JAKARTA - Setelah tujuh tahun bergantung pada sambungan listrik rumah mertua, Ahmad Hidayat (45), warga Dusun Kroja, Desa Klampar, Kabupaten Pamekasan, Madura, akhirnya merasakan nikmatnya kemandirian energi. Harapan yang lama dinanti itu terwujud berkat bantuan program pemasangan listrik gratis dari PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM).
Program ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk memperluas akses energi listrik hingga ke pelosok desa, mendukung kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pemerataan pembangunan nasional.
Akhir Penantian Panjang Selama Tujuh Tahun
Selama bertahun-tahun, Ahmad dan keluarganya harus berbagi listrik dengan rumah mertua menggunakan kabel sambungan sederhana. Kondisi ini tidak hanya merepotkan, tetapi juga berisiko terhadap keselamatan karena kabel yang digunakan tidak sesuai standar kelistrikan.
"Sudah tujuh tahun kami numpang listrik dari rumah mertua. Setiap kali ada gangguan di rumah mertua, kami juga ikut gelap. Mau pasang listrik sendiri, biayanya tidak terjangkau," ungkap Ahmad saat ditemui di rumah barunya yang kini telah terang benderang, Senin (28/4/2025).
Ahmad menambahkan bahwa sebelumnya ia harus rela hidup dalam keterbatasan. Beberapa alat elektronik, seperti kulkas dan pompa air, tidak bisa digunakan maksimal karena daya listrik yang terbatas. Hal ini tentu berpengaruh pada aktivitas harian dan kualitas hidup keluarganya.
Namun kini, berkat program bantuan listrik gratis dari PLN, Ahmad dan keluarga dapat menikmati akses listrik sendiri, tanpa ketergantungan pada pihak lain.
Program Bantuan Listrik Gratis PLN
Program bantuan ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN (Persero) yang berfokus pada sektor energi berkeadilan. PLN melalui UIT JBM gencar merealisasikan program penyambungan listrik gratis untuk masyarakat kurang mampu di wilayah Jawa Timur dan Bali.
General Manager PLN UIT JBM, Djarot Hutabri, menegaskan bahwa penyediaan akses listrik menjadi bagian penting dari misi PLN dalam mendorong pemerataan pembangunan.
"Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, termasuk saudara-saudara kita di daerah terpencil, dapat menikmati manfaat listrik yang andal dan aman. Akses terhadap energi adalah hak semua orang," kata Djarot dalam keterangan resminya.
Program ini mencakup biaya pemasangan instalasi rumah, biaya penyambungan baru, hingga pemberian kWh meter, sehingga masyarakat penerima tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Manfaat Listrik Mandiri untuk Kehidupan Sehari-hari
Bagi Ahmad dan keluarganya, ketersediaan listrik mandiri membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Kini, ia dapat menggunakan berbagai alat rumah tangga dengan leluasa, mengembangkan usaha kecil di rumah, dan yang terpenting, anak-anaknya bisa belajar di malam hari tanpa khawatir kekurangan penerangan.
"Sekarang kami bisa pakai kulkas untuk menyimpan makanan, pompa air jalan normal, anak-anak juga lebih semangat belajar karena lampu terang. Ini benar-benar rezeki luar biasa buat kami," ujar Ahmad dengan mata berbinar.
Ia berharap program semacam ini dapat terus diperluas agar semakin banyak keluarga di pelosok lain yang merasakan manfaat serupa.
PLN Dorong Pemerataan Akses Energi
PLN terus berupaya mempercepat pemerataan akses listrik nasional, sesuai dengan target pemerintah dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pemerataan listrik dinilai sebagai salah satu kunci meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi ketimpangan pembangunan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Djarot Hutabri menambahkan bahwa program bantuan listrik gratis tidak hanya meningkatkan kesejahteraan warga, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
"Setiap rumah tangga yang teraliri listrik adalah kontribusi untuk mendorong produktivitas ekonomi lokal. Kami ingin semua warga, tanpa terkecuali, bisa menikmati kemajuan teknologi dan fasilitas modern berkat listrik," jelas Djarot.
Tantangan dalam Distribusi Listrik di Daerah
Meski telah banyak kemajuan, distribusi listrik di daerah pelosok seperti di Madura tetap menghadapi berbagai tantangan. Infrastruktur jaringan listrik yang belum merata, medan geografis yang sulit, hingga keterbatasan dana sering menjadi hambatan.
Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan berbagai pihak terkait, tantangan ini perlahan-lahan diatasi. Program bantuan penyambungan listrik gratis menjadi solusi konkret untuk mempercepat pemerataan akses energi di wilayah tertinggal.
Kepala Desa Klampar, H. Subaidi, menyampaikan apresiasinya atas kepedulian PLN terhadap masyarakat desa.
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN. Bantuan ini betul-betul meringankan beban warga kami. Mudah-mudahan ke depan makin banyak warga lain yang belum punya listrik bisa mendapatkan bantuan serupa," kata Subaidi.
Harapan Masyarakat terhadap Program Listrik Gratis
Kehadiran listrik mandiri membuka peluang baru bagi warga seperti Ahmad untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Banyak di antara mereka yang berharap agar program serupa dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak keluarga miskin di pelosok.
Ahmad mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan usaha kecil berbasis rumahan dengan memanfaatkan listrik.
"Kalau nanti sudah stabil, saya ingin buka usaha kecil-kecilan, mungkin jualan es atau makanan beku. Sekarang sudah mungkin, karena sudah ada kulkas dan listrik sendiri," tutur Ahmad penuh semangat.
Dengan adanya listrik, masyarakat tidak hanya mendapatkan penerangan, tetapi juga peluang baru untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Kisah Ahmad Hidayat dari Dusun Kroja adalah potret nyata betapa besar dampak positif dari akses listrik bagi kehidupan masyarakat kecil. Program bantuan pemasangan listrik gratis dari PT PLN (Persero) UIT JBM menjadi bukti bahwa komitmen untuk mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar diwujudkan.
Ke depan, dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, diharapkan tidak ada lagi rumah tangga di Indonesia yang hidup tanpa listrik. Karena listrik bukan sekadar penerangan, melainkan jembatan menuju kehidupan yang lebih baik, produktif, dan sejahtera.