Kesehatan

Kesehatan Anak Disorot Lewat Program Gratis

Kesehatan Anak Disorot Lewat Program Gratis
Kesehatan Anak Disorot Lewat Program Gratis

JAKARTA - Upaya peningkatan kualitas kesehatan anak Indonesia kini diperkuat melalui pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CGK) di sekolah. Dalam peluncuran program yang diinisiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut, terungkap dua temuan yang cukup memprihatinkan—gangguan kesehatan gigi dan masalah mental pada anak sekolah menjadi perhatian utama pemerintah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan hal ini dalam konferensi pers daring dalam rangka kick-off program CGK Sekolah pada Kamis, 31 Juli 2025. Ia mengaku terkejut atas tingginya jumlah anak yang mengalami gangguan kesehatan gigi.

"Anak-anak ini masalahnya nomor satu adalah gigi. Jadi saya juga terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah dalam kesehatan gigi,” ujarnya.

Di samping itu, gangguan mental seperti kecemasan dan depresi ringan juga muncul sebagai permasalahan signifikan yang perlu ditangani sejak dini. Budi mengungkapkan bahwa isu kesehatan mental pada anak sering kali tidak tampak secara kasat mata, namun memberikan dampak jangka panjang jika tidak direspons dengan tepat.

“Kita mulai perkenalkan cek kesehatan jiwa sejak program ini masuk ke sekolah, dimulai di Sekolah Rakyat kemarin,” tuturnya. Menkes menambahkan bahwa banyak anak mengalami perasaan cemas atau bahkan depresi, yang kemungkinan besar dipicu oleh paparan media sosial dalam jangka waktu lama.

Dimulai dari Sekolah Rakyat, Kini Diperluas

Program CGK sejatinya telah lebih dahulu dijalankan secara terbatas di 72 sekolah rakyat berasrama yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial. Dalam pelaksanaannya, sekitar 7.000 siswa telah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

Dengan hasil awal yang mengungkap tingginya prevalensi masalah gigi dan mental, program ini kini diperluas ke lebih banyak sekolah di seluruh Indonesia. Pemeriksaan dalam program ini dilakukan secara kolaboratif oleh tenaga medis yang berasal dari puskesmas dan puskesmas pembantu di wilayah masing-masing.

Dalam pelaksanaannya, program CGK menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga lintas sektor serta memanfaatkan lebih dari 70.000 fasilitas kesehatan di seluruh penjuru negeri. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendeteksi masalah kesehatan anak sedini mungkin dan memberikan penanganan yang tepat.

Edukasi Sejak Dini: Peran Penting Sekolah dan Keluarga

Selain pemeriksaan fisik dan mental, program ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran anak tentang pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh. Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya peran guru, orang tua, dan masyarakat dalam menyukseskan program ini.

“Ayo kita persiapkan anak-anak agar semangat ikut CGK dan tetap sehat,” ucap Menkes. Ia berharap partisipasi dari berbagai pihak dapat membantu anak-anak merasa nyaman dan tidak takut saat menjalani pemeriksaan, sekaligus menjadi bagian dari proses edukasi tentang pentingnya kesehatan sejak usia dini.

Pemeriksaan kesehatan gigi, misalnya, tidak hanya dilakukan sebagai rutinitas medis, namun juga dibarengi dengan edukasi mengenai kebiasaan menyikat gigi yang benar, serta bahaya konsumsi gula berlebih. Sementara itu, skrining kesehatan mental disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaannya.

Media Sosial, Tekanan Belajar, dan Isolasi Sosial

Dalam konteks kesehatan jiwa anak, Menteri Kesehatan menyinggung peran lingkungan sosial, khususnya media digital, sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap gangguan kecemasan dan depresi.

“Banyak anak merasa cemas, depresi, mungkin karena terlalu lama terpapar media sosial,” ujarnya. Paparan konten digital, tekanan akademik, dan minimnya waktu bermain atau interaksi sosial menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi generasi muda saat ini.

Pemerintah melalui Kemenkes berharap bahwa dengan pendekatan holistik yang dimulai dari sekolah, masalah-masalah tersebut bisa diidentifikasi lebih awal dan dicegah berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Arah Kebijakan dan Harapan ke Depan

Program CGK sekolah menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam membangun generasi sehat, baik secara fisik maupun mental. Pemeriksaan rutin yang dilakukan langsung di lingkungan sekolah memungkinkan intervensi kesehatan dilakukan secara sistematis dan tepat sasaran.

Dengan data dan temuan awal dari sekolah-sekolah yang telah diintervensi, pemerintah kini memiliki gambaran lebih konkret mengenai masalah kesehatan yang dihadapi anak Indonesia. Hal ini akan menjadi dasar untuk menyusun kebijakan dan alokasi sumber daya yang lebih efektif ke depan.

Program CGK juga diharapkan dapat menjadi ajang pembelajaran bagi tenaga kesehatan, guru, dan orang tua dalam mengenali tanda-tanda awal gangguan kesehatan, baik itu secara fisik maupun psikologis.

Pada akhirnya, kesehatan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab tenaga medis semata, namun merupakan kerja bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara. Melalui kolaborasi lintas sektor, program CGK menjadi langkah nyata untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan sejahtera.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index