Saham

Saham Pilihan Saat IHSG Diprediksi Menguat

Saham Pilihan Saat IHSG Diprediksi Menguat
Saham Pilihan Saat IHSG Diprediksi Menguat

JAKARTA - Sentimen positif mulai menyelimuti pasar modal Indonesia. Di tengah berbagai dinamika global dan domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak menguat dalam kisaran level 4.950 hingga 5.013 pada perdagangan hari ini. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi arah indeks secara keseluruhan.

Meningkatnya keyakinan investor terhadap potensi pemulihan ekonomi dalam negeri turut memberi dorongan bagi pasar saham. Meski tekanan eksternal seperti inflasi global dan potensi perubahan kebijakan suku bunga di negara maju masih membayangi, optimisme dalam negeri terhadap beberapa sektor tertentu membuat pelaku pasar tetap aktif mengambil posisi.

Dalam kondisi seperti ini, investor disarankan untuk mencermati beberapa saham yang menunjukkan potensi teknikal dan fundamental yang cukup menjanjikan. Beberapa emiten yang direkomendasikan untuk diperhatikan hari ini antara lain INDF, SCMA, ADHI, dan BBNI.

INDF: Stabilitas dan Kinerja Konsisten Dorong Minat Pelaku Pasar

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) kembali menarik perhatian pelaku pasar berkat stabilitas bisnisnya di tengah tekanan ekonomi global. Emiten sektor konsumsi ini dikenal memiliki bisnis yang terdiversifikasi dengan baik, mulai dari makanan olahan, agribisnis, hingga distribusi.

Kinerja fundamental INDF tergolong solid. Perusahaan mampu menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga bahan baku dan tekanan biaya logistik. Selain itu, dengan kondisi daya beli masyarakat yang mulai pulih, produk-produk Indofood tetap menjadi pilihan utama konsumen, terutama dalam kategori makanan pokok dan siap saji.

Saham INDF kerap menjadi pilihan defensif bagi investor karena karakter bisnisnya yang tahan banting terhadap gejolak ekonomi. Dari sisi teknikal, harga saham INDF juga menunjukkan kecenderungan konsolidasi sehat dan berpotensi breakout bila sentimen pasar terus membaik.

SCMA: Emiten Media Ini Punya Potensi Positif di Tengah Pemulihan Iklan

Sektor media menjadi salah satu sektor yang perlahan bangkit pasca-pandemi, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berada di garda depan kebangkitan tersebut. Emiten yang menaungi beberapa stasiun televisi besar ini diuntungkan oleh mulai pulihnya belanja iklan dari perusahaan-perusahaan besar yang sebelumnya menahan bujet selama masa ketidakpastian ekonomi.

Dengan penetrasi digital yang juga terus diperluas oleh SCMA, perusahaan ini tidak hanya mengandalkan siaran konvensional, tetapi juga menyasar platform digital sebagai bagian dari transformasi bisnisnya. Strategi ini mulai menunjukkan hasil dalam laporan keuangan dan peningkatan engagement audiens.

Dari perspektif teknikal, saham SCMA tengah bergerak dalam tren positif dengan akumulasi volume yang stabil. Dengan potensi pertumbuhan di sektor media digital, saham ini layak masuk radar investor.

ADHI: Katalis Positif dari Proyek Infrastruktur

PT Adhi Karya Tbk (ADHI), emiten konstruksi pelat merah, terus mendapatkan sorotan dari pelaku pasar seiring proyek-proyek infrastruktur strategis yang kembali berjalan. Dalam beberapa bulan terakhir, ADHI berhasil memenangkan sejumlah proyek besar yang menjadi bagian dari program pemerintah, terutama dalam pembangunan transportasi massal dan perumahan rakyat.

Kinerja ADHI juga mulai menunjukkan perbaikan, baik dari sisi pendapatan maupun pengelolaan beban operasional. Perusahaan ini juga melakukan efisiensi dan menjaga arus kas, yang menjadi perhatian investor di sektor konstruksi.

Potensi jangka menengah hingga panjang ADHI terletak pada proyek strategis nasional yang terus digenjot pemerintah. Jika penyerapan anggaran dan pencairan proyek berlangsung lancar, ADHI berpeluang mencatatkan kinerja lebih baik ke depannya.

BBNI: Perbankan Big Cap yang Siap Melesat

Dari sektor keuangan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI termasuk dalam jajaran saham bank BUMN yang menarik dicermati. Di tengah tren kenaikan suku bunga acuan yang mulai mereda, sektor perbankan diprediksi akan kembali menunjukkan kinerja impresif, khususnya dalam hal penyaluran kredit dan peningkatan margin bunga bersih (NIM).

BBNI mencatat pertumbuhan yang stabil dalam beberapa kuartal terakhir, terutama dari segmen kredit korporasi dan UMKM. Transformasi digital juga dilakukan secara agresif untuk menjangkau nasabah lebih luas, baik melalui BNI Mobile Banking maupun kolaborasi dengan platform digital lainnya.

Secara valuasi, BBNI tergolong masih undervalued jika dibandingkan dengan prospek pertumbuhan jangka panjang. Investor institusional juga masih menunjukkan minat terhadap saham bank ini, yang tercermin dari volume perdagangan yang cukup aktif.

Sentimen Makro dan Pergerakan Rupiah Masih Jadi Penentu

Meski sejumlah saham menunjukkan potensi positif, pelaku pasar tetap diingatkan untuk mewaspadai faktor makro yang masih menjadi penentu utama arah IHSG. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dinamika suku bunga global, dan sentimen dari pasar eksternal seperti kebijakan The Fed, masih akan mempengaruhi psikologis investor dalam waktu dekat.

Selain itu, menjelang periode laporan keuangan semester I yang akan dirilis dalam beberapa pekan ke depan, investor juga mulai menyesuaikan portofolio berdasarkan ekspektasi kinerja masing-masing emiten.

Strategi Trading yang Disarankan

Bagi investor harian (trader), strategi yang disarankan adalah fokus pada saham dengan tren teknikal positif dan sektor yang memiliki katalis kuat dalam waktu dekat. Saham-saham seperti INDF, SCMA, ADHI, dan BBNI memenuhi kriteria tersebut berdasarkan analisis teknikal maupun fundamental.

Sementara itu, investor jangka menengah dapat mempertimbangkan akumulasi bertahap pada saham yang dinilai memiliki valuasi menarik dan prospek cerah pada semester kedua 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index