Danantara Optimalkan Investasi Domestik Lewat Patriot Bond

Kamis, 02 Oktober 2025 | 16:05:54 WIB
Danantara Optimalkan Investasi Domestik Lewat Patriot Bond

JAKARTA - Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa Obligasi Patriot akan mulai menyalurkan dana dalam beberapa minggu.

Penerbitan obligasi ini telah resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan menarik minat para taipan terkaya Indonesia. Obligasi senilai Rp50 triliun (US$3 miliar) ini menawarkan imbal hasil lebih rendah dibandingkan obligasi pemerintah sejenis.

Meski begitu, para investor antusias karena proyek yang didanai berskala besar dan dikelola secara profesional. Dana ini akan digunakan untuk lebih dari 30 proyek konversi sampah menjadi energi di berbagai daerah.

Sekitar 80% dialokasikan untuk proyek dalam negeri, sementara sisanya untuk investasi luar negeri termasuk pusat data dan ketahanan pangan.

Alokasi Investasi Danantara dan Target Tahun Depan

Selain sektor energi, Danantara membidik peluang di manajemen investasi yang ditargetkan rampung akhir 2025 atau awal 2026. SWF ini menunjukkan komitmen pemerintah era Presiden Prabowo dalam memperkuat proyek domestik dan mendorong investasi strategis.

Dengan strategi ini, Danantara berharap meningkatkan kapasitas nasional dalam energi terbarukan dan memperkuat ketahanan ekonomi. Proyek ini sekaligus menjadi contoh investasi profesional dengan dampak sosial dan lingkungan positif.

Selain itu, investor lokal menyambut baik kesempatan ini, karena proyek yang didanai dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan infrastruktur energi di Indonesia.

Akuisisi Saham Freeport Tambah Kepemilikan Pemerintah

Indonesia hampir mencapai kesepakatan dengan Freeport-McMoRan Inc. untuk menambah saham di tambang Grasberg. Langkah ini akan meningkatkan kepemilikan pemerintah hingga 51%, setelah sebelumnya mayoritas diperoleh pada 2018.

Meski sempat disebut tanpa biaya, Pandu menegaskan bahwa akuisisi kali ini tetap akan disertai pembayaran. Kesepakatan ini dirancang agar menguntungkan kedua belah pihak, menjaga kelangsungan operasi, serta memperkuat kontrol nasional atas sumber daya.

Sebelumnya, CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyebut Freeport memberikan 12% saham unit lokal secara cuma-cuma sebagai imbalan perpanjangan izin operasi hingga setelah 2041. Negosiasi kepemilikan mayoritas memakan waktu bertahun-tahun dan sering disertai ketegangan, termasuk sengketa pajak dan isu lingkungan.

Dampak dan Kondisi Tambang Grasberg Saat Ini

Tambang Grasberg, salah satu tambang tembaga terbesar dunia, masih dalam tahap pemulihan pasca-insiden semburan lumpur yang menewaskan dua orang. Peristiwa ini memaksa Freeport menurunkan proyeksi produksi tembaga untuk tahun ini dan tahun depan.

Insiden tersebut juga sempat memunculkan status force majeure dan berdampak pada operasi tambang. Namun, kesepakatan tambahan saham dan alokasi investasi dari Patriot Bond diharapkan memperkuat pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tambang.

Pandu menegaskan bahwa kombinasi strategi investasi domestik dan akuisisi saham Freeport menegaskan komitmen Danantara untuk proyek nasional. Langkah ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi, energi, dan ketahanan sumber daya Indonesia.

Terkini