UFC

Jelang Duel Panas, Joaquin Buckley Sebut Tak Ada Bintang di UFC, Singgung Prestasi Islam Makhachev

Jelang Duel Panas, Joaquin Buckley Sebut Tak Ada Bintang di UFC, Singgung Prestasi Islam Makhachev
Jelang Duel Panas, Joaquin Buckley Sebut Tak Ada Bintang di UFC, Singgung Prestasi Islam Makhachev

JAKARTA - Menjelang laga penting di kelas welter UFC, petarung asal Amerika Serikat, Joaquin Buckley, membuat pernyataan kontroversial dengan menyatakan bahwa tidak ada bintang sejati di UFC saat ini, termasuk menyangsikan pencapaian Islam Makhachev yang kini menjadi salah satu petarung paling dominan di kelas ringan.

Komentar tajam tersebut disampaikan Buckley saat menjelang duel yang sangat dinantikan kontra mantan juara kelas welter UFC, Kamaru Usman. Buckley yang dikenal vokal dan percaya diri, tak segan meremehkan nama-nama besar di arena oktagon demi mengangkat kepercayaan dirinya menjelang pertarungan besar yang bisa menentukan arah kariernya di divisi 170 pon.

Buckley: "Tidak Ada Bintang di UFC Saat Ini"

Dalam sebuah wawancara dengan media olahraga MMA di Amerika, Buckley secara gamblang menyebut bahwa UFC kekurangan sosok bintang karismatik yang mampu menarik perhatian global sebagaimana era sebelumnya.

“Tidak ada bintang di UFC. Kalian semua bilang Islam Makhachev adalah raja baru, tapi coba lihat—tidak ada aura itu. Tidak seperti Khabib dulu, atau Conor (McGregor). Yang ada sekarang hanya petarung hebat, tapi bukan bintang,” ujar Buckley dengan nada tajam.

Pernyataan ini sontak menuai reaksi beragam dari penggemar MMA dan analis UFC. Sebab, Islam Makhachev justru tengah berada di puncak kariernya setelah mempertahankan gelar kelas ringan dalam beberapa laga berat, termasuk saat menghadapi Charles Oliveira dan Alexander Volkanovski. Ia juga disebut-sebut sebagai penerus dominasi dagestan di UFC setelah pensiunnya Khabib Nurmagomedov.

Namun, Buckley tetap pada pendiriannya bahwa UFC saat ini memerlukan sosok yang lebih karismatik dan memancing daya tarik penonton, bukan sekadar teknis di atas oktagon.

Fokus ke Duel Kontra Kamaru Usman

Di luar komentar kontroversialnya soal status bintang UFC, Joaquin Buckley sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi salah satu tantangan terberat dalam kariernya: Kamaru Usman.

Usman, mantan juara bertahan kelas welter dengan rekor impresif, dikenal sebagai petarung yang nyaris tak terkalahkan dalam jangka waktu panjang. Meskipun performanya sempat menurun setelah kekalahan dari Leon Edwards, Usman tetap menjadi ancaman besar di divisi ini.

Buckley, yang saat ini sedang naik daun di kelas welter, mengaku tidak gentar menghadapi nama besar seperti Usman. Ia bahkan berjanji akan menciptakan kejutan besar dalam pertarungan tersebut.

“Saya tidak datang untuk jadi figuran. Saya di sini untuk menunjukkan bahwa saya adalah masa depan kelas welter. Mengalahkan Kamaru Usman adalah awal dari semuanya,” tegas Buckley.

Pertarungan ini diyakini menjadi ujian besar bagi Buckley untuk membuktikan bahwa dirinya layak masuk jajaran elit kelas welter, dan bukan sekadar petarung dengan gaya bicara keras.

Rekam Jejak Buckley: Dari KO Spektakuler hingga Taktik Baru

Joaquin Buckley mulai dikenal luas di dunia MMA setelah mencatatkan salah satu knockout terbaik dalam sejarah UFC pada tahun 2020 melawan Impa Kasanganay. Aksi tendangan berputarnya yang viral membuat namanya melejit di kalangan penggemar.

Namun sejak saat itu, karier Buckley berjalan naik-turun. Ia sempat mengalami kekalahan dari sejumlah petarung, namun kemudian berhasil bangkit kembali, termasuk dengan berpindah ke kelas welter dan mencatatkan kemenangan penting.

“Saya bukan cuma KO highlight. Saya sudah berkembang. Sekarang saya punya strategi, disiplin, dan determinasi untuk jadi juara,” kata Buckley dalam sesi latihan terbuka di Las Vegas.

Dia menambahkan bahwa timnya telah menyiapkan game plan matang untuk menghadapi gaya bertarung Usman yang dikenal tangguh dalam grappling dan kontrol ground.

Usman Belum Tanggapi Serangan Verbal Buckley

Sementara itu, Kamaru Usman hingga kini belum banyak menanggapi komentar dari lawannya tersebut. Petarung asal Nigeria itu dikenal lebih kalem dalam menyikapi provokasi, dan lebih memilih membalas di dalam oktagon.

Namun pelatih kepala Usman, dalam pernyataannya kepada media, menyebut bahwa pihaknya tidak menganggap enteng Buckley.

“Joaquin adalah petarung yang eksplosif. Kami menghormatinya. Tapi kami juga tahu level yang dimiliki Usman. Ini akan jadi duel yang menarik,” ujarnya.

Potensi Duel Panas di Oktagon

Pertarungan antara Kamaru Usman dan Joaquin Buckley dijadwalkan akan berlangsung di salah satu event utama UFC pada pertengahan tahun ini. Pertarungan ini tak hanya penting bagi karier keduanya, tetapi juga bagi dinamika kelas welter yang kini makin kompetitif dengan hadirnya banyak petarung muda bertalenta.

UFC disebut tengah mempertimbangkan duel ini sebagai salah satu penentu peringkat calon penantang gelar berikutnya, tergantung hasil dari Leon Edwards dan Belal Muhammad yang juga tengah memperebutkan posisi teratas.

Antara Percaya Diri dan Provokasi

Joaquin Buckley jelas tidak takut mengekspresikan opininya. Namun, dalam dunia UFC yang keras, semua pernyataan harus dibuktikan di atas oktagon. Pertarungan melawan Usman akan menjadi panggung sebenarnya: apakah Buckley memang layak disebut sebagai masa depan kelas welter, atau hanya petarung penuh suara tapi minim bukti.

Pernyataan kontroversialnya soal Islam Makhachev bisa menjadi bumerang jika ia gagal tampil maksimal. Namun bila berhasil mengalahkan Usman, Buckley tak hanya akan mematahkan prediksi, tapi juga berpotensi jadi sosok besar baru yang selama ini ia klaim belum dimiliki UFC.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index