SAHAM

Pasar Saham Asia Tutup Beragam, Bank of Japan Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Pasar Saham Asia Tutup Beragam, Bank of Japan Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Pasar Saham Asia Tutup Beragam, Bank of Japan Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

JAKRATA - Pasar saham Asia mengalami penutupan yang beragam pada hari Kamis, dengan sebagian besar bursa saham tutup seiring perayaan Hari Buruh Internasional, namun saham Jepang mencatatkan kenaikan setelah Bank of Japan (BOJ) mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga di level yang sama, 0,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Pergerakan Pasar Saham Jepang

Saham Jepang menunjukkan kinerja positif pada perdagangan Kamis, 1 Mei 2025. Nikkei 225, indeks saham acuan di Jepang, berhasil mencatatkan kenaikan setelah keputusan dari Bank of Japan. Keputusan ini mendukung ekspektasi pasar bahwa BOJ akan mempertahankan suku bunga rendah dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat, termasuk dampak dari tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Keputusan Bank of Japan untuk tidak mengubah suku bunga ini juga terkait dengan upaya bank sentral Jepang untuk tetap mendukung stabilitas ekonomi domestik, meskipun terdapat tantangan besar yang datang dari ekonomi global. "Kami mengambil keputusan ini untuk menjaga kondisi ekonomi domestik yang masih rapuh di tengah ketidakpastian global, terutama dampak dari kebijakan tarif yang diputuskan oleh AS," ujar Haruki Sato, analis ekonomi dari sebuah lembaga riset di Tokyo.

Saham Australia Tetap Stabil, Fokus pada Data Ekonomi dan Laporan Pendapatan Perusahaan

Sementara itu, pasar saham Australia sebagian besar tidak mengalami perubahan signifikan pada hari Kamis. Investor lebih banyak menunggu hasil dari data neraca perdagangan dan laporan pendapatan dari perusahaan ritel besar, Woolworths. Saham perusahaan ini diperkirakan akan memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi konsumen Australia, yang tengah menghadapi tekanan inflasi tinggi dan tingkat bunga yang lebih tinggi.

"Indeks saham Australia tetap stabil hari ini, karena para investor menunggu informasi lebih lanjut dari data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Salah satu yang menjadi fokus adalah laporan pendapatan dari Woolworths yang diperkirakan dapat memberikan gambaran terkait daya beli konsumen," ungkap Lucy Thompson, analis pasar dari Melbourne.

Libur Hari Buruh Memengaruhi Volume Perdagangan di Asia

Di sisi lain, volume perdagangan di sebagian besar pasar saham Asia terganggu akibat libur Hari Buruh. Banyak bursa utama seperti China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura tutup pada Kamis, yang menyebabkan volume perdagangan menjadi sangat tipis. Liburan panjang ini, yang dirayakan di banyak negara di kawasan Asia, mengurangi likuiditas pasar saham yang biasanya lebih aktif.

"Libur Hari Buruh memang memengaruhi aktivitas pasar, dengan banyak investor memilih untuk menunggu hingga bursa kembali beroperasi penuh pada awal pekan depan. Meski begitu, meski pasar tutup, kondisi pasar secara umum tetap dipantau dengan cermat oleh para pelaku pasar," tambah Lucy Thompson.

Indeks Saham AS dan Sentimen Pasar Global

Sementara itu, di pasar saham Amerika Serikat, meskipun indeks saham utama AS berakhir dengan pergerakan yang relatif marjinal pada hari Selasa, 29 April 2025, futures terkait dengan indeks-indeks utama AS mengalami lonjakan yang signifikan dalam perdagangan Asia pada hari Rabu. Sentimen pasar cenderung meningkat setelah pendapatan perusahaan besar di AS menunjukkan hasil yang lebih baik dari yang diperkirakan meskipun data ekonomi AS menunjukkan kontraksi pada kuartal pertama tahun 2025.

Meski data PDB AS untuk kuartal pertama menunjukkan penurunan yang lebih besar dari yang diharapkan, pendapatan yang kuat dari perusahaan-perusahaan besar seperti teknologi dan sektor keuangan memberikan dorongan positif bagi pasar saham. Sejumlah perusahaan besar melaporkan kinerja yang solid dan berhasil melampaui perkiraan analis, memberikan optimisme di tengah tanda-tanda pelambatan ekonomi global.

Bank of Japan: Kebijakan Suku Bunga dan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi

Di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi global, Bank of Japan mengumumkan keputusan penting lainnya. BOJ mempertahankan suku bunga stabil di 0,5% pada hari Kamis, meskipun ada penurunan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang. Bank of Japan menyatakan bahwa ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan tarif AS dan tekanan perdagangan internasional lainnya berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi domestik.

"Keputusan untuk mempertahankan suku bunga rendah adalah langkah yang sesuai dengan situasi saat ini. Kami akan terus memantau situasi ekonomi global, terutama terkait kebijakan tarif yang diputuskan oleh Amerika Serikat, yang dapat memengaruhi kestabilan ekonomi Jepang," jelas Haruki Sato, ekonom senior Bank of Japan, dalam sebuah pernyataan resmi.

Meskipun kebijakan suku bunga tetap dipertahankan, Bank of Japan mengaku bahwa mereka harus mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara untuk tahun ini. Dampak dari ketegangan perdagangan global dan kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS diramalkan dapat memperlambat laju ekspor Jepang, yang merupakan salah satu pendorong utama ekonomi negara tersebut.

Dampak Kebijakan Tarif AS Terhadap Pasar Global

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara besar, termasuk China dan Jepang, terus memberikan dampak besar terhadap pasar saham global. Ketegangan perdagangan internasional ini menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam membuat keputusan investasi, dengan beberapa negara mengalami pelambatan ekonomi yang lebih besar dari perkiraan.

Analis pasar global juga mencatat bahwa ketegangan perdagangan global, khususnya antara AS dan China, memengaruhi stabilitas pasar di kawasan Asia dan juga di seluruh dunia. "Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif dan kebijakan perdagangan lainnya semakin menambah tantangan bagi ekonomi global. Ini menciptakan ketidakpastian yang terus berlanjut, yang membuat banyak investor memilih untuk berhati-hati dalam langkah investasi mereka," ungkap Michael Cheng, analis pasar dari Hong Kong.

Prospek Pasar Global di Tengah Ketidakpastian

Pasar saham Asia, terutama Jepang, menunjukkan pergerakan beragam pada Kamis, 1 Mei 2025, di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sementara Jepang mencatatkan kenaikan setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga, sebagian besar bursa utama Asia tutup akibat libur Hari Buruh. Di pasar Amerika, meskipun data ekonomi AS menunjukkan kontraksi, pendapatan perusahaan besar berhasil mengangkat sentimen positif.

Ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan tarif dan tantangan ekonomi global menjadi fokus utama pasar, sementara keputusan Bank of Japan untuk mempertahankan suku bunga menjadi sinyal penting bagi arah kebijakan moneter di Jepang. Dalam menghadapi ketidakpastian ini, investor cenderung lebih berhati-hati dan memilih untuk memantau perkembangan lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi besar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index