GARUDA INDONESIA

Garuda Indonesia Terima Modal Besar Untuk Perkuat Operasi dan Anak Usaha

Garuda Indonesia Terima Modal Besar Untuk Perkuat Operasi dan Anak Usaha
Garuda Indonesia Terima Modal Besar Untuk Perkuat Operasi dan Anak Usaha

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan mendapatkan suntikan dana signifikan melalui skema private placement.

Atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Langkah ini dilakukan untuk memperkuat posisi keuangan Garuda dan mendukung berbagai kebutuhan operasional serta ekspansi anak usahanya, Citilink.

PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM akan menyalurkan modal tunai kepada Garuda sebesar US$ 1.441.320.636 dengan mengambil bagian atas saham yang diterbitkan dalam PMTHMETD.

Selain itu, terdapat konversi utang senilai US$ 405 juta menjadi saham, sesuai Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan sebagai debitur, DAM sebagai kreditur, dan Citilink sebagai obligor, tertanggal 24 Juni 2025.

Dengan demikian, total dana yang diperoleh melalui private placement mencapai US$ 1,84 miliar atau sekitar Rp 30,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.500/US$. Dana ini menjadi salah satu langkah penting dalam upaya restrukturisasi keuangan serta pemulihan kinerja Garuda Group.

Manajemen Garuda menjelaskan alokasi dana tersebut akan difokuskan pada penguatan modal kerja dan operasional Citilink, perawatan armada, serta ekspansi pesawat. Secara rinci, 29% dana akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional, termasuk pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.

Selain itu, sebesar 37% dana dialokasikan untuk meningkatkan modal Citilink guna pembiayaan modal kerja dan operasional, termasuk biaya perawatan dan perbaikan armada.

Dana sebesar 22% akan digunakan untuk ekspansi armada Perseroan maupun Citilink, sedangkan sisanya sebesar 12% digunakan untuk pembayaran utang pembelian bahan bakar pesawat Citilink dari Pertamina periode 2019 hingga 2021.

Manajemen menekankan bahwa aksi korporasi ini dilakukan meski GIAA telah menurunkan nilai utang dan memperbaiki ekuitas setelah restrukturisasi penyelamatan pada 2022. Namun, sejumlah hambatan masih menghalangi transformasi menjadi perusahaan yang sehat secara finansial.

Beberapa hambatan tersebut antara lain, belum terealisasinya rencana rights issue tahap II untuk investor strategis, belum tercapainya ekuitas positif yang menghambat akses pendanaan, serta potensi delisting. Selain itu, meningkatnya realisasi maintenance dan restorasi pesawat menyebabkan kinerja operasional Garuda dan Citilink menurun.

Restrukturisasi sebelumnya lebih fokus pada Perseroan dan belum mencakup seluruh anak usaha, termasuk Citilink. Pemulihan trafik penerbangan yang lebih lambat dari proyeksi awal juga menjadi faktor yang memengaruhi transformasi Perseroan.

Manajemen mengingatkan bahwa setelah PMTHMETD dilaksanakan, kepemilikan saham publik akan terdilusi dari 27,46% menjadi 5,03%. Untuk itu, GIAA akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 12 November 2025 di Tangerang.

Pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili adalah mereka yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 20 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB. Langkah ini dipandang penting bagi Garuda untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung upaya pemulihan kinerja yang berkelanjutan.

Dengan alokasi dana yang jelas dan terstruktur, manajemen optimistis dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat ekspansi armada, sehingga Citilink mampu lebih kompetitif di pasar penerbangan domestik maupun internasional.

Selain fokus pada modal kerja dan ekspansi, alokasi dana juga diarahkan untuk memastikan ketersediaan armada yang optimal serta pemeliharaan yang rutin. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan sekaligus menjaga kepercayaan pelanggan terhadap Garuda dan Citilink.

Dengan suntikan dana ini, Garuda menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proses transformasi yang telah dimulai sejak restrukturisasi 2022. Manajemen yakin bahwa langkah-langkah strategis, termasuk peningkatan modal, perawatan armada, dan ekspansi, akan mendukung perusahaan menjadi lebih sehat dan berdaya saing tinggi.

Ke depan, manajemen akan terus memantau alokasi dana dan memastikan setiap penggunaan dana memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan dan anak usaha. Investor dan publik pun diharapkan dapat melihat transparansi serta keberlanjutan langkah-langkah yang diambil Garuda dalam memperkuat fondasi bisnisnya.

Dengan berbagai strategi ini, Garuda berupaya tidak hanya memulihkan posisi finansial tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi tantangan industri penerbangan yang terus berkembang, sekaligus meningkatkan kontribusi Citilink dalam memperluas jaringan penerbangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index