Target Ekspor Nikel RI ke 5 Negara Besar

Selasa, 19 Agustus 2025 | 10:26:45 WIB
Target Ekspor Nikel RI ke 5 Negara Besar

JAKARTA - Pergerakan ekspor nikel Indonesia menunjukkan tren positif yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas logam dasar berwarna putih keperakan ini mengalami peningkatan signifikan sejak 2021. Lonjakan ekspor ini mencerminkan permintaan global yang terus meningkat, terutama dari sektor industri baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik, yang menjadi penggerak utama pertumbuhan nikel dunia.

China tetap menjadi negara tujuan utama ekspor nikel Indonesia. Pada 2024, sebanyak 1.769,6 ribu ton nikel dikirim ke negara tersebut dengan nilai mencapai US$6,26 miliar. Nilai ini meningkat 26,5% dibandingkan tahun sebelumnya, menegaskan posisi China sebagai konsumen terbesar nikel Indonesia. Permintaan dari China tidak hanya berasal dari sektor baja tahan karat, tetapi juga dari industri kendaraan listrik yang terus berkembang, mengingat nikel merupakan bahan penting untuk pembuatan baterai lithium-ion.

“Kenaikan ekspor ke China mencerminkan tingginya kebutuhan nikel untuk industri hilir, termasuk baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik,” jelas data BPS.

Tren Ekspor ke Negara Lain

Jepang menempati posisi kedua sebagai tujuan ekspor, meski mengalami penurunan nilai ekspor. Berat nikel yang dikirim ke Jepang pada 2024 mencapai 100 ribu ton, namun nilai ekspornya turun 18,1% menjadi US$1,04 miliar. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh fluktuasi harga atau pergeseran jenis produk nikel yang diekspor. Meskipun demikian, Jepang tetap menjadi pasar penting bagi nikel Indonesia, terutama untuk industri manufaktur dan elektronik.

Sementara itu, Singapura mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan. Pada 2023, Singapura hanya mengimpor 0,1 ribu ton nikel senilai US$0,2 juta. Pada 2024, angka ini melonjak menjadi 11 ribu ton dengan nilai US$194,0 juta. Lonjakan ini menunjukkan adanya peran Singapura sebagai hub perdagangan nikel di kawasan Asia Tenggara dan semakin strategisnya negara ini dalam rantai pasok industri logam global.

Belanda dan Taiwan juga menunjukkan tren positif. Ekspor nikel ke Belanda mencapai 14 ribu ton dengan nilai US$143,8 juta pada 2024. Sementara itu, ekspor ke Taiwan meningkat drastis dari 0,2 ribu ton (US$0,7 juta) menjadi 6,6 ribu ton dengan nilai US$109,7 juta. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pasar Eropa dan Asia Timur semakin membuka peluang bagi nikel Indonesia, khususnya untuk kebutuhan industri hilir dan pengolahan logam.

Pertumbuhan Ekspor Secara Keseluruhan

Secara total, berat ekspor nikel Indonesia meningkat dari 1.257,0 ribu ton pada 2023 menjadi 1.923,6 ribu ton pada 2024, atau tumbuh sekitar 53%. Dari sisi nilai, ekspor nikel naik dari US$6,8 miliar menjadi US$7,9 miliar, atau tumbuh sekitar 17,4%. Angka ini menegaskan posisi nikel sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar global.

Pertumbuhan ekspor tidak hanya berdampak pada penerimaan devisa negara, tetapi juga mendorong penguatan industri hilir di dalam negeri. Permintaan yang terus meningkat dari negara tujuan ekspor membuat Indonesia berpeluang untuk memperluas kapasitas produksi nikel dan mendorong pengolahan lebih lanjut menjadi produk turunan, seperti stainless steel dan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Faktor Pendorong dan Tantangan

Kenaikan ekspor nikel dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan global, khususnya dari negara-negara dengan industri baja tahan karat dan kendaraan listrik yang berkembang pesat. Selain itu, kualitas nikel Indonesia yang memenuhi standar internasional juga menjadi faktor utama yang menarik minat negara tujuan ekspor.

Namun, tantangan tetap ada. Fluktuasi harga nikel di pasar global, perubahan regulasi ekspor, serta dinamika permintaan industri menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh produsen dan pemerintah. Strategi diversifikasi pasar dan penguatan industri hilir menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan ekspor nikel Indonesia.

Prospek ke Depan

Dengan permintaan global yang diperkirakan tetap tinggi, ekspor nikel Indonesia berpotensi terus meningkat. China kemungkinan akan tetap menjadi pasar utama, namun Jepang, Singapura, Belanda, dan Taiwan juga menunjukkan peluang pertumbuhan yang menarik.

Pemerintah dan pelaku industri nikel Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kapasitas produksi, mendorong pengolahan di dalam negeri, serta memperluas akses ke pasar internasional. Selain itu, pengembangan produk hilir seperti baterai kendaraan listrik dan stainless steel dapat menambah nilai ekonomi nikel dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting di industri logam global.

Terkini

Motorola G86 Power Baterai Tahan Lama

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:29:04 WIB

Lava Blaze 2: Elegan dan Ringkas

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:35:38 WIB

Samsung Galaxy S25 Fan Edition

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:38:39 WIB

Meizu Mblu 21: Smartphone Terjangkau

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:41:13 WIB

BYD Dolphin: Irit dan Canggih

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:44:28 WIB