JAKARTA - Rangkaian pertandingan SEA V League 2025 akan kembali bergulir. Kali ini, giliran Hanoi, Vietnam, yang menjadi tuan rumah putaran kedua turnamen bola voli bergengsi tingkat Asia Tenggara itu. Bagi Timnas Voli Putri Indonesia, ini bukan sekadar lanjutan kompetisi, melainkan juga momen untuk bangkit dan memperbaiki performa usai hasil kurang memuaskan pada putaran pertama di Thailand.
Pertandingan akan berlangsung pada 8 hingga 10 Agustus 2025. Indonesia kembali menghadapi lawan-lawan yang sama: Thailand, Vietnam, dan Filipina. Nama-nama seperti Megawati Hangestri akan kembali menjadi andalan, meski tantangan jelas tidak ringan, mengingat ketiga lawan tersebut menjadi batu sandungan pada laga sebelumnya.
Pada putaran pertama yang digelar di Thailand, tepatnya pada 1–3 Agustus, skuad Merah Putih gagal mencatatkan satu pun kemenangan. Tiga laga dilalui dengan kekalahan. Di partai pembuka, Indonesia harus mengakui keunggulan tuan rumah Vietnam dengan skor 0-3 (11-25, 11-25, 22-25). Di pertandingan kedua, giliran Thailand yang menundukkan tim Indonesia 3-1 (25-22, 15-25, 25-27, 12-15). Harapan sempat muncul saat Indonesia mencuri satu set dari Filipina, tetapi pertandingan kembali berakhir pahit dengan kekalahan 1-3 (20-25, 20-25, 25-15, 13-25).
Kekalahan beruntun ini membuat Indonesia terdampar di posisi terbawah klasemen sementara SEA V League 2025. Namun, tim tak kehilangan semangat. Manajer tim, Luciana Taroreh, menegaskan bahwa hasil di Thailand justru dijadikan bahan pembelajaran untuk tampil lebih baik di Vietnam.
“Kami tetap optimistis. Kami akan terus bekerja keras, dan dukungan publik tentu sangat berarti bagi perjalanan tim ini. Kekalahan hari ini akan jadi evaluasi penting. Fokus kami sekarang adalah bangkit dan tampil lebih baik di Vietnam,” kata Luciana.
Dalam analisisnya, Luciana juga menggarisbawahi bahwa beberapa faktor teknis menjadi titik lemah Indonesia selama di Thailand. Ia menyoroti ketidakkonsistenan permainan, lemahnya komunikasi antarpemain, serta persoalan dalam penyelesaian akhir. Tak hanya itu, kondisi fisik sejumlah pemain utama yang belum sepenuhnya pulih dari cedera turut mempengaruhi performa tim.
“Beberapa pemain utama juga belum 100 persen pulih dari cedera, sehingga tidak bisa tampil maksimal di setiap set,” tambah Luciana.
Salah satu momen paling disayangkan adalah saat Indonesia sempat unggul di set pertama melawan Filipina. Tim tampil solid di awal, namun kehilangan fokus di tengah laga membuat momentum kemenangan hilang begitu saja.
Di sisi lain, penampilan tim-tim pesaing Indonesia cukup meyakinkan. Filipina tampil lebih solid, sedangkan Thailand dan Vietnam menunjukkan konsistensi tinggi sepanjang pertandingan. Hal ini tercermin pula dari dominasi negara-negara tersebut dalam perolehan penghargaan individu setelah berakhirnya putaran pertama.
Tak ada satu pun pemain Indonesia yang memperoleh gelar individu dari SEA V League 2025 putaran pertama. Penilaian ini didasarkan pada performa sepanjang tiga pertandingan di ajang kualifikasi AVC Nations Cup 2026. Dominasi Thailand terlihat jelas dengan menyabet empat dari delapan penghargaan individu, sementara Vietnam mengamankan tiga, dan Filipina satu.
Thailand, yang menyapu bersih tiga kemenangan beruntun di Thailand, mengirimkan empat pemainnya ke daftar penerima gelar individu. Mereka adalah:
Kongyot Ajcharaporn sebagai outside hitter terbaik,
Nuekjang Thatdao sebagai middle blocker terbaik,
Guedpard Pornpun sebagai setter terbaik, dan
Kokram Pimpichaya sebagai pemain terbaik.
Vietnam menyusul dengan tiga penghargaan melalui:
Nguyen Thi Bich Tuyen sebagai opposite spiker terbaik,
Tran Thi Bich Thuy sebagai middle blocker terbaik, dan
Nguyen Khanh Dang sebagai libero terbaik.
Filipina tak ketinggalan dengan menyumbangkan Canino Angel Anne yang berhasil menyabet gelar outside hitter terbaik kedua.
Berikut daftar lengkap penerima penghargaan individu SEA V League 2025 putaran pertama:
Outside hitter:
Canino Angel Anne (Filipina)
Kongyot Ajcharaporn (Thailand)
Opposite spiker:
Nguyen Thi Bich Tuyen (Vietnam)
Middle blocker:
Nuekjang Thatdao (Thailand)
Tran Thi Bich Thuy (Vietnam)
Setter:
Guedpard Pornpun (Thailand)
Libero:
Nguyen Khanh Dang (Vietnam)
Pemain terbaik:
Kokram Pimpichaya (Thailand)
Dominasi para pesaing tentu jadi perhatian serius bagi skuad Srikandi. Namun, peluang untuk membalikkan keadaan belum tertutup. SEA V League masih menyisakan satu putaran lagi dan laga di Vietnam bisa menjadi titik balik.
Dengan evaluasi menyeluruh dan dukungan penuh dari publik Indonesia, harapan untuk melihat kebangkitan Timnas Voli Putri tetap terbuka lebar. Megawati Hangestri dan kolega diharapkan bisa memetik pelajaran dari kekalahan sebelumnya dan kembali dengan strategi serta mentalitas baru demi mengukir hasil yang lebih baik di panggung internasional.