Penerbangan Perdana SAF Pertamina Gunakan Minyak Jelantah

Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:20:22 WIB
Penerbangan Perdana SAF Pertamina Gunakan Minyak Jelantah

JAKARTA - Upaya menuju energi bersih kembali ditunjukkan Pertamina melalui pencapaian terbaru di sektor penerbangan. Perusahaan energi pelat merah itu resmi meluncurkan penerbangan perdana menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Penerbangan bersejarah ini dilaksanakan oleh Pelita Air, anak usaha Pertamina, pada rute Jakarta–Bali dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting dalam mendukung transisi energi sekaligus menandai babak baru industri aviasi nasional. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa SAF menjadi bukti nyata komitmen Pertamina dalam menghadirkan solusi energi hijau dan mendorong kemandirian energi.

“Pertamina SAF merupakan wujud nyata komitmen Pertamina untuk mencapai swasembada energi dan mendukung transisi energi hijau,” ungkap Simon.

SAF diproduksi dengan teknologi co-processing yang memadukan kerosene dengan minyak jelantah. Produk ini telah berhasil diproduksi di Kilang Pertamina RU IV Cilacap dan tercatat sebagai inovasi pertama di Indonesia yang memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091.

Sertifikasi Internasional dan Standar Keberlanjutan

Menurut Simon, produk SAF Pertamina telah mengantongi sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA). Sertifikasi itu mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari pengumpulan UCO, pengolahan di kilang, hingga distribusi.

Selain ISCC, Pertamina SAF juga telah mendapatkan pengakuan dari Renewable Energy Directive European Union (RED EU). Capaian ini menegaskan bahwa produk SAF telah memenuhi standar keberlanjutan global, sehingga bisa dipakai tidak hanya di penerbangan domestik, tetapi juga internasional.

“Pertamina SAF menandai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan Pertamina, dan Indonesia. Pertamina sebagai Regional Champion SAF merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem hulu-hilir SAF di kawasan ASEAN,” jelas Simon.

Ia menambahkan, SAF berbahan baku minyak jelantah diproduksi dengan katalis Merah Putih, hasil kolaborasi Pertamina dengan produsen katalis dalam negeri.

Ekosistem SAF dan Dukungan Ekonomi Sirkuler

Lebih jauh, Simon menjelaskan bahwa Pertamina telah berhasil menginisiasi seluruh ekosistem SAF yang tersertifikasi ISCC dari hulu hingga hilir. Model ini akan direplikasi di fasilitas co-processing lainnya, yakni di RU II Dumai dan RU VI Balongan.

Dari sisi bahan baku, Pertamina Patra Niaga berperan menggalang keterlibatan masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantah. Inisiatif ini diharapkan mampu menghadirkan peluang ekonomi sirkuler di tingkat lokal.

“Harapannya, kegiatan ini mampu membuka peluang ekonomi sirkuler di tingkat lokal yang menopang energi Indonesia. Sementara itu, dari sisi pasar, penggunaan Pertamina SAF akan terus didorong penggunaannya terutama oleh Pelita Air dan penerbangan internasional,” tambah Simon.

Apresiasi dari Jajaran Komisaris

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam merealisasikan penerbangan perdana SAF ini. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menyumbangkan minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

“Saya apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut dalam proses terjadinya SAF. Mulai dari Pertamina Patra Niaga yang bersatu dengan masyarakat secara aktif dalam memberikan minyak jelantah hasil dari rumah, restoran, cafe diolah oleh Kilang Pertamina, dijual oleh Patra Niaga kembali dan sekarang digunakan oleh Pelita Air. Semoga SAF ini bisa juga digunakan oleh maskapai lain baik domestik, maupun internasional,” ujar Iriawan.

Dihadiri Pejabat Pemerintah dan Akademisi

Peluncuran penerbangan perdana SAF ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi negara, regulator, hingga akademisi. Beberapa di antaranya adalah Kepala Staf Kepresidenan RI Letjen TNI (Purn) A.M. Putranto, Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, serta Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub RI Lukman F. Laisa.

Hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Sekretariat Negara Yuli Harsono, hingga Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T..

Dari internal Pertamina Group, acara ini dihadiri jajaran direksi, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman, serta Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan.

Komitmen Menuju Net Zero Emission

Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina menegaskan posisinya sebagai pemimpin transisi energi. Melalui inovasi seperti SAF, Pertamina berkomitmen mendukung target net zero emission 2060.

Seluruh langkah tersebut sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang dijalankan Pertamina di berbagai lini bisnis. Tak hanya itu, pengembangan SAF juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam aspek lingkungan dan energi bersih.

Dengan penerbangan perdana ini, Pertamina menegaskan bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama dalam pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara. SAF dari minyak jelantah bukan hanya inovasi energi, tetapi juga simbol transformasi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Terkini

BBM Non Subsidi Lebih Terjangkau

Kamis, 21 Agustus 2025 | 10:39:57 WIB

LUTD PLN Terangi 121 Keluarga Padang dengan Listrik

Kamis, 21 Agustus 2025 | 10:47:01 WIB

Khasiat Kesehatan Air Kelapa Bakar dan Madu

Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:37:39 WIB

Tips Keuangan Berdasarkan Shio, 21 Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:38:08 WIB

Ramalan Karier Zodiak 21 Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:40:34 WIB