JAKARTA - Upaya pemerataan energi di wilayah Indonesia Timur kembali menunjukkan kemajuan berarti. Kabupaten Supiori di Papua kini bersiap menjadi saksi dari transformasi besar dalam penyediaan energi berkelanjutan, dengan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Wabudori oleh PT PLN (Persero). Proyek ini bukan hanya membawa listrik ke wilayah yang selama ini terpinggirkan, tetapi juga menjadi simbol nyata kehadiran negara dalam membangun dari pinggiran.
PLTM Wabudori merupakan bagian dari strategi PLN mendukung swasembada energi nasional, sekaligus mendorong kemajuan pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Dengan kapasitas 1,2 megawatt (MW), pembangkit ini diproyeksikan akan memberikan pasokan listrik berkelanjutan bagi masyarakat Supiori, serta memperkuat sistem kelistrikan regional yang selama ini sangat bergantung pada pasokan Biak.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, turut turun langsung ke lokasi pembangunan PLTM ini. Dalam tinjauannya, ia menekankan pentingnya percepatan izin dan dukungan masyarakat lokal selama proses konstruksi berlangsung. Ia juga menyebut proyek ini sebagai bagian penting dari visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.
“Minta tolong izin-izinnya dapat dipercepat, saat konstruksi masyarakat juga harus mendukung. Ini saya sudah membuat kebijakan. Tolong bantu PLN juga pada saat konstruksi,” ujar Menteri Bahlil.
Energi untuk Semua: PLN dan Pemerintah Pusat Bergandengan Tangan
Pembangunan PLTM Wabudori menjadi cerminan kerja sama erat antara pemerintah pusat dan PLN dalam upaya mewujudkan keadilan energi. Tidak hanya menyediakan listrik, proyek ini ditargetkan akan membuka akses lebih luas ke dunia pendidikan, layanan kesehatan, serta peluang ekonomi baru bagi warga Supiori.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa pembangunan PLTM ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam menyelaraskan misi penyediaan listrik dengan nilai-nilai luhur bangsa.
“Pembangunan pembangkit EBT ini merupakan pengejawantahan sila kelima Pancasila dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” ujar Darmawan.
Menurutnya, proyek ini juga akan memperkuat sistem Biak 20 kV yang selama ini menyuplai listrik ke Supiori. Dengan tambahan kapasitas dari PLTM Wabudori, sistem tersebut akan mampu melistriki hingga 1.666 rumah tangga, yang mencerminkan potensi dampaknya bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Memanfaatkan Potensi Lokal: Energi dari Sungai Wabudori
PLTM Wabudori akan memanfaatkan potensi aliran Sungai Wabudori sepanjang lima kilometer yang bermuara di Teluk Wabudori. Pemanfaatan sumber daya alam lokal ini menunjukkan bagaimana energi terbarukan dapat dikembangkan tanpa harus merusak lingkungan. Pembangunan pembangkit akan dimulai dengan pembaruan studi kelayakan (feasibility study/FS) dan penyusunan detail engineering design (DED), dengan target operasional pada 2028 atau lebih cepat.
Melalui pendekatan ini, PLN berupaya memastikan bahwa proyek berjalan sesuai standar keberlanjutan dan tidak meninggalkan dampak ekologis yang merugikan masyarakat sekitar.
Saat ini, Kabupaten Supiori masuk dalam sistem kelistrikan Biak 20 kV yang terhubung dengan Kabupaten Biak Numfor. Sistem tersebut memiliki daya mampu sebesar 32,29 MW dengan beban puncak 14,8 MW, yang berarti masih terdapat cadangan daya cukup aman sebesar 17,48 MW. Penambahan kapasitas melalui PLTM Wabudori akan memperkuat sistem ini secara signifikan, terutama dalam menghadapi pertumbuhan permintaan listrik di masa depan.
Aspirasi 15 Tahun yang Akan Menjadi Kenyataan
Pembangunan PLTM Wabudori bukan sekadar proyek infrastruktur biasa bagi masyarakat Supiori. Lebih dari itu, ia adalah jawaban atas penantian panjang selama lebih dari 15 tahun untuk memperoleh akses listrik yang memadai. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Supiori, Heronimus Mansoben, yang tak kuasa menyembunyikan rasa harunya.
“Saya mewakili semua masyarakat menyampaikan terima kasih dan penghargaan kami kepada Menteri ESDM. Terima kasih kami kepada Direktur Utama PLN dan semua jajaran yang telah menghadirkan listrik bagi sebagian wilayah Supiori,” ujar Heronimus.
Ia menambahkan bahwa kehadiran PLTM Wabudori sangat penting dalam menunjang pembangunan lintas sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, pertanian, hingga ekonomi kreatif. Tak hanya itu, pembangkit ini juga diharapkan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat mendongkrak pembangunan jangka panjang Supiori.
Investasi Sosial dan Keberlanjutan di Papua
PLTM Wabudori bukan hanya menghadirkan listrik. Ia menghadirkan peluang, membuka ruang kerja, mendukung infrastruktur pendidikan, dan menjadi pemicu pergerakan ekonomi mikro di daerah tersebut. Dengan pendekatan berkelanjutan, proyek ini juga menjadi contoh bagaimana investasi energi bisa disinergikan dengan pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, bersama jajaran dari Kementerian ESDM turut mendampingi dalam peninjauan lokasi, memastikan aspek teknis dan keberlanjutan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan pembangunan.
Langkah Strategis Menuju Keadilan Energi Nasional
Keberadaan PLTM Wabudori menjadi bagian penting dalam peta jalan transisi energi Indonesia. Dengan mengandalkan sumber energi terbarukan di daerah terpencil, proyek ini memperlihatkan bahwa kemandirian energi bukanlah sekadar wacana, tetapi dapat dicapai melalui sinergi antarlembaga dan dukungan dari masyarakat.
Proyek ini juga menegaskan posisi PLN sebagai agen transformasi, bukan hanya dalam konteks teknologi, tetapi juga dalam mewujudkan pemerataan akses dan pembangunan sosial ekonomi berbasis energi hijau.
Dengan target operasi pada 2028, masyarakat Supiori kini bisa mulai berharap pada masa depan yang lebih cerah secara harfiah dan makna. Hadirnya listrik dari PLTM Wabudori akan menjadi babak baru bagi wilayah ini untuk melangkah lebih jauh menuju kemandirian dan kemajuan.