Petani Kunci Surplus Beras Nasional

Kamis, 04 September 2025 | 11:01:59 WIB
Petani Kunci Surplus Beras Nasional

JAKARTA - Surplus produksi beras nasional tahun ini menjadi bukti nyata peran petani dan program strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa upaya peningkatan produksi melalui optimasi lahan, cetak sawah, dan perbaikan irigasi telah membuahkan hasil signifikan. “Hasil optimasi lahan (oplah), cetak sawah, perbaikan irigasi, dan lainnya sudah membuahkan hasil. Sampai hari ini ada peningkatan 3,7 juta ton, itu sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS),” ujarnya dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI di Jakarta.

Amran menambahkan, kondisi pangan nasional, khususnya beras, saat ini berada dalam posisi aman. “Alhamdulillah, produksi beras kita aman. Ketahanan pangan kita cukup aman. Produksi hingga Oktober mencapai 31,04 juta ton,” terangnya.

Surplus Beras Nasional

Berdasarkan data BPS, proyeksi produksi beras nasional hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi pada periode yang sama diperkirakan sekitar 27,3 juta ton. Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus sekitar 3,7 juta ton.

Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan menunjukkan tren positif yang diyakini akan berlanjut hingga akhir tahun. Surplus beras ini tidak hanya menjadi indikator ketahanan pangan, tetapi juga bukti nyata kontribusi para petani dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Apresiasi dan Dukungan DPR

Kinerja Kementerian Pertanian juga mendapat apresiasi dari Komisi IV DPR RI. Anggota Fraksi PKS, Riyono, menilai langkah Kementan patut diacungi jempol karena mampu menjaga ketersediaan pangan dan meningkatkan stok beras nasional. “Kami apresiasi kinerja Kementan. Mulai dari panen yang meningkat, stok kita cukup,” ujarnya.

Riyono menegaskan dukungannya untuk mewujudkan swasembada pangan, sekaligus mendorong sektor pertanian agar lebih mandiri dan berdaya saing. Ia menambahkan, anggaran untuk sektor pertanian perlu diperkuat, setidaknya mencapai 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Sekarang Rp 40 triliun hanya 1,3 persen. Saya tetap komitmen mendukung agar sektor pertanian kita maju dengan anggaran yang lebih besar,” kata Riyono.

Strategi Pemerintah Mendukung Petani

Keberhasilan surplus beras ini tidak lepas dari strategi pemerintah yang menyasar peningkatan produktivitas petani. Program optimasi lahan dan cetak sawah membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan luas lahan tanam, sementara perbaikan irigasi memastikan pasokan air lebih merata, mengurangi risiko gagal panen.

Selain itu, pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi pertanian modern, distribusi benih unggul, dan pendampingan teknis bagi petani, sehingga produktivitas per hektare dapat meningkat. Strategi ini menjadi kunci dalam mencapai ketahanan pangan nasional dan mendukung target swasembada beras.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Surplus beras memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional. Ketersediaan stok yang cukup menekan harga pasar dan menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi kalangan rumah tangga berpendapatan rendah.

Selain itu, produktivitas petani yang meningkat berarti penghasilan mereka ikut naik, sehingga mampu mendorong kesejahteraan masyarakat pedesaan. Keberhasilan ini juga memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi, yang secara langsung berdampak pada stabilitas pangan dan sosial di seluruh Indonesia.

Tantangan dan Peluang

Meskipun produksi beras meningkat, tantangan tetap ada. Petani menghadapi risiko perubahan iklim, serangan hama, dan fluktuasi harga di tingkat pasar. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat petani menjadi sangat penting.

Peluang lain muncul dari pengembangan pertanian modern berbasis teknologi, seperti mekanisasi lahan, sistem irigasi cerdas, dan pengolahan pascapanen yang lebih efisien. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas beras, sekaligus menjaga stabilitas pasokan nasional.

Menuju Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan

Surplus beras nasional tahun ini menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat dalam mencapai ketahanan pangan berkelanjutan. Kontribusi petani menjadi faktor kunci, didukung kebijakan pemerintah yang tepat dan dukungan anggaran yang memadai.

Kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat petani, menjadi fondasi keberhasilan ini. Strategi yang holistik memastikan produksi meningkat tanpa mengorbankan kualitas lingkungan dan kesejahteraan petani.

Keberhasilan surplus beras nasional sebesar 3,7 juta ton adalah hasil nyata dari kerja keras petani dan implementasi program strategis pemerintah. Produksi yang aman hingga Oktober 2025, didukung optimalisasi lahan dan irigasi, menegaskan ketahanan pangan Indonesia berada dalam kondisi stabil.

Apresiasi DPR dan langkah pemerintah untuk memperkuat anggaran pertanian menunjukkan komitmen nasional dalam mendukung petani, menjaga ketersediaan pangan, dan mendorong swasembada beras. Dengan sinergi berkelanjutan, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan domestik, tetapi juga memperkuat posisi sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Terkini