Wagub Rano Ajak Warga Naik Transportasi Umum

Rabu, 27 Agustus 2025 | 13:28:25 WIB
Wagub Rano Ajak Warga Naik Transportasi Umum

JAKARTA - Kemacetan di Jakarta yang kian meresahkan menjadi sorotan utama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. Menyadari bahwa penanganan kemacetan bukan tanggung jawab pemerintah semata, Rano mengajak masyarakat untuk lebih aktif menggunakan transportasi umum sebagai langkah nyata mengurangi kepadatan lalu lintas di Ibu Kota.

Dalam sambutannya pada apel kolaborasi bertajuk Mandala Quick Response di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rano menekankan pentingnya peran warga dalam solusi transportasi. Ia mengajak masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum yang tersedia, seperti MRT dan Transjakarta. “Apa yang bisa dilakukan masyarakat kolaborasi adalah pindah pada moda transportasi. Selama ini mungkin dengan kendaraan pribadi, pindah dengan kendaraan yang ada di Jakarta, misalnya MRT, Transjakarta,” ujar Rano.

Langkah ini bukan hanya sekadar imbauan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih seimbang. Masalah utama kemacetan Jakarta, menurut Rano, adalah ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dengan kapasitas ruas jalan. Ia menegaskan, kepadatan kendaraan saat ini jauh melampaui kemampuan jalan di ibu kota.

“Agar apa? Kita mengurangi kemacetan di Jakarta. Tadi sudah disampaikan secara nyata, antara jumlah kendaraan dengan ruas jalan saja, jomplangnya luar biasa. Jumlah kendaraan hampir sekian persen, sementara ruas jalan cuma 0, sekian persen,” tegas Rano. Pernyataan ini menegaskan bahwa solusi kemacetan tidak bisa hanya bergantung pada pembangunan infrastruktur jalan, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif warga dalam memilih moda transportasi yang tepat.

Apel ini juga menjadi momentum penguatan kerja sama antarwilayah, khususnya wilayah penyangga Jakarta, seperti Bekasi, Depok, dan Bogor, yang turut merasakan dampak kemacetan yang merambat dari ibu kota. Kehadiran perwakilan dari wilayah penyangga menegaskan bahwa pengelolaan arus lalu lintas membutuhkan koordinasi lintas daerah.

“Tapi juga teman-teman dari wilayah lain, penyangga Bekasi, Depok, Bogor, datang juga ke sini. Karena apa? Pun mereka juga mengharapkan distribusi alur kendaraan ke wilayah mereka tidak tersendat,” ungkap Rano. Pernyataan ini menunjukkan bahwa solusi kemacetan harus bersifat regional, tidak hanya terpaku pada Jakarta saja, karena mobilitas antardaerah saling terkait dan berpengaruh pada kelancaran transportasi secara keseluruhan.

Salah satu program yang menjadi fokus utama pemerintah adalah integrasi moda transportasi melalui Trans Jabodetabek. Program ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang dapat menyeimbangkan distribusi kendaraan di seluruh wilayah Jabodetabek, sekaligus memberikan alternatif transportasi yang efisien bagi warga.

Rano mengingatkan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan waktu dan kolaborasi yang konsisten. Transformasi sistem transportasi tidak dapat dicapai dalam hitungan tahun saja, tetapi memerlukan perencanaan dan kerja sama yang matang antara pemerintah, warga, dan wilayah penyangga. “Walaupun memang tidak mungkin selesai dalam waktu 5 atau 10 tahun. Karena misalnya kalau kita ingin membuka jalur Trans Jabodetabek, artinya wilayah setempat harus kita buka jalurnya. Nah artinya inilah saatnya kita berkolaborasi,” tegas Rano.

Langkah kolaboratif ini meliputi sinkronisasi pembangunan jalur transportasi, penyusunan rute yang efektif, dan penyesuaian fasilitas transportasi agar lebih ramah pengguna. Selain itu, edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan transportasi umum juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Dengan pendekatan menyeluruh, diharapkan masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan kendaraan pribadi, sehingga kepadatan di jalan dapat dikurangi secara signifikan.

Ke depan, integrasi transportasi ini akan menghubungkan berbagai moda transportasi dari bus, MRT, hingga kereta komuter sehingga mobilitas warga Jabodetabek menjadi lebih lancar dan nyaman. Rano menekankan bahwa perubahan perilaku warga dalam memilih transportasi akan berdampak langsung pada kualitas hidup di Ibu Kota, termasuk mengurangi polusi udara dan tekanan pada infrastruktur jalan.

Kehadiran apel Mandala Quick Response sekaligus menjadi simbol komitmen pemerintah untuk menghadirkan solusi nyata atas masalah kemacetan. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah penyangga dan masyarakat, Rano yakin langkah-langkah ini bisa menurunkan tingkat kemacetan dan meningkatkan efisiensi transportasi di Jakarta.

Dukungan warga menjadi kunci utama. Setiap individu memiliki peran dalam mengurangi kepadatan lalu lintas dengan memanfaatkan transportasi umum, beralih ke jalur yang lebih efisien, dan turut serta dalam program kolaborasi antardaerah. Kombinasi upaya pemerintah dan partisipasi warga diharapkan bisa menciptakan Jakarta yang lebih ramah transportasi, lancar, dan teratur.

Dengan begitu, meski tantangan kemacetan masih besar, langkah kolaboratif ini memberi harapan nyata bagi Jakarta untuk menjadi kota yang lebih nyaman, terhubung, dan produktif, sejalan dengan upaya pemerintah membangun sistem transportasi yang berkelanjutan dan terintegrasi.

Terkini

Motorola G86 Power Baterai Tahan Lama

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:29:04 WIB

Lava Blaze 2: Elegan dan Ringkas

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:35:38 WIB

Samsung Galaxy S25 Fan Edition

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:38:39 WIB

Meizu Mblu 21: Smartphone Terjangkau

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:41:13 WIB

BYD Dolphin: Irit dan Canggih

Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:44:28 WIB