JAKARTA - Menjaga ketahanan finansial keluarga bukan hanya soal menyiapkan dana darurat atau investasi jangka pendek. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan adalah perencanaan warisan. Tanpa strategi yang matang, keluarga bisa menghadapi risiko besar ketika pencari nafkah utama sudah tidak ada. Di tengah meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian masa depan, merencanakan warisan menjadi langkah yang semakin relevan untuk melindungi generasi berikutnya.
Sun Proteksi Heritage 100, produk asuransi jiwa tradisional, hadir sebagai salah satu jawaban atas kebutuhan tersebut. Produk ini memberikan perlindungan hingga usia 100 tahun, sehingga memberikan rasa aman jangka panjang bagi keluarga.
Kesenjangan Perlindungan Masih Tinggi
Data Global Asia Insurance Partnership (2022) menunjukkan adanya kesenjangan perlindungan di kawasan Asia Pasifik yang mencapai US$ 886 miliar. Angka tersebut melonjak 38% dalam lima tahun terakhir. Artinya, ada selisih yang sangat besar antara kebutuhan proteksi masyarakat dengan perlindungan aktual yang mereka miliki. Indonesia sendiri berkontribusi hampir 50% terhadap angka tersebut. Fakta ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia masih rentan secara finansial jika menghadapi risiko mendadak.
Hal inilah yang mendorong pentingnya solusi perlindungan jangka panjang. Tanpa perencanaan, banyak keluarga bisa kehilangan stabilitas ekonomi hanya karena tidak ada jaminan keuangan yang jelas setelah kepala keluarga tiada.
Komitmen Sun Life untuk Generasi Produktif
Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Albertus Wiroyo, menekankan bahwa Sun Proteksi Heritage 100 dirancang bukan hanya sebagai produk asuransi biasa, melainkan sebagai strategi warisan finansial.
"Kami memahami bahwa generasi produktif saat ini menghadapi berbagai tantangan finansial, biaya hidup yang terus meningkat, ketidakpastian masa depan, hingga kebutuhan akan warisan yang terencana," jelasnya.
Ia menambahkan, produk ini dapat diakses dengan lebih mudah dan terjangkau, memberikan manfaat lebih, serta relevan untuk semua kalangan. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu menunggu sampai usia lanjut untuk mulai memikirkan warisan finansial bagi orang yang mereka cintai.
Perlindungan Hingga Usia 100 Tahun
Salah satu keunggulan utama Sun Proteksi Heritage 100 adalah manfaat berupa 100% uang pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia dalam masa perlindungan. Artinya, keluarga yang ditinggalkan akan memiliki kepastian finansial yang bisa membantu mereka melanjutkan hidup tanpa harus menghadapi tekanan ekonomi berlebihan.
Skema ini memberikan rasa aman bahwa apa pun yang terjadi, ada cadangan keuangan yang terjamin. Hal ini juga memungkinkan keluarga tetap bisa menjaga kualitas hidup, melanjutkan pendidikan anak, hingga menjaga keberlanjutan aset keluarga.
Literasi Keuangan Meningkat, Tapi Perencanaan Belum Optimal
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dilakukan oleh OJK dan BPS menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya di kelompok usia produktif, sudah cukup tinggi. Skor literasi mencapai 74,05% pada kelompok usia 18–25 tahun, dan 89,96% pada kelompok usia 26–35 tahun.
Namun, meskipun literasi meningkat, bukan berarti semua sudah siap menghadapi risiko finansial jangka panjang. Banyak yang masih fokus pada kebutuhan jangka pendek, seperti konsumsi harian, cicilan, atau gaya hidup, dan belum menempatkan perencanaan warisan sebagai prioritas.
Momentum Bonus Demografi
Proyeksi BPS memperkirakan bahwa pada periode 2020–2030, penduduk usia produktif akan mendominasi hingga 68% dari total populasi Indonesia. Kondisi ini disebut bonus demografi, di mana mayoritas penduduk berada dalam usia kerja produktif.
Bonus demografi seharusnya menjadi peluang besar untuk memperkuat fondasi keuangan keluarga. Dengan pendapatan yang relatif stabil, masyarakat usia produktif dapat mulai merencanakan investasi dan warisan sejak dini. Kehadiran produk seperti Sun Proteksi Heritage 100 menjadi sangat relevan, karena memberi akses kepada lebih banyak orang untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan lebih matang.
Riset Sun Life: Setengah Masyarakat Belum Siap
Albertus juga menyinggung hasil riset Sun Life Asia Financial Resilience Index 2025 bertajuk "Balancing Today's Need and Tomorrow's Goal". Studi ini mengungkapkan hanya separuh masyarakat Indonesia yang merasa siap menghadapi kondisi darurat finansial.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kesadaran dan tindakan nyata dalam perencanaan keuangan. Banyak masyarakat masih mengutamakan kebutuhan jangka pendek dibandingkan membangun rencana jangka panjang, baik untuk pensiun maupun warisan. Padahal, tanpa strategi yang jelas, keluarga bisa saja jatuh dalam kesulitan ketika menghadapi situasi tak terduga.
Warisan yang Terjangkau untuk Semua
Menutup penjelasannya, Albertus menegaskan, “Dengan premi yang terjangkau dan fitur-fitur unggulan, kami ingin menjadikan perencanaan warisan sebagai sesuatu yang dapat dilakukan oleh lebih banyak lagi keluarga di Indonesia dan generasi produktif masa kini, tanpa harus menunda.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa warisan bukan lagi sesuatu yang hanya bisa disiapkan oleh kalangan atas, melainkan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Dengan produk perlindungan jangka panjang yang lebih inklusif, setiap keluarga memiliki kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih aman.
Perencanaan warisan bukan sekadar soal membagi harta, tetapi tentang memberikan kepastian finansial bagi keluarga. Di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, solusi seperti Sun Proteksi Heritage 100 hadir untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan kenyataan.
Dengan proteksi hingga usia 100 tahun, premi yang terjangkau, serta manfaat yang jelas, masyarakat Indonesia, terutama generasi produktif, dapat mulai menata warisan finansial sejak dini. Keamanan keluarga di masa depan tidak datang begitu saja, tetapi harus dipersiapkan melalui langkah-langkah bijak mulai dari sekarang.