PENDIDIKAN

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Dalam Dunia Pendidikan Untuk Guru

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Dalam Dunia Pendidikan Untuk Guru
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Dalam Dunia Pendidikan Untuk Guru

JAKARTA - Kemajuan teknologi digital yang pesat telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pemrograman komputer (coding) kini mulai banyak diadopsi dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah, menawarkan peluang baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, di balik potensi besar yang ditawarkan oleh AI dan coding, terdapat tantangan signifikan yang harus dihadapi para pendidik. Untuk itu, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia menyelenggarakan Workshop Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Pendidikan untuk Guru, yang berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis, 25-26 Juni 2025, di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Peluang dan Tantangan AI dan Coding dalam Pendidikan

Perkembangan teknologi AI dan coding telah merevolusi cara belajar dan mengajar. AI memungkinkan personalisasi pembelajaran, analisis data siswa secara real-time, serta pemberian umpan balik yang lebih cepat dan tepat sasaran. Sementara coding, sebagai keterampilan abad ke-21, membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis, problem solving, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan di era digital.

Namun, menurut Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Tangerang Selatan, Dr. Ahmad Fauzi, masih banyak guru yang menghadapi kendala dalam memahami dan mengaplikasikan teknologi tersebut dalam pembelajaran sehari-hari. “Tidak semua guru memiliki bekal yang cukup dalam teknologi AI dan coding, sehingga mereka membutuhkan pelatihan khusus agar dapat memanfaatkan teknologi ini secara optimal,” ujarnya.

Workshop sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Guru

Workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman teoritis sekaligus keterampilan praktis bagi para guru. Selama dua hari, para peserta mengikuti berbagai sesi pelatihan yang membahas konsep dasar AI, aplikasi AI dalam pembelajaran, serta pengenalan dan praktik coding yang dapat diterapkan di kelas.

“Kami ingin memastikan bahwa guru tidak hanya mengetahui apa itu AI, tetapi juga dapat menggunakan berbagai aplikasi AI untuk meningkatkan interaksi belajar dan hasil belajar siswa,” jelas Fauzi. “Sesi coding juga penting agar guru dapat mengajarkan logika pemrograman dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa.”

Peran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sangat mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari program transformasi digital pendidikan nasional. Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikdasmen, Siti Marlina, menegaskan, “Peningkatan kompetensi guru dalam pemanfaatan teknologi digital seperti AI dan coding sangat krusial agar pembelajaran bisa relevan dengan kebutuhan zaman dan mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.”

Siti Marlina menambahkan bahwa workshop ini menjadi pilot project yang akan dikembangkan secara nasional. “Kami berharap pelatihan semacam ini dapat mempercepat adopsi teknologi digital dalam dunia pendidikan di seluruh Indonesia, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah,” ujarnya.

Dampak Positif bagi Proses Pembelajaran dan Pendidikan Indonesia

Implementasi AI dan coding di sekolah diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas pembelajaran. Dengan AI, guru dapat memperoleh data analitik tentang kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa secara lebih mudah, sehingga strategi pengajaran dapat disesuaikan secara individual. Hal ini akan meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memaksimalkan potensi setiap siswa.

Sedangkan coding sebagai bagian dari kurikulum memberikan bekal kemampuan teknologi dan digital sejak dini, yang sangat penting untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan era society 5.0. Menurut salah satu peserta workshop, guru SDN 02 Ciputat, Lina Nurhayati, “Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang bagaimana teknologi AI dan coding bisa diaplikasikan di kelas. Saya semakin percaya diri untuk mengajarkan coding pada siswa saya dengan metode yang lebih menarik.”

Kesiapan Guru dan Sekolah sebagai Faktor Kunci

Meski begitu, keberhasilan adopsi AI dan coding sangat bergantung pada kesiapan guru dan sarana prasarana sekolah. Banyak sekolah masih menghadapi keterbatasan fasilitas teknologi, seperti komputer, koneksi internet yang stabil, serta perangkat lunak pendukung.

Dr. Ahmad Fauzi menegaskan bahwa selain pelatihan, pemerintah daerah dan pusat perlu memberikan dukungan infrastruktur dan kebijakan yang memadai. “Kami berharap Kemendikdasmen dan pemerintah daerah dapat berkolaborasi dalam menyediakan fasilitas yang memadai, sehingga guru bisa mengimplementasikan teknologi dengan maksimal.”

Upaya Berkelanjutan dan Pengembangan Kompetensi

Workshop ini bukanlah program sekali jalan. MPI PDM Tangerang Selatan bersama Kemendikdasmen merencanakan pelatihan lanjutan serta pendampingan berkelanjutan agar guru dapat terus memperdalam kemampuan mereka dan berbagi praktik terbaik antar sesama pendidik.

“Kami berkomitmen untuk terus membina guru-guru agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang sangat cepat,” kata Dr. Ahmad Fauzi. “Dengan kemampuan yang terus diasah, guru bisa menjadi agen perubahan yang mampu mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global.”

Transformasi digital dalam dunia pendidikan lewat pemanfaatan AI dan coding merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Workshop yang diselenggarakan oleh MPI PDM Tangerang Selatan bekerja sama dengan Kemendikdasmen RI di Universitas Muhammadiyah Jakarta menjadi wujud nyata upaya pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengakselerasi proses adaptasi guru terhadap teknologi digital.

“Teknologi bukan sekadar alat, melainkan peluang besar untuk mengubah wajah pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik,” tutup Dr. Ahmad Fauzi optimis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index