JAKARTA - Masalah infeksi cacing masih menjadi tantangan kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski sering kali tidak disadari karena minim gejala, dampak infeksi cacing terhadap tubuh tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti mengonsumsi obat cacing secara berkala menjadi penting untuk diperhatikan semua kalangan, terutama di wilayah dengan risiko tinggi.
Dokter spesialis gizi klinis, Johannes Chandrawinata, menyarankan agar setiap orang yang tinggal di daerah endemis infeksi cacing, rutin mengonsumsi obat anti-cacing minimal sekali dalam setahun. Menurutnya, kebiasaan ini memiliki dasar ilmiah yang kuat karena dapat menurunkan angka kesakitan akibat parasit tersebut.
“Minimal satu tahun sekali. Pengobatan pencegahan cacing secara massal merupakan bagian dari usaha komprehensif untuk menurunkan angka kesakitan karena infeksi cacing,” ujar Johannes.
- Baca Juga Wisata Seru Dekat Stasiun Wonogiri
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memberikan pedoman serupa. Dalam rekomendasinya, WHO menyebut bahwa terapi pencegahan cacing bisa dilakukan satu tahun sekali, terutama dengan menggunakan obat albendazole 400 miligram (mg) atau mebendazole 500 mg dalam dosis tunggal.
Bagi wilayah yang memiliki prevalensi infeksi cacing lebih dari 20 persen, anjuran tersebut bahkan ditingkatkan menjadi dua kali dalam setahun. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus penularan parasit yang biasanya menyebar melalui tanah, makanan, atau kebersihan pribadi yang buruk.
Infeksi Sering Tak Terlihat, Tapi Dampaknya Nyata
Infeksi cacing memang tidak selalu menunjukkan gejala yang mencolok. Namun, jika dibiarkan, parasit yang menginfeksi saluran pencernaan ini bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang cukup serius.
Beberapa jenis cacing yang sering menyerang manusia di antaranya adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), serta cacing pita (Taenia). Infeksi oleh parasit ini bisa berdampak sebagai berikut:
Perdarahan di usus, yang secara perlahan memicu anemia akibat kehilangan darah terus-menerus.
Peradangan dan penyumbatan usus, menyebabkan nyeri perut, mual, bahkan bisa mengganggu fungsi saluran cerna.
Diare kronis, yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit penting.
Malnutrisi, karena penyerapan zat gizi terganggu meskipun asupan makanan cukup.
“Infeksi cacing memang tak selalu menunjukkan gejala yang mencolok. Namun, dampaknya terhadap kesehatan tidak bisa dianggap ringan,” tegas Johannes.
Anak-anak Paling Rentan
Kelompok usia anak-anak menjadi yang paling rawan terhadap infeksi ini. Hal ini disebabkan kebiasaan bermain di tanah, kurangnya kebersihan tangan, serta sistem imun yang masih berkembang.
Ilustrasi yang diambil dari penelitian dan data kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi cacing lebih rentan mengalami gangguan tumbuh kembang. Hal ini terjadi karena penyerapan nutrisi penting terganggu, yang pada akhirnya bisa memengaruhi perkembangan otak dan fisik mereka.
"Itulah sebabnya pemberian obat cacing secara berkala menjadi salah satu langkah pencegahan utama yang direkomendasikan para ahli," kata Johannes.
Siapa Saja Perlu Obat Cacing?
Meskipun anak-anak menjadi kelompok prioritas, bukan berarti orang dewasa tidak membutuhkan terapi ini. Siapa pun yang tinggal di wilayah berisiko tinggi atau memiliki kemungkinan terpapar telur cacing dari lingkungan sekitarnya disarankan untuk minum obat cacing secara rutin.
Menurut Johannes, masyarakat umum, baik anak-anak maupun orang dewasa, perlu memiliki kesadaran untuk melakukan pengobatan preventif. Obat cacing seperti albendazole dan mebendazole sudah tersedia bebas di apotek dan dapat dikonsumsi tanpa resep. Namun, tetap disarankan untuk mengikuti petunjuk dari tenaga medis atau sesuai program pemerintah.
“Pemberian secara massal biasanya dilakukan melalui program pemerintah, terutama untuk anak-anak sekolah. Namun bagi masyarakat umum, kesadaran untuk rutin mengonsumsi obat cacing secara mandiri tetap sangat diperlukan,” katanya.
Program Massal dan Pencegahan Mandiri
Program pemberian obat cacing secara massal di Indonesia telah berjalan cukup lama, terutama menyasar anak-anak usia sekolah dasar. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan Dinas Pendidikan, sebagai bagian dari program kesehatan nasional.
Namun, bagi masyarakat yang belum tercakup dalam program tersebut, pendekatan mandiri tetap menjadi langkah terbaik. Ketersediaan obat cacing yang murah dan mudah diakses seharusnya menjadi dorongan untuk menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaan tahunan, seperti halnya pemeriksaan kesehatan rutin.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pencegahan, diharapkan kasus infeksi cacing di masyarakat bisa ditekan, sekaligus menjaga kualitas hidup yang lebih baik. Pencegahan memang lebih baik daripada pengobatan, dan langkah kecil seperti minum obat cacing bisa berdampak besar dalam jangka panjang.