JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan potensi untuk menguat dan mendekati level 7.000 pada perdagangan. Analis dari BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai bahwa selama IHSG mampu bertahan di atas level kritis 6.900, peluang untuk menembus angka psikologis 7.000 masih sangat terbuka.
Dalam riset harian yang dirilis oleh BNI Sekuritas, Fanny menjelaskan bahwa indeks saat ini bergerak dengan batas bawah pada level 6.870-6.900 dan batas atas di kisaran 7.000-7.050. Rentang ini menunjukkan area pergerakan yang cukup jelas untuk investor, yang dapat memanfaatkan momentum positif yang terbentuk.
“Support di level 6.870-6.900 menjadi kunci untuk menjaga momentum kenaikan IHSG. Jika bertahan di atas angka ini, kami optimistis indeks bisa melanjutkan pendakian hingga level resistance di 7.000-7.050,” kata Fanny.
Sentimen global juga ikut menguatkan peluang ini. Penutupan perdagangan Wall Street mencatat penguatan indeks utama yang cukup positif. Indeks S&P 500 naik sebesar 0,52 persen, sementara Nasdaq Composite bertambah 0,47 persen. Kondisi ini menjadi salah satu faktor pengaruh utama terhadap optimisme di pasar modal Indonesia.
Tidak hanya di Amerika, pasar saham Asia juga cenderung bergerak positif meskipun ada beberapa indeks yang melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang mencatat kenaikan 0,84 persen, Topix menguat 0,43 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,52 persen. Bursa Australia juga mengikuti tren positif dengan indeks S&P/ASX 200 naik 0,33 persen. Namun, indeks Hang Seng Hong Kong tercatat turun 0,87 persen, sementara indeks CSI 300 China naik 0,37 persen.
Melihat perkembangan pasar yang dinamis ini, BNI Sekuritas mengidentifikasi beberapa saham unggulan yang berpotensi menjadi pilihan investasi menarik di tengah peluang kenaikan IHSG. Saham-saham tersebut dipilih berdasarkan analisa teknikal dan fundamental yang menunjukkan sinyal positif.
Saham BRMS direkomendasikan dengan strategi “Buy on Weakness” pada area harga 388-392, dengan level cut loss di bawah 384. Target harga jangka pendek diperkirakan di kisaran 404-412.
Sementara itu, saham ANTM masuk dalam kategori “Spec Buy” dengan area beli di 3.000-3.030 dan cut loss pada level 2.980. Target kenaikan diperkirakan berada di rentang 3.070-3.170.
Saham PGEO menjadi incaran jika mampu menembus level resistance di 1.420. Target harga yang diperkirakan adalah 1.440-1.500 dengan cut loss di bawah 1.400.
Untuk saham CUAN, BNI Sekuritas menyarankan strategi “Spec Buy” pada area harga 12.475-12.525, dengan cut loss di bawah 12.300. Target harga berada di kisaran 12.900-13.100.
Rekomendasi juga diberikan pada saham KRAS dengan strategi “Spec Buy” di area 236-244, cut loss di bawah 232, dan target harga 250-256.
Terakhir, saham TOBA direkomendasikan untuk dibeli jika mampu menembus level 750, dengan target harga 770-790 dan cut loss di bawah 735.
Kombinasi sentimen positif dari pasar global serta rekomendasi saham pilihan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi investor untuk memanfaatkan momentum yang ada. Dengan penguatan IHSG yang berpotensi menembus level 7.000, peluang meraih keuntungan pun semakin terbuka, terutama bagi investor yang memilih saham-saham dengan prospek teknikal dan fundamental yang solid.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk memperhatikan risiko pasar dan melakukan manajemen risiko yang tepat sesuai dengan strategi masing-masing. Kondisi pasar yang fluktuatif dan berbagai faktor global dapat memengaruhi pergerakan IHSG secara signifikan.
BNI Sekuritas terus memantau perkembangan pasar saham dan memberikan analisis mendalam untuk membantu investor mengambil keputusan investasi yang optimal.