Danantara

Danantara Gandeng JBIC untuk Pendanaan Jangka Panjang

Danantara Gandeng JBIC untuk Pendanaan Jangka Panjang
Danantara Gandeng JBIC untuk Pendanaan Jangka Panjang

JAKARTA - Langkah nyata Jepang dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan Indonesia kembali ditunjukkan melalui kemitraan strategis antara Danantara dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Kolaborasi ini menandai kesepakatan penting dalam hal pembiayaan jangka panjang, yang diyakini akan memperkuat iklim investasi langsung asing (FDI) di tanah air.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan kabar tersebut dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025. Ia menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan hanya bersifat finansial, tetapi juga menunjukkan komitmen jangka panjang Jepang terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dalam sektor-sektor strategis seperti energi.

"Dan kami pun baru tanda tangan dengan JBIC, Japan Banking for International Corporation. Itu adalah pendanaan jangka panjang yang diberikan. Itu kita juga baru tanda tangan ini bersama-sama dengan Danantara," ujar Rosan.

JBIC sendiri dikenal sebagai lembaga keuangan milik pemerintah Jepang yang berfokus pada pembiayaan luar negeri untuk memperkuat daya saing ekonomi Jepang serta mendukung pembangunan berkelanjutan di negara mitra. Dalam konteks kerja sama ini, JBIC memberikan fasilitas pembiayaan jangka panjang dengan tingkat bunga yang sangat kompetitif.

Rosan menambahkan bahwa pendanaan yang ditawarkan oleh JBIC kepada Danantara akan dimanfaatkan untuk mendukung proyek-proyek investasi langsung asing (FDI) di Indonesia. Kemudahan dari sisi pembiayaan ini diperkirakan akan mendorong investor untuk semakin aktif menanamkan modalnya.

"Ini juga akan memberikan efek yang sangat-sangat luar biasa, karena sekarang pendanaan jangka panjang dan juga dengan yield yang sangat-sangat rendah. Itu bisa diberikan kepada FDI yang ada di Indonesia," jelasnya.

Salah satu sektor yang menjadi fokus utama dalam kerja sama ini adalah energi terbarukan. Jepang diketahui telah mengucurkan dana hingga US$ 900 juta untuk investasi pada proyek energi panas bumi (geothermal) di Indonesia. Angka ini menunjukkan keseriusan Jepang dalam mendorong transformasi energi bersih sekaligus memanfaatkan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan.

"Jepang juga memperluas investasinya di sektor energi terbarukan, dimana telah terjadi investasi sebesar US$ 900 juta di proyek energi panas bumi (geothermal)," ungkap Rosan.

Selain proyek geothermal, sejumlah rencana investasi yang sempat tertunda akibat berbagai faktor eksternal, kini mulai menunjukkan tanda-tanda realisasi. Rosan menyatakan bahwa pihak Jepang kini lebih aktif dalam menyelesaikan dan mempercepat investasi yang sempat tertunda tersebut.

"Kemudian investasi lain yang selama ini mungkin tertunda, mereka juga berkembang untuk meningkatkan," tambahnya.

Kesepakatan antara Danantara dan JBIC ini dipandang sebagai langkah strategis yang sejalan dengan visi Indonesia untuk memperluas sumber pendanaan jangka panjang demi memperkuat basis ekonomi nasional. Terlebih, kerja sama ini dinilai mampu memperluas akses Danantara terhadap sumber pembiayaan luar negeri yang kredibel dan terjangkau.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Danantara juga tengah menyiapkan struktur organisasi dengan menunjuk holding investasi dari BUMN eksisting, yang akan mendukung operasional perusahaan secara penuh dalam waktu dekat. Rosan mengindikasikan bahwa Danantara siap beroperasi secara resmi dalam tahun ini, setelah struktur holding BUMN tersebut ditetapkan.

Kehadiran Danantara sendiri sebagai lembaga pengelola investasi strategis diposisikan sebagai instrumen penting dalam memperkuat peran Indonesia dalam arena ekonomi global. Dengan dukungan pendanaan dari JBIC dan kerja sama dengan berbagai mitra internasional, Danantara diharapkan mampu menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi nasional jangka panjang.

Secara keseluruhan, kemitraan ini menandai penguatan hubungan bilateral Indonesia–Jepang dalam bidang ekonomi, yang bukan hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan pendanaan jangka panjang berbunga rendah serta fokus pada sektor-sektor strategis, kerja sama ini diharapkan menjadi pemantik pertumbuhan investasi yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi.

Rosan menutup pernyataannya dengan optimisme tinggi terhadap dampak positif dari kerja sama tersebut, khususnya dalam menciptakan peluang baru bagi investasi asing yang berkualitas serta memperkuat struktur pembiayaan proyek-proyek strategis nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index