Mayapada Serap Capex Rp595 Miliar untuk Ekspansi RS

Jumat, 19 September 2025 | 12:01:25 WIB
Mayapada Serap Capex Rp595 Miliar untuk Ekspansi RS

JAKARTA - Ekspansi besar-besaran terus dilakukan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ), emiten rumah sakit di bawah naungan Mayapada Group. Perseroan mencatat serapan capital expenditure (capex) mencapai Rp595 miliar sepanjang tahun berjalan 2025. Angka ini setara dengan 85% dari total anggaran capex 2025 yang ditetapkan sebesar Rp700 miliar.

Chief of Financial Officer Mayapada, Mark Lee Kristomo, menjelaskan bahwa dana belanja modal tersebut sudah terserap untuk mempercepat pembangunan beberapa proyek rumah sakit strategis. 

“Serapan capex telah terealisasi dalam berbagai bentuk ekspansi perseroan, seperti percepatan pembangunan Rumah Sakit Mayapada di Jakarta Timur, pembangunan unit baru di RS Mayapada Jakarta Selatan, serta pembangunan RS Internasional Mayapada di Batam,” ungkap Mark pada Kamis (18 September 2025).

Jakarta Timur Jadi Prioritas

Dari tiga proyek utama, RS Mayapada Jakarta Timur diproyeksikan menjadi yang pertama rampung. Rumah sakit ini ditargetkan sudah mulai beroperasi pada akhir kuartal I/2026 atau awal kuartal II/2026. Kehadiran fasilitas baru tersebut diharapkan mampu memperluas jangkauan layanan kesehatan Mayapada di kawasan timur Ibu Kota, sekaligus menambah kapasitas pelayanan bagi masyarakat.

Sementara itu, pembangunan RS Mayapada Batam masih berada di tahap awal. Proyek ini baru melakukan peletakan batu pertama pada 27 Agustus 2025. Mark menyebutkan bahwa Batam akan menjadi proyek dengan durasi paling panjang. “Untuk Jakarta Selatan Tower 3 masih akan membutuhkan waktu sampai akhir tahun 2026, dan untuk Batam pada 2027,” jelasnya.

Capex Jumbo Jangka Panjang

Realisasi capex tahun ini hanyalah sebagian kecil dari total rencana belanja modal jangka menengah perseroan. SRAJ menargetkan investasi sekitar Rp2 triliun dalam 2–3 tahun mendatang, di mana sebagian besar dana akan dialokasikan untuk keberlanjutan proyek RS Mayapada Jakarta Selatan dan RS Mayapada Pulau Batam.

Mark menambahkan, porsi capex operasional hanya akan mengambil sekitar 15–20% dari pendapatan perseroan, sementara sisanya difokuskan pada pengembangan aset fisik rumah sakit. Strategi ini menandai keseriusan Mayapada dalam membangun fondasi jangka panjang industri layanan kesehatan, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas medis modern.

Kinerja Keuangan Terkini

Di balik agresivitas ekspansi, SRAJ masih menghadapi tantangan pada sisi kinerja keuangan. Berdasarkan laporan kuartal I/2025, perseroan mencatat rugi periode berjalan sebesar Rp28,5 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Padahal, pada periode sama tahun lalu, SRAJ berhasil membukukan laba bersih Rp4,75 miliar.

Meski demikian, dari sisi pendapatan, SRAJ tetap menunjukkan pertumbuhan. Hingga kuartal I/2025, total pendapatan tercatat Rp800,4 miliar, naik 7,2% year on year (YoY) dibanding Rp746,1 miliar pada kuartal I/2024.

Kontribusi terbesar berasal dari layanan rawat inap, dengan nilai Rp483,3 miliar atau tumbuh 3% dibandingkan Rp468,8 miliar pada kuartal I/2024. Angka ini menunjukkan kebutuhan layanan rumah sakit Mayapada tetap tinggi meskipun perseroan sedang dalam fase ekspansi agresif.

Tekanan Beban Operasional

Di sisi lain, beban langsung SRAJ juga mengalami kenaikan cukup signifikan. Hingga kuartal I/2025, beban langsung tercatat Rp572,1 miliar, meningkat 10% dibanding Rp519,8 miliar pada kuartal I/2024. Lonjakan beban ini turut menekan margin keuntungan, meski perseroan masih berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp228,3 miliar, naik tipis dibanding Rp226,3 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Analis menilai, peningkatan beban operasional menjadi konsekuensi wajar dari strategi ekspansi. Biaya pembangunan, tenaga kerja, hingga persiapan operasional fasilitas baru berkontribusi pada peningkatan pengeluaran. Namun, investasi jangka panjang diharapkan segera berbuah manis begitu rumah sakit baru beroperasi.

Strategi Mayapada di Sektor Kesehatan

Sebagai bagian dari Mayapada Group milik Dato Sri Tahir, SRAJ memiliki ambisi besar untuk memperluas ekosistem layanan kesehatan modern di Indonesia. Dengan membangun rumah sakit di Jakarta Timur dan Batam, perseroan berupaya memperkuat posisi sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka yang menyasar segmen menengah ke atas sekaligus menjangkau pasien internasional.

RS Mayapada Batam misalnya, diproyeksikan menjadi salah satu rumah sakit rujukan internasional mengingat lokasinya yang strategis berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Kehadiran fasilitas ini diharapkan dapat menarik pasien dari kawasan Asia Tenggara serta mengurangi tren masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri.

Prospek dan Harapan ke Depan

Meski sempat mencatatkan rugi bersih pada awal 2025, manajemen optimistis ekspansi yang tengah digarap akan membawa dampak positif terhadap kinerja keuangan di masa mendatang. Dengan tambahan kapasitas layanan dan strategi diversifikasi, Mayapada berharap bisa meningkatkan volume pasien, memperkuat pendapatan, dan pada akhirnya kembali mencetak laba.

Mark menegaskan, hasil serapan capex tahun ini merupakan refleksi komitmen SRAJ untuk terus berinvestasi secara konsisten. “Perseroan berkomitmen mengoptimalkan penggunaan capex tidak hanya untuk memperluas skala usaha, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat,” pungkasnya.

Terkini