BMKG

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Sulut

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Sulut
BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Sulut

JAKARTA - Aktivitas pelayaran di sejumlah perairan Sulawesi Utara (Sulut) saat ini sedang menghadapi tantangan cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan akan berlangsung hingga 30 Juli 2025.

Masyarakat, terutama yang menggantungkan hidup pada sektor transportasi laut dan perikanan, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Kondisi cuaca ekstrem ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran, mulai dari perahu nelayan hingga kapal feri dan tongkang.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Ricky D Aror, mengungkapkan bahwa saat ini pola angin di wilayah perairan Sulut berpotensi menimbulkan gelombang yang cukup tinggi.

“Pada umumnya angin dominan bertiup dari arah tenggara - barat daya dengan kecepatan 8 - 20 knot,” kata Ricky.

Kecepatan angin tersebut dinilai cukup signifikan dan menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya tinggi gelombang di laut. Menurut Ricky, kondisi paling berisiko terjadi di perairan Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Peringatan Dini BMKG: Gelombang Bisa Capai 2,5 Meter

BMKG mengklasifikasikan potensi gelombang yang terjadi di beberapa wilayah tersebut pada kategori sedang, yakni antara 1,25 hingga 2,5 meter. Ketinggian ini, meskipun tidak masuk kategori ekstrem, tetap dapat berbahaya bagi jenis kapal tertentu, khususnya kapal kecil.

“BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 30 Juli 2025,” ujarnya, menegaskan masa berlaku imbauan kewaspadaan tersebut.

Lebih lanjut, Ricky menyebutkan bahwa beberapa perairan yang harus diwaspadai adalah:

Perairan Kabupaten Minahasa Utara

Perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro

Perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe

Perairan Kabupaten Kepulauan Talaud

Gelombang di wilayah-wilayah tersebut dapat mengganggu aktivitas pelayaran maupun nelayan yang biasa beroperasi di jalur perairan tersebut.

Risiko Kapal dan Aktivitas Laut Lainnya

Tidak semua kapal memiliki toleransi yang sama terhadap kondisi gelombang tinggi. Oleh karena itu, BMKG juga merinci batas-batas teknis yang sebaiknya dijadikan acuan oleh pelaku transportasi laut.

Bagi perahu nelayan, penting untuk waspada jika kecepatan angin telah melampaui 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

Sedangkan untuk kapal tongkang, ambang batas kewaspadaan adalah kecepatan angin lebih dari 16 knot dengan gelombang di atas 1,5 meter.

Adapun untuk kapal feri, yang biasanya mengangkut penumpang dan barang lintas pulau, BMKG menyarankan waspada apabila kecepatan angin melebihi 21 knot dan tinggi gelombang mencapai lebih dari 2,5 meter.

“Kapal tongkang memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, sementara kapal feri, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter,” jelas Ricky.

Mitigasi dan Tindakan Preventif

Peringatan BMKG ini menjadi penting bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha kelautan untuk mengambil langkah mitigasi yang tepat. Penjadwalan ulang pelayaran, pemberian informasi dini kepada nelayan, serta pengawasan aktivitas pelabuhan menjadi bagian dari antisipasi yang krusial.

Di sisi lain, masyarakat umum yang berencana menggunakan jalur laut untuk aktivitas mudik, pariwisata, atau pengangkutan barang juga diminta terus memantau informasi cuaca terkini melalui saluran resmi BMKG, baik itu aplikasi, situs web, maupun kanal media sosial.

Peran BMKG dalam Mendukung Keselamatan Laut

BMKG terus berupaya memperbarui informasi cuaca dan laut secara berkala, khususnya pada musim peralihan dan kondisi tekanan udara ekstrem. Prediksi berbasis observasi satelit dan teknologi meteorologi maritim menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi dan peringatan seperti yang disampaikan pekan ini.

Langkah tersebut bukan hanya demi keselamatan pelayaran, tetapi juga untuk mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir, yang dalam kesehariannya sangat bergantung pada kondisi laut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index