Jepang

Dimas Batik: Penjaga Warisan Batik Tulis Tasikmalaya yang Mendunia

Dimas Batik: Penjaga Warisan Batik Tulis Tasikmalaya yang Mendunia
Dimas Batik: Penjaga Warisan Batik Tulis Tasikmalaya yang Mendunia

JAKARTA - Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik printing dalam industri batik, Dimas Batik tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional. UMKM binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat milik Aisha Nadia ini berdiri sejak 1987 dan berlokasi di Indihiang, Tasikmalaya. Hingga kini, Dimas Batik menjadi satu-satunya pengrajin batik tulis di Tasikmalaya yang masih setia menggunakan malam atau lilin dalam setiap proses produksinya.

Aisha Nadia, pendiri Dimas Batik, memulai perjalanan usahanya dengan tekad kuat untuk melestarikan seni batik tulis. Ia mengenang masa-masa awal ketika harus membawa karung berisi kain batik untuk bertemu calon pembeli, hingga pernah diusir satpam karena disangka pemulung. "Waktu itu saya tidak punya kendaraan. Tapi saya tahu, saya membawa warisan budaya yang berharga," kenangnya.

Perjalanan Aisha merintis usaha ini tidaklah mudah. Namun, dengan semangat dan dedikasi, Dimas Batik berhasil berkembang dan menjadi salah satu perajin batik terbesar di Tasikmalaya. Produk-produknya dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan sejumlah kota di pulau Jawa. Bahkan, pasar luar negeri seperti Singapura dan Jepang telah menjadi pelanggan tetap.

Orang Jepang sangat menyukai motif batik kami yang bernuansa bunga kecil-kecil, seperti melati, sakura, dan truntum. Mereka kurang menyukai motif binatang, jadi kami beradaptasi tanpa kehilangan identitas, jelas Aisha.

Saat ini, Dimas Batik mempekerjakan 25 pembatik, terdiri dari 15 orang yang bekerja menetap di pabrik, dan 10 ibu rumah tangga yang membatik dari rumah sembari tetap mengurus keluarga. "Kami ingin mempertahankan tradisi, tapi juga memberi ruang bagi ibu-ibu agar bisa tetap produktif tanpa meninggalkan peran utama mereka di rumah," ujar Aisha.

Selain terus mempertahankan kualitas dan keaslian, Dimas Batik aktif mengikuti berbagai pelatihan termasuk di tahun 2024 mengikuti Pertamina UMK Academy kelas Go Global, untuk memperluas pasar ekspor.

Motif-motif batik Jawa Barat yang ditawarkan Dimas Batik mengusung filosofi mendalam, di antaranya:

Merak Ngibing: menggambarkan keindahan gerak burung merak dengan warna-warna cerah dan penuh energi.

Tiga Negeri: kombinasi pengaruh budaya dari Jawa, Pekalongan, dan Lasem yang melambangkan keragaman dan harmoni.

Cupat Manggu: terinspirasi dari buah manggis dengan pola geometris dan elemen organik yang mencerminkan kesegaran alam.

Sidomukti: simbol harapan dan kemakmuran yang sering digunakan dalam acara adat dan pernikahan.

Area Manager Communication, Relation & CSR Regional JBB PT Pertamina Patra Niaga, Eko Kristiawan, menyampaikan apresiasinya terhadap kegigihan Dimas Batik dalam menjaga warisan budaya lokal. "Kami bangga bisa mendampingi pelaku UMKM seperti Dimas Batik yang tidak hanya mempertahankan tradisi, tapi juga mampu menembus pasar global. Inilah semangat UMKM binaan Pertamina, berakar kuat pada budaya lokal, namun berpandangan jauh ke depan. Melalui program pendanaan dan pelatihan, kami ingin terus mendukung UMKM naik kelas dan menjadi penggerak ekonomi nasional," ujar Eko.

Kisah sukses Dimas Batik selaras dengan semangat Asta Cita ketiga pemerintahan Prabowo-Gibran, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur yang mendukung perekonomian rakyat. Kehadiran Dimas Batik membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Melalui dedikasi Aisha Nadia dan dukungan Pertamina Patra Niaga, Dimas Batik bukan hanya menjadi pelaku industri kreatif, tapi juga penjaga warisan budaya bangsa. Di tengah pilihan instan dan cepat, Aisha tetap memilih lilin, karena baginya, setiap goresan malam adalah jejak sejarah yang tak tergantikan.

Dimas Batik kini menjadi contoh nyata bagaimana pelestarian budaya dan inovasi dapat berjalan beriringan. Dengan terus beradaptasi dan menjaga kualitas, Dimas Batik berhasil menembus pasar internasional dan membawa batik tulis Tasikmalaya ke dunia.

Bagi Anda yang ingin melihat langsung proses pembuatan batik tulis atau membeli produk Dimas Batik, dapat mengunjungi galeri mereka yang berlokasi di Indihiang, Tasikmalaya. Di sana, Anda akan disuguhi pemandangan para pengrajin yang dengan telaten menorehkan malam pada kain, menciptakan motif-motif indah yang sarat makna.

Dimas Batik membuktikan bahwa meskipun zaman terus berkembang, warisan budaya seperti batik tulis tetap memiliki tempat di hati masyarakat, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dengan semangat dan dedikasi, Dimas Batik akan terus menjaga dan melestarikan seni batik tulis Tasikmalaya untuk generasi mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index