WhatsApp

Modus Pencurian Identitas dalam UTBK SNBT 2025 Terungkap Berkat Penggunaan WhatsApp Blast di Unpad

Modus Pencurian Identitas dalam UTBK SNBT 2025 Terungkap Berkat Penggunaan WhatsApp Blast di Unpad
Modus Pencurian Identitas dalam UTBK SNBT 2025 Terungkap Berkat Penggunaan WhatsApp Blast di Unpad

JAKARTA - Universitas Padjadjaran (Unpad) baru-baru ini mengungkap kasus pencurian identitas yang digunakan oleh peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025. Kasus ini terdeteksi berkat pengiriman pesan massal melalui aplikasi WhatsApp, yang sebelumnya digunakan untuk mengingatkan peserta agar tidak terlambat mengikuti ujian.
 

Penemuan Kasus Pencurian Identitas
 

Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad, Rafly, menjelaskan bahwa pada 25 April 2025, panitia menerima balasan pesan dari seseorang berinisial NKA. NKA mengaku menerima pesan dari Pusat UTBK Unpad meskipun tidak mendaftar UTBK tahun ini dan sudah menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa identitas NKA telah disalahgunakan oleh peserta UTBK.

Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan bahwa peserta UTBK yang bersangkutan menggunakan nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, dan nomor telepon yang sama dengan milik NKA. Perbedaan terletak pada foto dan alamat email yang digunakan. Peserta tersebut dijadwalkan mengikuti ujian di Fakultas Farmasi Unpad Jatinangor pada 26 April 2025, namun tidak hadir.
 

Motif di Balik Pencurian Identitas
 

Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad, Inu Isnaeni Sidiq, Ph.D., menyatakan bahwa tindakan ini bukan merupakan penggunaan joki, melainkan pencurian identitas. "Ini satu paket, mereka mencuri soal, lalu mengolah dan menyiapkan jawabannya, nanti akan dijual atau digunakan oleh eksekutor yang menjadi joki," terang Inu, dikutip dari laman Unpad.

Inu menambahkan bahwa meskipun peserta yang menggunakan identitas curian tersebut mungkin lulus UTBK, mereka tidak akan dapat melanjutkan ke tahap registrasi karena data yang digunakan bukan milik mereka. "Kalau pun dia lulus UTBK, yang bersangkutan tidak akan bisa melakukan registrasi karena data yang digunakan milik orang lain," jelasnya.
 

Penggunaan WhatsApp Blast sebagai Alat Deteksi
 

Rafly mengungkapkan bahwa pengiriman pesan WhatsApp blast kepada peserta UTBK tidak hanya efektif untuk mengingatkan peserta agar tidak terlambat, tetapi juga berhasil mendeteksi kasus pencurian identitas. "Dari hari pertama hingga hari ini, tersisa 3 sesi lagi, hampir tidak ada yang datang terlambat. Hanya ada satu peserta yang datang di sesi siang padahal seharusnya ujian di sesi pagi, itu pun dia mengaku telah membaca WA blast dari panitia," ujar Rafly.

Inu menambahkan bahwa temuan ini telah dilaporkan ke tim monitoring dan evaluasi Pusat UTBK Unpad. Ia berharap kasus ini dapat dikaji oleh tim monev tingkat nasional agar tindakan serupa tidak terjadi di masa mendatang.
 

Upaya Unpad dalam Mencegah Kecurangan
 

Universitas Padjadjaran telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah kecurangan selama pelaksanaan UTBK. Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti, memastikan bahwa pelaksanaan UTBK-SNBT berlangsung lancar dan tanpa kendala. "Yang kami yakini, peserta tetap semangat dan mereka tidak akan dirugikan. Karena peserta tetap dilayani sesuai jamnya dengan waktu yang sudah disediakan," kata Rina, dikutip dari ANTARA News.

Selain itu, Koordinator Pelaksana UTBK-SNBT Unpad, Inu Isnaeni Sidiq, menyebutkan bahwa panitia telah menyiapkan total sebanyak 38 ruangan dengan kapasitas 25 peserta untuk melaksanakan ujian tersebut. Panitia juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut pelaksanaan UTBK ini, termasuk melakukan web survei untuk mengecek kelayakan komputer sesuai dengan ketentuan dari pusat pengembangan. 
 

Imbauan untuk Peserta UTBK
 

Wakil Ketua I Penanggungjawab SNPMB, Muryanto Amin, mengingatkan seluruh peserta UTBK SNBT 2025 untuk tidak melakukan kecurangan apapun. "Kami menjaga integritas seleksi. Tidak ada ruang untuk praktik curang. Pengawasan dilakukan bahkan melalui jalur darat, laut, udara dan sistem IT," kata Muryanto, dikutip dari RCTI+.

Ia juga menegaskan bahwa peserta yang terbukti melakukan kecurangan akan dikenakan sanksi pidana. "Sanksinya itu bisa sampai ke pidana. Di setiap Pusat UTBK ini kita monitoring," tegasnya. 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index