Deteksi Dini Kanker Kolorektal Jadi Langkah Penting Menekan Angka Kematian

Selasa, 23 September 2025 | 11:07:00 WIB
Deteksi Dini Kanker Kolorektal Jadi Langkah Penting Menekan Angka Kematian

JAKARTA - Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan usus besar semakin meningkat belakangan ini

 Salah satu penyakit yang kini banyak mendapat sorotan adalah kanker kolorektal, atau yang dikenal juga sebagai kanker usus besar. Penyakit ini muncul dari jaringan abnormal di dalam dinding kolon maupun rektum.

Meski dahulu identik menyerang kelompok usia lanjut, tren saat ini menunjukkan peningkatan kasus pada orang yang masih muda. Kondisi ini menjadikan kanker kolorektal sebagai salah satu masalah kesehatan serius yang perlu diwaspadai oleh semua lapisan usia.

Di Indonesia, kanker kolorektal tercatat menjadi penyebab kematian kelima tertinggi akibat kanker. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya deteksi dini dan pemahaman masyarakat terhadap faktor risiko yang dapat memicu penyakit ini.

Penyebab dan Faktor Risiko

Kanker kolorektal berkembang secara perlahan, biasanya dimulai dari polip atau benjolan kecil yang kemudian berubah menjadi ganas. Proses ini sering tidak disadari penderita karena tidak menimbulkan gejala di tahap awal.

Hingga kini, penyebab pasti belum sepenuhnya diketahui. Namun, terdapat sejumlah faktor yang diyakini dapat meningkatkan risiko. Di antaranya usia di atas 45 tahun, riwayat keluarga dengan kanker usus, serta pola makan yang rendah serat tetapi tinggi lemak.

Selain itu, gaya hidup juga berperan besar. Obesitas sentral, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta kurangnya aktivitas fisik dapat memperbesar kemungkinan seseorang terkena kanker kolorektal.

Metode Diagnosis dan Skrining

Pemeriksaan medis menjadi langkah penting dalam mendeteksi kanker kolorektal. Salah satu metode adalah tes darah samar, yang digunakan untuk mengetahui adanya perdarahan kecil dalam usus. Tes ini sering dilakukan bahkan pada pasien tanpa gejala.

Selain itu, biopsi dapat membantu menganalisis gen, protein, atau zat lain yang berkaitan dengan sel tumor. Pemeriksaan ini memberikan gambaran lebih jelas kepada dokter tentang tindakan medis yang perlu diambil.

Metode endoskopi juga banyak digunakan. Alat fleksibel dengan kamera dimasukkan melalui anus untuk memeriksa kondisi usus besar. Dengan prosedur ini, dokter dapat melihat langsung adanya polip atau peradangan, sekaligus mengambil sampel jaringan.

Pemeriksaan radiologik menjadi pelengkap untuk mengonfirmasi kondisi. Teknik seperti CT colonography, MRI, atau PET scan digunakan untuk menentukan stadium kanker. Sementara barium enema dapat menjadi alternatif untuk menampilkan visualisasi usus.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Mayoritas kasus kanker kolorektal baru ditemukan pada stadium lanjut. Hal ini karena penyakit berkembang perlahan dan seringkali tidak menimbulkan gejala awal yang jelas. Oleh sebab itu, deteksi dini menjadi langkah utama untuk menekan angka kematian.

Masyarakat perlu didorong agar lebih peduli pada pola makan sehat, rajin berolahraga, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Langkah sederhana ini dapat menurunkan risiko secara signifikan.

Selain itu, melakukan skrining secara rutin, terutama bagi yang memiliki faktor risiko, dapat membantu mendeteksi kanker lebih awal. Dengan demikian, peluang pengobatan lebih besar dan kualitas hidup pasien dapat lebih terjaga.

Terkini

United Tractors (UNTR) Likuidasi Anak Usaha Dormant

Selasa, 23 September 2025 | 15:54:48 WIB

Agung Podomoro (APLN) Optimistis Capai Target Marketing Sales

Selasa, 23 September 2025 | 15:54:43 WIB

Pefindo Beri Peringkat idAA, BSDE Terbitkan Obligasi

Selasa, 23 September 2025 | 15:54:40 WIB

Manulife Indonesia Pimpin Aset Asuransi Terbesar Per Juni

Selasa, 23 September 2025 | 15:54:36 WIB