JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi fenomena yang semakin marak terjadi di berbagai sektor perusahaan di Indonesia, seiring dengan dampak ekonomi yang belum juga mereda. Bagi banyak orang, PHK bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, tetapi juga tantangan besar untuk bertahan hidup, apalagi jika mereka adalah pencari nafkah utama dalam keluarga. Inilah yang dirasakan oleh Supriyadi (54), seorang mantan staf administrasi yang bekerja di sebuah lembaga riset di Jakarta Pusat selama 25 tahun.
Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa suatu hari dia harus mengakhiri perjalanan panjangnya di lembaga yang telah membesarkannya. Sebelumnya, selama dua dekade lebih, Supriyadi, atau biasa disapa Pri, menjalani rutinitas harian yang tak ringan, menempuh jarak 27 kilometer setiap hari dari Depok menuju Jakarta Pusat. Namun, pada akhirnya, kehidupan membawanya pada kenyataan pahit yang tak pernah dibayangkan.