Stabilitas Rupiah Terjaga, Bank Indonesia Optimis

Kamis, 04 September 2025 | 11:35:31 WIB
Stabilitas Rupiah Terjaga, Bank Indonesia Optimis

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika sosial dan politik yang terjadi di dalam negeri. Perry menyatakan, pihaknya tidak hanya menjaga kestabilan saat ini, tetapi juga mendorong agar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga mencapai level yang lebih stabil.

"Kami terus berjuang dan alhamdulillah stabilitas nilai tukar rupiah, moneter dan pasar keuangan kami terus tetap jaga," ujar Perry dalam rapat kerja dengan DPD RI secara virtual.

Target Penguatan Rupiah

Perry menjelaskan bahwa BI menargetkan rupiah dapat kembali ke level Rp 16.300 per dolar AS bahkan lebih kuat lagi. Saat ini, rupiah berada di kisaran Rp 16.383, menurut data Reuters. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka menengah dan panjang untuk menjaga daya beli masyarakat serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan Indonesia.

"Rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp 16.560, alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp 16.400. Kami akan berusaha untuk lebih rendah lagi kembali ke Rp 16.300 dan lebih kuat lagi," tambah Perry.

Strategi Stabilitas Pasar Keuangan

BI menegaskan bahwa kondisi pasar keuangan Indonesia saat ini berjalan baik, meskipun masih ada gejolak akibat faktor global maupun domestik. Untuk itu, koordinasi yang erat dengan lembaga terkait menjadi kunci. Perry menekankan kerja sama dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.

"Kami berkoordinasi dengan Bu Menteri Keuangan, OJK, LPS, kita pastikan stabilitas sistem keuangan terjaga," jelasnya.

Pendekatan ini mencakup pemantauan kondisi likuiditas perbankan, arus modal asing, dan pergerakan suku bunga domestik serta internasional. Semua langkah ini dilakukan agar nilai tukar rupiah tidak mengalami fluktuasi yang signifikan, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi tetap terkendali.

Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Stabilitas rupiah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain arus modal asing, kinerja ekspor-impor, suku bunga global, hingga kondisi politik domestik. BI terus memantau pergerakan pasar global, terutama fluktuasi dolar AS dan kebijakan moneter Federal Reserve, untuk menyesuaikan strategi penguatan rupiah.

Di dalam negeri, faktor sosial dan politik turut memengaruhi persepsi investor. Oleh karena itu, komunikasi dan koordinasi antar-institusi pemerintah menjadi bagian penting dalam menjaga kepercayaan pasar serta memastikan kondisi ekonomi tetap kondusif.

Upaya Jangka Panjang BI

Selain menjaga nilai tukar secara harian, BI juga fokus pada kebijakan jangka menengah dan panjang. Strategi ini mencakup penguatan cadangan devisa, pengelolaan likuiditas rupiah, dan dukungan terhadap sektor riil agar ekonomi tetap tumbuh sehat.

Perry menekankan bahwa penguatan rupiah bukan sekadar target angka, tetapi bagian dari upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan nilai tukar yang stabil, perusahaan dan masyarakat mendapatkan kepastian dalam transaksi ekonomi, termasuk perdagangan internasional dan investasi.

Dampak Bagi Masyarakat dan Bisnis

Stabilitas rupiah memberikan efek positif langsung bagi masyarakat dan pelaku bisnis. Rupiah yang stabil mencegah inflasi tinggi akibat kenaikan harga barang impor, menjaga daya beli masyarakat, serta meningkatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Bagi sektor usaha, nilai tukar yang stabil memudahkan perencanaan biaya produksi, pengelolaan utang luar negeri, serta ekspansi bisnis internasional. Hal ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Tantangan dan Respons BI

Meski kondisi pasar saat ini relatif stabil, BI tetap waspada terhadap potensi risiko eksternal dan internal. Faktor global seperti fluktuasi harga komoditas, perang dagang, dan perubahan kebijakan moneter di negara lain dapat memengaruhi arus modal dan nilai tukar rupiah.

Secara internal, dinamika politik, sosial, dan kebijakan fiskal juga menjadi perhatian utama. BI menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga dan komunikasi yang efektif dengan pelaku pasar untuk mengurangi volatilitas dan menjaga kepercayaan publik.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas rupiah melalui koordinasi yang erat dengan lembaga terkait dan pemantauan pasar yang cermat. Upaya ini mencakup target penguatan nilai tukar ke level Rp 16.300 per dolar AS, pengelolaan likuiditas, dan penguatan sistem keuangan nasional.

Dengan nilai tukar yang stabil, masyarakat dan pelaku bisnis mendapat kepastian dalam transaksi ekonomi, inflasi dapat dikendalikan, dan investor mendapatkan kepercayaan untuk menanam modal. Strategi ini bukan hanya menjaga angka di pasar, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Terkini