BISNIS

Wirausaha Pelajar Tawarkan Solusi Bisnis Lingkungan dan Sosial Indonesia

Wirausaha Pelajar Tawarkan Solusi Bisnis Lingkungan dan Sosial Indonesia
Wirausaha Pelajar Tawarkan Solusi Bisnis Lingkungan dan Sosial Indonesia

JAKARTA - Generasi muda Indonesia kembali menunjukkan peran strategisnya dalam mendorong perubahan positif melalui dunia kewirausahaan. Lewat ajang PJI Company of the Year Competition, ratusan siswa SMA dan SMK dari seluruh Indonesia berhasil membentuk dan menjalankan perusahaan riil yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menjawab tantangan lingkungan dan sosial secara konkret.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Prestasi Junior Indonesia yang didukung oleh Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, The Starbucks Foundation, dan Starbucks Indonesia. Fokus utamanya adalah mencetak wirausaha muda yang cerdas secara finansial, sadar lingkungan, dan berkomitmen terhadap keberlanjutan jangka panjang.

“Kami ingin siswa tidak hanya belajar menjual produk, tapi memahami bagaimana membangun solusi bisnis yang berkelanjutan dan relevan bagi masyarakat,” ujar Edhi Tjahja Negara, Country Manager Zurich Indonesia.

Integrasi Inovasi dan Dampak Sosial dalam Dunia Usaha

Program yang berlangsung sejak Agustus 2024 ini sukses melibatkan 1.549 siswa dari 60 sekolah di seluruh Indonesia. Mereka membentuk 60 perusahaan siswa (student company) yang berhasil mencatatkan omzet kolektif sebesar Rp525 juta. Jumlah ini menjadi bukti nyata bahwa potensi kewirausahaan muda Indonesia sangat besar, bahkan dalam skala nasional.

“Saat tantangan global seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ketimpangan sosial makin mendesak, pendidikan kewirausahaan harus melatih siswa untuk merancang bisnis yang berorientasi pada dampak dan keberlanjutan,” ujar Pribadi Setiyanto, Chairman of the Executive Board Prestasi Junior Indonesia.

Tahun ini, pendekatan design thinking dan project management menjadi metode utama dalam pengembangan bisnis siswa. Tujuannya adalah membentuk pola pikir inovatif yang tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Beragam Ide dan Produk Berbasis Ekonomi Sirkular

Dari 12 finalis nasional, terlihat jelas bagaimana para siswa menerjemahkan tantangan global menjadi solusi lokal yang berdaya guna. Produk dan layanan yang mereka kembangkan menyasar isu-isu seperti ekonomi sirkular, pengurangan limbah, kesehatan mental, serta pemanfaatan bahan lokal secara bertanggung jawab.

Proyek-proyek ini menunjukkan bahwa dunia usaha bagi pelajar bukan hanya sebatas praktik kewirausahaan, namun merupakan bagian dari solusi atas persoalan lingkungan dan sosial yang sedang dihadapi dunia.

Program ini juga mendorong integrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam proses pembelajaran formal di sekolah. Sebagai contoh, sebuah SMA di Jayapura, Papua, telah memasukkan program ini sebagai bagian dari mata pelajaran kelas 10 karena dinilai selaras dengan potensi lokal, seperti pengembangan produk berbasis kopi Papua.

“Jadi ada hubungan antara program ini dengan sumber daya lokal dan pengembangan bisnis setempat,” jelas Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia.

Program Terstruktur dan Berkesinambungan

Setiap tahunnya, program kewirausahaan siswa ini berlangsung selama enam bulan, dimulai dari proses seleksi pada September atau Oktober dan diakhiri dengan kompetisi final pada bulan Juni. Seluruh tahapan, mulai dari perumusan ide, produksi, hingga pemasaran, dijalankan oleh siswa secara mandiri.

Dengan pendekatan learning by doing, program ini juga sangat selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman.

“Program ini sangat selaras dengan Kurikulum Merdeka karena memberikan siswa ruang untuk belajar langsung dari proses nyata menjalankan bisnis,” ujar Robert.

Komitmen Mitra Strategis dan Ekosistem Pendukung

Keberhasilan program ini tidak lepas dari komitmen jangka panjang para mitra strategis seperti Zurich dan Starbucks. Mereka tidak hanya menjadi sponsor, tetapi juga pembina yang aktif mendampingi pengembangan potensi kewirausahaan siswa sejak dini.

Program Student Company bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga telah berkembang menjadi ekosistem pembelajaran kewirausahaan berkelanjutan. Di dalamnya, siswa didorong untuk merancang solusi komersial yang responsif terhadap tantangan lingkungan dan sosial, sekaligus membangun fondasi adaptif dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

Indonesia Tampil Kompetitif di Tingkat Regional

Tak hanya menunjukkan performa positif di dalam negeri, siswa Indonesia juga bersaing ketat di ajang Asia Pasifik, berhadapan dengan tim-tim tangguh dari negara seperti Hong Kong, India, hingga Kazakhstan.

“Kalau dilihat dari grafik, Indonesia termasuk yang paling kuat di kawasan Asia Pasifik,” kata Robert.

Keunggulan utama dari tim Indonesia adalah keberhasilan mereka dalam menggali kekayaan sumber daya lokal, dan mengemasnya menjadi produk yang relevan dan memiliki nilai tambah tinggi. Selain itu, seluruh proses bisnis dikelola sendiri oleh siswa, mulai dari pengembangan ide, produksi, hingga pemasaran dan pengelolaan keuangan.

Membangun Generasi Wirausaha Tangguh dan Berkelanjutan

Pencapaian yang ditorehkan para pelajar ini menegaskan pentingnya investasi pada pendidikan kewirausahaan berkelanjutan. Dengan menanamkan nilai-nilai bisnis hijau sejak dini, Indonesia sedang membentuk generasi muda yang tidak hanya siap menjadi pelaku usaha, tetapi juga agen perubahan sosial dan lingkungan.

Melalui program seperti PJI Company of the Year, para pelajar didorong untuk tidak hanya menciptakan bisnis yang menguntungkan, namun juga berdampak positif dan menjawab isu-isu yang dihadapi masyarakat saat ini dan di masa depan.

“Kami percaya bahwa siswa yang hari ini membangun bisnis kecil dengan nilai keberlanjutan, suatu hari nanti akan memimpin perusahaan yang mampu mengubah dunia,” tutup Edhi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index