JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan pada sesi I perdagangan Rabu, 30 April 2025. IHSG ditutup naik 29,52 poin atau 0,44% ke level 6.778,6, dengan rentang pergerakan sepanjang hari berada di antara 6.725 hingga 6.787. Total volume perdagangan mencapai 12,5 miliar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp6,96 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 728.947 kali. Sebanyak 294 saham mengalami kenaikan, 277 saham terkoreksi, dan 227 saham stagnan.
Sektor Kesehatan Memimpin Penguatan IHSG
Sektor kesehatan menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada sesi I, dengan mencatatkan kenaikan sebesar 2,5%. Saham-saham di sektor ini, seperti Medikaloka Hermina (HEAL) dan Kalbe Farma (KLBF), menunjukkan kinerja positif, sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan kesehatan dan produk farmasi di tengah pandemi global. Selain itu, sektor transportasi juga mengalami penguatan sebesar 2,4%, didorong oleh optimisme pasar terhadap pemulihan sektor pariwisata dan logistik pasca pandemi. Sektor barang baku dan barang konsumsi non-primer masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 0,9% dan 0,4%, sedangkan sektor barang konsumsi primer naik 0,3%.
Saham-Saham Top Gainers pada Sesi I
Pada sesi I, terdapat beberapa saham yang mencatatkan kenaikan signifikan dan masuk dalam daftar top gainers. Dua saham bahkan mengalami lonjakan harga hingga mencapai batas auto rejection atas (ARA), menunjukkan tingginya minat investor terhadap saham-saham tersebut. Saham-saham ini mencerminkan tren positif di sektor-sektor tertentu yang menarik perhatian pasar.
Pergerakan Indeks Saham Asia
Pada penutupan sesi I, mayoritas indeks saham utama di Asia menunjukkan penguatan. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,3%, Straits Times di Singapura menguat 0,4%, dan Nikkei di Jepang terkerek 0,3%. Namun, indeks Shanghai Composite di China mengalami penurunan tipis sebesar 0,09%. Penguatan indeks saham di kawasan Asia mencerminkan sentimen positif pasar global terhadap prospek ekonomi regional.
Analisis dan Prospek IHSG
Analis pasar memandang penguatan IHSG pada sesi I sebagai indikasi optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Meskipun terdapat tantangan global, seperti ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, pasar saham Indonesia menunjukkan daya tahan yang baik. Investor asing juga mulai kembali menunjukkan minat terhadap pasar saham Indonesia, tercermin dari arus masuk dana asing yang meningkat.
Namun, para analis juga mengingatkan bahwa volatilitas pasar masih perlu diwaspadai. Faktor-faktor eksternal, seperti kebijakan moneter di negara-negara maju dan fluktuasi harga komoditas, dapat mempengaruhi pergerakan IHSG ke depannya. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan melakukan diversifikasi portofolio guna mengurangi risiko investasi.