan variasi hunian untuk berbagai segmen, dari keluarga muda hingga kelas premium.
“Park Serpong dirancang untuk menjawab kebutuhan hunian keluarga urban modern. Kami melihat bahwa permintaan akan rumah tapak masih sangat tinggi,” jelas CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady.
Tak hanya terpaku di Tangerang, LPKR juga menerapkan strategi jangka panjang dengan menggarap kawasan lain yang memiliki potensi pertumbuhan serupa. John Riady menuturkan, “Dua di antaranya adalah Lippo Cikarang Cosmopolis dan Tanjung Bunga Makassar, sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.”
Secara keuangan, LPKR menunjukkan performa yang mengesankan sepanjang kuartal I/2025. Pendapatan dari sektor real estat tercatat tumbuh 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp1,74 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penyerahan proyek secara tepat waktu serta penjualan kavling tanah yang signifikan.
Di sisi profitabilitas, perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp577 miliar dan EBITDA sebesar Rp321 miliar dengan margin 18 persen. Capaian ini mengindikasikan bahwa strategi ekspansi yang dijalankan perusahaan telah memberikan dampak positif secara langsung terhadap kinerja keuangan.
Dalam periode Januari hingga Maret 2025, LPKR berhasil mencatat penjualan dari berbagai jenis proyek, termasuk 18 proyek hunian tapak serta proyek low-rise, mid-rise, dan high-rise. Beberapa proyek baru yang diluncurkan dalam periode tersebut antara lain Park Serpong Tahap 4 dan Blackslate Series di Tanjung Bunga, Makassar.
Nilai pra-penjualan (pre-sales) yang dicapai hingga akhir Maret 2025 pun menunjukkan pencapaian yang solid. LPKR mencatat pra-penjualan sebesar Rp1,26 triliun, atau sekitar 20 persen dari target tahunan. Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari penjualan hunian tapak, yang menyumbang sekitar 80 persen dari total pra-penjualan. Angka ini menegaskan kembali minat masyarakat yang tinggi terhadap rumah tapak dibandingkan jenis hunian vertikal.
Melihat tren ini, LPKR tampaknya akan terus mengandalkan proyek-proyek rumah tapak sebagai ujung tombak bisnis residensial mereka. Dengan fondasi finansial yang kuat dan penguasaan pasar di berbagai lokasi strategis, perusahaan optimistis dapat menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan sepanjang 2025 dan seterusnya.
Secara keseluruhan, daya tarik kawasan Tangerang dan Tangerang Selatan sebagai episentrum baru properti residensial terus menguat. Diperkuat oleh pembangunan infrastruktur, fasilitas publik yang memadai, dan strategi agresif pengembang besar seperti Lippo Karawaci, kawasan ini diperkirakan akan terus menjadi incaran utama konsumen dan investor di masa mendatang.