JAKARTA - Pada Kamis, 1 Mei 2025, sebagian besar mata uang Asia mengalami pelemahan dalam perdagangan yang sepi akibat libur Hari Buruh Internasional. Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan pemulihan tipis setelah mencatat kerugian signifikan sepanjang April. Yen Jepang menjadi sorotan dengan pelemahan tajam pasca keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk mempertahankan suku bunga dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Yen Jepang Melemah Pasca Keputusan BOJ
Yen Jepang melemah terhadap dolar AS setelah BOJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah. Namun, bank sentral tersebut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang, yang memicu kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi negara tersebut. Keputusan ini menyebabkan yen berada di bawah tekanan, mencerminkan sentimen pasar yang negatif terhadap mata uang tersebut.
Dolar AS Pulih Tipis di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Dolar AS mencatat pemulihan tipis setelah mengalami tekanan sepanjang April. Data terbaru menunjukkan perlambatan tak terduga dalam pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama tahun ini. Selain itu, ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan dan ekonomi Presiden Donald Trump turut mempengaruhi sentimen pasar terhadap dolar. Meskipun demikian, dolar berhasil menguat secara marjinal, mencerminkan ketahanan mata uang tersebut di tengah ketidakpastian global.
Dolar Australia Menguat Berkat Surplus Perdagangan
Dolar Australia (AUD) menunjukkan penguatan setelah data neraca perdagangan Maret menunjukkan surplus yang lebih kuat dari perkiraan. Menurut data dari Biro Statistik Australia, ekspor barang ke AS mencapai A$16,7 miliar dalam tiga bulan hingga Maret, meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan ekspor emas non-moneter ke AS, yang berfungsi sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian pasar. Sebagai hasilnya, Australia mencatat surplus barang dengan AS sebesar A$4,1 miliar dalam tiga bulan tersebut, berbalik dari defisit A$6,2 miliar tahun sebelumnya. Namun, analis memperingatkan bahwa kinerja perdagangan ini mungkin tidak berkelanjutan, terutama dengan adanya tekanan dari tarif AS yang tinggi.
Pasar Asia Sepi Akibat Libur Hari Buruh
Sebagian besar pasar utama di Asia, termasuk China, tutup untuk libur Hari Buruh, yang menyebabkan volume perdagangan regional menjadi sepi. Kondisi ini mencerminkan dampak dari libur nasional terhadap aktivitas pasar keuangan di kawasan Asia.
Perdagangan mata uang Asia pada 1 Mei 2025 ditandai dengan pelemahan sebagian besar mata uang regional di tengah volume perdagangan yang tipis akibat libur Hari Buruh. Dolar AS menunjukkan pemulihan tipis setelah mengalami tekanan sepanjang April, sementara yen Jepang melemah tajam pasca keputusan BOJ yang mempertahankan suku bunga dan menurunkan proyeksi pertumbuhan. Dolar Australia menguat berkat surplus perdagangan yang kuat, meskipun analis memperingatkan bahwa kinerja ini mungkin tidak berkelanjutan. Kondisi pasar yang sepi mencerminkan dampak dari libur nasional terhadap aktivitas perdagangan di kawasan Asia.