JAKARTA - Popularitas cryptocurrency atau investasi crypto di Indonesia kini tengah naik daun. Banyak orang dari berbagai kalangan—mulai anak muda hingga orang dewasa—tertarik untuk ikut mencoba peruntungan di dunia digital ini. Namun, masuk ke ranah crypto tanpa persiapan yang matang seringkali membuat para investor pemula mengalami kerugian. Fenomena ini banyak dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan ketinggalan tren yang membuat keputusan investasi tergesa-gesa dan kurang tepat.
Untuk itu, investor muda sekaligus edukator finansial, Timothy Ronald, hadir memberikan panduan lengkap bagi mereka yang baru ingin memulai investasi crypto. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang realistis dan aman, agar tidak sekadar ikut-ikutan tren tanpa memahami esensi dari investasi ini. Berikut ini adalah cara berinvestasi crypto dari nol versi Timothy Ronald yang bisa jadi pegangan untuk pemula.
Mengerti Dasar Teknologi Blockchain Sebelum Mulai
- Baca Juga Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan
Sebelum memutuskan membeli Bitcoin atau aset kripto lainnya, Timothy mengingatkan agar calon investor memahami terlebih dahulu teknologi blockchain—fundasi utama di balik seluruh mata uang kripto. Blockchain memungkinkan transaksi digital yang dilakukan secara peer-to-peer, tanpa perlu perantara seperti bank. Sistem ini membuat pengiriman uang menjadi lebih cepat, efisien, dan biaya yang jauh lebih rendah.
Menurut Timothy, Bitcoin bukan semata aset spekulatif yang bisa naik turun harga secara acak. “Bitcoin diciptakan sebagai sistem transaksi digital peer-to-peer,” ujarnya. Keunggulan ini pula yang membuat crypto digemari oleh generasi muda, karena sifatnya yang praktis dan tanpa batas geografis.
Jangan Terbuai Oleh Gaya Influencer
Fenomena influencer yang memamerkan keberhasilan dan portofolio crypto bernilai miliaran rupiah sering kali membuat pemula tergiur. Namun, Timothy mengingatkan bahwa crypto bukanlah soal gaya hidup glamor, melainkan soal strategi investasi yang matang. Banyak orang mengalami kerugian karena ikut membeli aset kripto tanpa benar-benar memahami instrumen yang mereka beli.
“Crypto bukan soal gaya-gayaan, tapi soal strategi,” tegas Timothy. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, belajar dan memahami dulu seluk-beluk crypto jauh lebih penting daripada sekadar ikut tren.
Pilih Platform Exchange yang Terdaftar Resmi
Langkah penting berikutnya adalah menggunakan platform exchange yang legal dan diawasi oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Penggunaan platform resmi menjamin keamanan transaksi dan mengurangi risiko penipuan yang marak di dunia digital.
Timothy merekomendasikan beberapa exchange lokal yang telah terdaftar resmi, seperti TokoCrypto dan Indodax. Kedua platform ini memudahkan proses pendaftaran dengan verifikasi identitas (KYC), dan memungkinkan pengguna segera melakukan transaksi dengan aman.
Mulai Investasi dengan Nominal Kecil
Banyak yang beranggapan investasi crypto harus dengan modal besar, padahal menurut Timothy, investasi bisa dimulai dengan nominal kecil, bahkan Rp100.000 sudah cukup. Kuncinya adalah konsistensi dan investasi sesuai kemampuan finansial masing-masing.
Ia juga menyarankan untuk menggunakan fitur limit order ketika membeli aset, supaya mendapatkan harga yang lebih baik dan biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan dengan market order.
Pentingnya Menyimpan Crypto di Wallet Pribadi
Salah satu kesalahan umum pemula adalah menyimpan semua asetnya di exchange. Padahal, exchange tidak didesain untuk penyimpanan jangka panjang karena risiko keamanan seperti peretasan yang bisa membuat aset hilang dalam sekejap.
Untuk itu, Timothy merekomendasikan agar pemula menyimpan asetnya di wallet pribadi. Ada dua jenis wallet yang bisa dipilih: hot wallet seperti Trust Wallet atau Blue Wallet yang mudah digunakan untuk pemula, serta cold wallet seperti Trezor atau Ledger yang memberikan keamanan maksimal.
Prinsip penting yang harus diingat adalah “Not your keys, not your coin.” Artinya, jika kunci privat (private key) aset kripto dipegang oleh pihak lain, maka aset tersebut tidak benar-benar aman.
Mengelola Risiko dengan Bijak
Timothy juga tidak menutup pengalaman pribadinya yang pernah mengalami kerugian besar di awal investasi. “Gua sempat rugi gede di coin micin tahun 2017, tapi itu jadi pelajaran,” ujarnya jujur. Dari pengalaman tersebut, ia kini lebih fokus pada aset utama seperti Bitcoin yang dinilai lebih stabil dan memiliki fundamental kuat.
Dengan pengalaman tersebut, Timothy menegaskan pentingnya kepala dingin dan kontrol emosi dalam menghadapi volatilitas pasar crypto.
Tips Investasi Crypto ala Timothy Ronald
Sebagai rangkuman, berikut tips penting dari Timothy untuk para pemula yang ingin memulai investasi crypto:
Pelajari Dasar-dasarnya Terlebih Dahulu: Jangan terburu-buru membeli tanpa memahami blockchain, Bitcoin, dan mekanisme kerjanya.
Gunakan Platform Resmi: Pastikan exchange yang digunakan memiliki izin resmi dari Bappebti agar transaksi aman.
Jangan Tergiur Janji Cuan Cepat: Crypto bukan jalan pintas untuk jadi kaya. Butuh waktu, kesabaran, dan strategi.
Simpan Aset di Wallet Pribadi: Jangan biarkan aset hanya disimpan di exchange. Gunakan wallet pribadi untuk keamanan.
Investasi dengan Uang Dingin: Gunakan dana yang tidak mengganggu kebutuhan hidup. Hindari menggunakan uang pinjaman.
Menurut Timothy, investasi crypto bukan perlombaan untuk cepat kaya, melainkan perjalanan yang membutuhkan edukasi, kesabaran, dan pengelolaan risiko. Dengan mengikuti panduan tersebut, investor pemula dapat memanfaatkan crypto sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang yang lebih sehat dan terukur.
Jadi, bagi kamu yang ingin mulai investasi crypto, jangan terbawa FOMO! Mulailah dengan edukasi yang kuat, pilih platform yang aman, dan kendalikan ekspektasi agar tidak kecewa. Ingat kata Timothy Ronald: “Jangan ikut-ikutan. Pahami dulu. Crypto itu alat, bukan sihir.”