JAKARTA - Meskipun dinamika pasar saham global menunjukkan pergerakan bervariasi, sinyal optimisme terhadap pasar domestik masih terpancar dari proyeksi dan panduan sejumlah analis, termasuk dari BNI Sekuritas. Dalam lanskap perdagangan yang cenderung melandai, lembaga sekuritas ini justru meningkatkan batas atas dan bawah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menunjukkan kepercayaan akan potensi penguatan jangka pendek.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, melalui riset hariannya menyampaikan bahwa meskipun IHSG diperkirakan bergerak mendatar dalam perdagangan, proyeksi teknikal justru memperlihatkan ruang kenaikan yang lebih besar. Hal itu tergambar dari revisi batas bawah IHSG ke rentang 7.580–7.600 dan batas atas yang ikut digeser naik ke level 7.630–7.650.
Revisi ini mencerminkan pendekatan positif BNI Sekuritas terhadap sentimen pasar yang masih fluktuatif, namun menyimpan peluang teknikal jangka pendek. Kenaikan batas atas IHSG dinilai sebagai sinyal bahwa tekanan jual relatif terbatas dan ada potensi rebound apabila investor merespons sentimen global dan regional secara positif.
Sementara itu, performa pasar global memberikan gambaran yang beragam. Bursa Amerika Serikat ditutup dengan pergerakan tipis. S&P 500 menguat 0,02 persen, Nasdaq Composite naik 0,33 persen, sedangkan Dow Jones Industrial Average justru melemah 0,14 persen. Pergerakan ini terjadi di tengah minimnya respons pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang tampaknya tidak menjadi katalis utama perdagangan hari itu.
Di sisi lain, bursa-bursa utama Asia mencatatkan kinerja yang bervariasi, mencerminkan kehati-hatian investor di kawasan. Indeks CSI 300 menguat 0,21 persen, Shanghai Composite naik 0,12 persen, sementara indeks Nikkei 225 melemah 1,10 persen dan Topix turun 0,72 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi tercatat naik 0,42 persen, namun Kosdaq turun 0,32 persen. Sementara itu, ASX 200 di Australia mencatat kenaikan 0,36 persen dan Hang Seng di Hong Kong naik signifikan 0,68 persen.
Menghadapi kondisi pasar yang cenderung sideways, Fanny Suherman menekankan pentingnya pemilihan saham yang selektif dan berdasarkan pertimbangan teknikal yang matang. Dalam laporannya, ia merekomendasikan enam saham pilihan yang dinilai menarik untuk diperhatikan oleh investor dalam waktu dekat.
Pertama, saham BBRI mendapat status "Spec Buy", dengan area akumulasi beli di kisaran 3.900–3.940. Fanny menetapkan batas cut loss di bawah 3.870 dan target harga jangka pendek di kisaran 4.000–4.050. Saham ini dipilih berdasarkan pola teknikal yang mengindikasikan potensi penguatan dalam waktu dekat.
Kedua, saham PANI juga direkomendasikan sebagai "Spec Buy", dengan area beli di 15.775–15.975 dan cut loss di bawah 15.650. Target harga berada di rentang 16.200–16.500. Saham ini mencerminkan daya tarik sektor properti atau industri terkait dengan pertumbuhan yang masih potensial.
Selanjutnya, PGEO, perusahaan di sektor energi terbarukan, juga masuk radar rekomendasi. Area beli PGEO berada di 1.660–1.680, dengan cut loss di bawah 1.640. Target harga jangka pendek dipatok di 1.720–1.740, menjadikannya salah satu saham energi yang dianggap menjanjikan dalam iklim investasi saat ini.
Untuk sektor tambang, ADRO mendapat perhatian dari BNI Sekuritas. Rekomendasinya berada di area beli 1.900–1.925, cut loss di bawah 1.900, dan target jangka pendek 1.965–2.000. ADRO dinilai masih memiliki peluang teknikal yang kuat seiring dengan stabilnya harga komoditas global.
Saham KRAS dari sektor baja juga termasuk dalam daftar saham pilihan Fanny, dengan rekomendasi beli di 292–298 dan cut loss di bawah 288. Target harga dekat di kisaran 306–310. Pergerakan harga saham KRAS didorong oleh potensi pemulihan permintaan dalam sektor konstruksi dan manufaktur domestik.
Terakhir, saham teknologi WIRG disarankan untuk dibeli di area 104–108, dengan batas cut loss di bawah 103 dan target jangka pendek di 112–117. Saham ini dianggap menarik karena momentum pemulihan sektor teknologi dan digitalisasi yang masih terus berkembang.
Rekomendasi saham yang diberikan BNI Sekuritas mencerminkan pendekatan terarah dan berbasis analisis teknikal untuk memanfaatkan peluang di tengah pasar yang cenderung konsolidatif. Dengan pendekatan ini, investor tetap memiliki ruang untuk memperoleh cuan meskipun IHSG tidak dalam tren bullish penuh.
Strategi seperti ini sangat penting dalam kondisi pasar yang tidak stabil, di mana pemilihan saham yang tepat dapat menjadi pembeda utama antara portofolio yang stagnan dan yang tetap produktif. BNI Sekuritas menekankan pentingnya disiplin dalam batas cut loss dan penggunaan strategi beli bertahap (accumulation zone) guna meminimalkan risiko sekaligus mengoptimalkan peluang teknikal yang tersedia.
Optimisme yang disampaikan oleh BNI Sekuritas melalui revisi batas IHSG dan daftar rekomendasi saham ini menjadi semacam panduan bagi pelaku pasar untuk tetap tenang dan rasional dalam mengambil keputusan. Pasar boleh saja bergerak fluktuatif, namun dengan pendekatan yang terukur, peluang tetap terbuka bagi investor yang jeli dan siap dengan strategi.