JAKARTA - Pasar saham Asia-Pasifik mayoritas menguat hari ini, mengikuti tren positif dari Wall Street, meski kekhawatiran terhadap ekonomi global masih membayangi sentimen investor. Pergerakan ini menandakan bahwa investor mulai mencari peluang di tengah ketidakpastian global, sambil tetap mencermati perkembangan suku bunga dan pasar obligasi.
Pergerakan Bursa Asia
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, dibuka naik 0,57% pada awal perdagangan, sementara indeks Topix meningkat 0,41%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,67%, menunjukkan optimisme investor regional.
Di Korea Selatan, indeks Kospi diperdagangkan lebih tinggi 0,45%, sedangkan indeks Kosdaq yang berfokus pada perusahaan berkapitalisasi kecil naik 0,84%. Hong Kong mencatat kenaikan tipis pada indeks Hang Seng sebesar 0,16%, sementara indeks CSI 300 China relatif mendatar, mencerminkan pergerakan pasar yang berhati-hati.
Faktor Penggerak Pasar
Salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan investor adalah pasar obligasi global. Biaya pinjaman jangka panjang di berbagai negara masih berada di bawah tekanan, sehingga investor memperhatikan imbal hasil obligasi sebagai indikator risiko dan potensi keuntungan.
Imbal hasil Treasury AS bertenor 30 tahun menembus level 5% untuk pertama kalinya sejak Juli, setelah putusan pengadilan terkait tarif pemerintahan sebelumnya menimbulkan ketidakpastian mengenai pendapatan tarif di masa depan. Kondisi ini memengaruhi persepsi risiko investor terhadap ekuitas dan obligasi secara bersamaan.
Di Jepang, imbal hasil obligasi 30 tahun mencapai rekor tertinggi, dengan kenaikan 100 basis poin sepanjang tahun ini. Lonjakan tersebut didorong oleh inflasi yang tinggi, suku bunga riil rendah, dan ketidakpastian politik, yang membuat investor menyesuaikan strategi portofolio mereka.
Wall Street Sebagai Pemicu Optimisme
Pasar Amerika Serikat semalam menutup perdagangan dengan hasil bervariasi. Indeks S&P 500 meningkat, didorong oleh saham-saham teknologi setelah putusan pengadilan terkait kasus antimonopoli Alphabet memunculkan optimisme bahwa perusahaan teknologi besar mampu menghadapi ancaman regulasi.
Nasdaq Composite, yang didominasi saham-saham teknologi, naik 1,03% dan ditutup pada 21.497,73, sementara S&P 500 bertambah 0,51% menjadi 6.448,26. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,05% atau 24,58 poin, menutup perdagangan pada 45.271,23. Perbedaan pergerakan ini menunjukkan bahwa sektor teknologi menjadi penggerak utama optimisme pasar.
Outlook Investor
Investor kini cenderung menyeimbangkan antara peluang di pasar saham dan risiko di pasar obligasi. Lonjakan imbal hasil obligasi di AS dan Jepang mendorong investor untuk lebih selektif dalam memilih aset, sementara kenaikan saham teknologi memberikan dorongan positif bagi sentimen global.
Selain itu, laporan ekonomi dari negara-negara utama seperti data pengeluaran rumah tangga di Australia juga turut memengaruhi strategi investasi, karena menjadi indikator kesehatan ekonomi domestik yang berdampak pada kinerja perusahaan publik.
Secara keseluruhan, bursa Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan positif dengan pengaruh kuat dari Wall Street. Meskipun kekhawatiran terhadap ekonomi global tetap ada, investor tampak mulai memanfaatkan peluang di sektor tertentu, terutama saham teknologi, sambil terus memantau perkembangan pasar obligasi dan indikator ekonomi regional. Keseimbangan antara optimisme dan kehati-hatian menjadi strategi utama bagi pelaku pasar dalam menghadapi dinamika ekonomi dan geopolitik saat ini.