Eenergi

PLN Targetkan Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik 69,6 GW dengan 76persen dari Energi Terbarukan dalam RUPTL 2025 2034

PLN Targetkan Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik 69,6 GW dengan 76persen dari Energi Terbarukan dalam RUPTL 2025 2034
PLN Targetkan Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik 69,6 GW dengan 76persen dari Energi Terbarukan dalam RUPTL 2025 2034

JAKARTA – PT PLN (Persero) menetapkan target ambisius dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dengan menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,6 gigawatt (GW). Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan RUPTL periode sebelumnya, 2021-2030, yang hanya menargetkan penambahan kapasitas sebesar 40,6 GW.

Dari total penambahan kapasitas 69,6 GW tersebut, PLN memprioritaskan energi baru dan terbarukan (EBT) yang diproyeksikan menyumbang 76% atau sekitar 52,9 GW. Komposisi porsi EBT ini terdiri atas pembangkit energi terbarukan sebesar 42,6 GW (61%) dan kapasitas penyimpanan energi (storage) sebesar 10,3 GW (15%). Sisanya, yakni 16 GW, berasal dari pembangkit berbasis energi fosil yang meliputi gas sebesar 10,3 GW dan batu bara sebesar 6,3 GW.

Kenaikan fokus pada energi terbarukan ini menjadi langkah strategis PLN untuk mendukung target nasional dalam mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Pengembangan kapasitas energi baru dan terbarukan juga sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan bauran energi yang ramah lingkungan serta mencapai target Net Zero Emission.

“Dalam RUPTL 2025-2034, kami menempatkan porsi energi baru dan terbarukan mencapai lebih dari tiga per empat dari total penambahan kapasitas pembangkit listrik. Ini merupakan komitmen kami untuk mendorong bauran energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PLN.

Sementara itu, dalam RUPTL periode 2021-2030, penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 40,6 GW terdiri atas 20,9 GW dari energi baru dan terbarukan dan 19,7 GW dari energi fosil. Dengan demikian, target pada RUPTL terbaru ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam proporsi energi bersih yang akan dikembangkan.

Peningkatan kapasitas storage sebesar 10,3 GW juga menjadi perhatian penting dalam RUPTL 2025-2034. Kapasitas penyimpanan energi ini dianggap krusial untuk mengatasi tantangan intermittency atau ketidakstabilan pasokan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, sehingga pasokan listrik dapat lebih andal dan stabil.

Adapun energi fosil tetap menjadi bagian dari portofolio pembangkit listrik dengan porsi 16 GW, di mana gas menjadi mayoritas dengan 10,3 GW dan sisanya batu bara sebesar 6,3 GW. Meskipun porsi energi fosil berkurang secara proporsional, PLN tetap menjaga keberlanjutan pasokan listrik agar stabil selama masa transisi menuju energi bersih.

Pakar energi menyambut positif langkah PLN ini, namun mengingat skala investasi yang besar dan tantangan teknis pengembangan energi baru dan terbarukan, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mempercepat realisasi target tersebut.

“Transformasi energi tidak hanya soal penambahan kapasitas, tapi juga soal bagaimana membangun ekosistem yang mendukung penggunaan energi terbarukan secara optimal. Storage energi yang besar akan menjadi game changer dalam menjawab tantangan pasokan energi yang stabil,” kata seorang analis energi independen.

Dengan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,6 GW, PLN berharap dapat memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat pengurangan emisi karbon. RUPTL 2025-2034 ini menjadi peta jalan penting dalam memastikan ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index