JAKARTA - Survei terbaru menunjukkan, sebagian besar orang Amerika menyesal karena tidak menabung cukup banyak dalam setahun terakhir. Dari 2.078 responden, tiga dari empat orang mengaku memiliki penyesalan finansial, dengan 40% menyebutnya terkait tabungan baik untuk pensiun, dana darurat, maupun pendidikan anak. Temuan ini menegaskan pentingnya perencanaan finansial yang matang dan pengelolaan uang sejak dini.
Menurut analis keuangan Bankrate, Stephen Kates, “Hal yang konsisten dari studi ini setiap tahun adalah kuatnya penyesalan soal ‘tidak cukup menabung untuk pensiun’. Persentasenya meningkat seiring bertambahnya usia, ketika masa pensiun semakin dekat.”
Namun, data juga menunjukkan bahwa 43% responden yang memiliki penyesalan belum melakukan langkah konkret untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk kembali menata keuangan agar lebih sehat.
- Baca Juga KUR BRI 2025, Pinjaman UMKM Tanpa Ribet
Mengidentifikasi Penyesalan Finansial
Selain tabungan, 20% responden menyebut utang sebagai sumber penyesalan terbesar. Utang dari kartu kredit, pinjaman mahasiswa, dan jenis pinjaman berbunga tinggi menjadi tekanan tersendiri bagi individu.
Responden juga mengaitkan perbaikan kondisi finansial dengan faktor eksternal, seperti harga kebutuhan pokok yang lebih murah, peluang kerja yang lebih baik, sewa rumah rendah, dan kinerja pasar saham. Meski demikian, para ahli menekankan bahwa langkah pribadi tetap menjadi kunci utama perubahan finansial.
Kesulitan Utama: Memulai
Para perencana keuangan menegaskan bahwa bagian tersulit dari menabung atau berinvestasi adalah memulai, apalagi bagi mereka yang merasa terlambat. Jake Martin, perencana keuangan bersertifikat dari Ohio, menyatakan bahwa memulai terlambat tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.
“Memulai lebih awal memang ideal, tapi bahkan bagi mereka yang baru memikirkan tabungan di usia 40-an, langkah kecil yang konsisten dapat membawa perubahan besar,” kata Martin.
Langkah 1: Padamkan ‘Kebakaran Finansial’
Langkah pertama yang disarankan adalah mengatasi utang berbunga tinggi. Kartu kredit dan pinjaman harian (payday loans) biasanya memiliki bunga di atas 15%, sehingga membebani tujuan keuangan jangka panjang.
Paul Gaudio, perencana keuangan dari Boston, menambahkan bahwa utang kartu kredit harus dilunasi secepat mungkin. Sementara itu, utang seperti pinjaman mahasiswa atau hipotek bisa dikelola lebih strategis, misalnya membayar cicilan minimum sambil mengalokasikan dana ekstra untuk investasi.
Langkah 2: Membangun Dana Darurat
Setelah utang terkontrol, fokus berikutnya adalah membangun dana darurat yang mencakup tiga hingga enam bulan biaya hidup. Dana ini menjadi penyangga saat terjadi kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
“Dana darurat sangat penting agar tidak kembali terjebak utang berbunga tinggi saat kondisi mendesak,” jelas Martin. Dana darurat membantu mengurangi ketergantungan pada kartu kredit dan memberikan keamanan finansial bagi keluarga.
Langkah 3: Menabung untuk Pensiun
Setelah memiliki dana darurat, langkah berikutnya adalah menyiapkan tabungan pensiun. Bagi mereka yang mulai terlambat, strategi menabung lebih agresif diperlukan.
Martin menyarankan, jika biasanya orang menabung 5-10% dari penghasilan, mereka yang ingin mengejar ketertinggalan sebaiknya menargetkan 20-30%, terutama bagi mereka yang baru mulai di usia 40-an. Selain itu, mempertimbangkan penundaan usia pensiun dapat memberi waktu lebih panjang untuk menumpuk dana.
Mengendalikan Pengeluaran dan Memaksimalkan Tabungan
Ashton Lawrence, perencana keuangan dari South Carolina, menekankan pentingnya mengendalikan pengeluaran yang bisa dikendalikan. Mengidentifikasi kebocoran pengeluaran, seperti langganan streaming yang jarang digunakan, makan di luar terlalu sering, belanja impulsif, atau aplikasi berbayar yang tidak perlu, dapat memperbesar ruang tabungan.
“Setiap dolar yang tidak Anda habiskan adalah dolar yang bisa digunakan untuk tujuan lebih baik,” katanya. Strategi ini memungkinkan individu untuk tetap menabung meski pendapatan terbatas.
Pelajaran Finansial dari Survei
Survei ini menunjukkan bahwa banyak orang menunda langkah penting dalam mengelola keuangan. Padahal, menabung, membangun dana darurat, dan merencanakan pensiun adalah fondasi utama stabilitas finansial.
Memulai lebih awal memberikan fleksibilitas, sementara memulai terlambat tetap memberi manfaat jika dilakukan secara konsisten. Kolaborasi antara disiplin diri, pengelolaan utang, dan pengendalian pengeluaran menjadi strategi kunci agar penyesalan finansial di masa depan dapat diminimalkan.