FINANSIAL

Kebijakan Tarif Trump Membebani Warga AS Penggunaan Layanan Paylater Meningkat untuk Beli Sembako di Tengah Krisis Finansial

Kebijakan Tarif Trump Membebani Warga AS Penggunaan Layanan Paylater Meningkat untuk Beli Sembako di Tengah Krisis Finansial
Kebijakan Tarif Trump Membebani Warga AS: Penggunaan Layanan Paylater Meningkat untuk Beli Sembako di Tengah Krisis Finansial

JAKARTA – Kebijakan tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membawa dampak signifikan terhadap perekonomian domestik AS, terutama bagi konsumennya yang kini terjebak dalam kondisi keuangan yang semakin sulit. Peningkatan tajam dalam penggunaan layanan paylater untuk membeli kebutuhan pokok seperti bahan makanan menjadi salah satu indikator jelas adanya tekanan finansial yang kian meningkat di kalangan warga AS.

Layanan paylater, yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang sekarang dan membayar nanti, telah menjadi solusi alternatif bagi mereka yang kesulitan membeli kebutuhan sehari-hari akibat inflasi dan suku bunga yang tinggi. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan pinjaman online Lending Tree pada April 2025, sekitar 50% dari 2.000 responden yang berusia antara 18 hingga 79 tahun mengaku telah menggunakan layanan paylater untuk memenuhi kebutuhan mereka, terutama bahan makanan.

Meningkatnya Ketergantungan pada Layanan Paylater

Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 25% dari responden mengatakan mereka menggunakan pinjaman paylater untuk membeli bahan makanan, naik dari 14% pada 2024 dan 21% pada 2023. Hal ini mencerminkan bagaimana banyak warga AS kini bergantung pada pinjaman konsumsi untuk bertahan hidup dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Kepala analis keuangan konsumen Lending Tree, Matt Schulz, mengungkapkan bahwa penggunaan paylater saat ini tidak hanya terkait dengan pembelian barang mewah, tetapi sudah merambah ke pembelian kebutuhan dasar seperti sembako. "Inflasi masih menjadi masalah besar. Suku bunga yang sangat tinggi dan ketidakpastian ekonomi, terutama terkait tarif yang diberlakukan oleh pemerintah, membuat banyak orang mencari cara untuk memperpanjang anggaran mereka," ujar Schulz dalam wawancara yang dilansir oleh CNBC.

Layanan paylater memberikan kemudahan bagi konsumen dengan membagi total biaya belanja menjadi beberapa pembayaran lebih kecil dalam jangka waktu tertentu. Ini menjadi alternatif yang menarik bagi kartu kredit, karena sering kali tidak mengenakan bunga. Namun, ada risiko tersendiri bagi konsumen yang tidak bisa mengatur penggunaan pinjaman tersebut dengan baik.

Risiko Menggunakan Paylater: Peningkatan Pembayaran Terlambat

Meskipun layanan ini memberikan kemudahan, survei menunjukkan bahwa masalah pembayaran terlambat semakin meningkat. Sebanyak 41% responden mengaku mengalami keterlambatan pembayaran atas pinjaman paylater mereka pada tahun lalu, meningkat dari 34% pada tahun 2023. Kondisi ini semakin memperburuk masalah keuangan banyak keluarga di AS yang kini terjerat dalam utang jangka pendek.

Schulz menambahkan, "Bagi banyak orang, layanan paylater menjadi cara mereka bertahan hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya. Meskipun sangat berguna, ada banyak risiko jika tidak dikelola dengan hati-hati."

Di sisi lain, konsumen yang menggunakan layanan ini dalam jumlah besar menghadapi risiko lain, yakni penumpukan utang. Survei Lending Tree menunjukkan bahwa sekitar 60% pengguna paylater memiliki beberapa pinjaman sekaligus, dengan hampir 25% di antaranya memiliki tiga atau lebih pinjaman sekaligus. Hal ini tentu menambah beban finansial mereka yang sudah tertekan oleh inflasi dan harga barang yang terus merangkak naik.

Warga AS Berhadapan dengan Ketidakpastian Ekonomi Global

Selain faktor kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump, konsumen AS juga harus menghadapi ketidakpastian ekonomi global, yang semakin memperburuk kondisi perekonomian domestik. Tidak hanya tarif yang mengganggu pasar, tetapi juga ketidakpastian terkait kebijakan fiskal dan moneter yang menyebabkan banyak orang merasa tidak memiliki kendali atas keuangan mereka.

Di tengah situasi ini, banyak konsumen yang terpaksa bergantung pada cara-cara seperti paylater untuk bertahan hidup sehari-hari. Walaupun terlihat sebagai solusi jangka pendek, penggunaan layanan ini dapat menyebabkan masalah lebih lanjut jika tidak dikelola dengan bijak.

Matt Schulz mengingatkan konsumen untuk berhati-hati dalam menggunakan layanan paylater. "Ini bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk membantu Anda bertahan hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya, namun risiko gagal bayar atau menumpuk beberapa pinjaman bisa membuat masalah keuangan semakin besar," ujar Schulz.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index