Danantara Masuk ke Bisnis Petrokimia, Diberikan Tugas untuk Tindak Lanjut Proyek Pabrik di Cilegon

Selasa, 29 April 2025 | 22:31:39 WIB
Danantara Masuk ke Bisnis Petrokimia, Diberikan Tugas untuk Tindak Lanjut Proyek Pabrik di Cilegon

JAKARTA - PT Danantara Daya Anagata (Danantara) akan segera terlibat dalam salah satu proyek strategis nasional yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi industri petrokimia Indonesia. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan bahwa Danantara akan diberi tugas untuk menindaklanjuti investasi dalam pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, yang dimiliki oleh PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI). Pabrik ini dijadwalkan untuk diresmikan pada September hingga Oktober 2025, sebuah langkah penting dalam memperkuat sektor industri petrokimia di tanah air.

Keterlibatan Danantara dalam Proyek Petrokimia Besar

Keterlibatan Danantara dalam proyek pabrik petrokimia ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan 19 pengusaha asal Korea Selatan, Airlangga mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata, yang merupakan bagian dari inisiatif investasi nasional, telah diberikan tugas khusus untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait investasi dan pengembangan proyek ini.

"Dan diberikan tugas kepada Danantara untuk melakukan kajian dan tindak lanjut investasi tersebut," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Pernyataan ini menegaskan bahwa peran Danantara sangat krusial dalam memfasilitasi pengembangan dan realisasi investasi di sektor petrokimia, yang menjadi salah satu sektor vital bagi perekonomian Indonesia.

Pabrik Petrokimia Lotte di Cilegon: Dampak Ekonomi yang Signifikan

Pabrik petrokimia yang akan dibangun oleh PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon diperkirakan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi industri petrokimia di Indonesia. Pabrik ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas produksi bahan kimia penting untuk berbagai sektor industri, tetapi juga akan membuka banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal serta meningkatkan perekonomian daerah. Pembangunan fasilitas petrokimia ini juga akan berkontribusi pada peningkatan daya saing Indonesia di pasar global, terutama dalam sektor industri bahan kimia dan plastik.

Pemerintah Indonesia, melalui Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa perusahaan Korea Selatan seperti Lotte melihat Indonesia sebagai mitra yang strategis dalam pengembangan proyek ini. "Lotte menawarkan keterlibatan Indonesia dalam pengembangan proyek tersebut, dan Presiden Prabowo Subianto secara prinsip setuju dengan partisipasi Indonesia dalam proyek besar ini," lanjut Airlangga.

Pembangunan pabrik petrokimia ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat industri hilirnya, termasuk pengolahan bahan mentah menjadi produk-produk bernilai tambah yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan mendukung rencana pemerintah untuk mendorong industrialisasi dan mengurangi ketergantungan pada impor produk petrokimia.

Peran Danantara dalam Proyek Investasi

Danantara, sebagai badan pengelola investasi yang berfokus pada pengembangan sektor-sektor strategis di Indonesia, akan memainkan peran penting dalam proyek pabrik petrokimia ini. Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Danantara akan melakukan kajian mendalam mengenai kelayakan investasi, potensi keuntungan, serta analisis risiko yang terkait dengan proyek ini.

Salah satu langkah penting dalam proses ini adalah memastikan bahwa proyek ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam hal keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan. Mengingat industri petrokimia berhubungan erat dengan isu lingkungan, Danantara diharapkan dapat memberikan masukan untuk memastikan bahwa proyek ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan.

Kolaborasi Indonesia-Korea Selatan: Dampak Positif bagi Ekonomi Nasional

Proyek pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon ini juga menjadi simbol pentingnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan. Lotte Chemical Indonesia, yang merupakan bagian dari Lotte Group, menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk terlibat lebih dalam dalam sektor petrokimia global. Selain Lotte, sejumlah perusahaan besar Korea Selatan lainnya juga turut berpartisipasi dalam investasi di Indonesia, termasuk Hyundai Motor, yang melaporkan kinerja perusahaan di Indonesia, serta KB Financial yang menangani Bank Bukopin.

Airlangga Hartarto menambahkan bahwa pertemuan dengan para pengusaha Korea Selatan tersebut sangat produktif, di mana banyak kesepakatan dan rencana investasi yang disepakati untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. "Para pengusaha Korea Selatan mengapresiasi pertemuan dengan Presiden yang berlangsung terbuka. Mereka menawarkan berbagai peluang investasi dan menyatakan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ekonomi Indonesia," kata Airlangga.

Selain Lotte Chemical, perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti POSCO, produsen baja terkemuka yang berkolaborasi dengan Krakatau Steel (KRAS), juga turut melaporkan perkembangan proyek mereka di Indonesia. POSCO tengah memasuki fase kedua pembangunan fasilitas produksi baja dengan kapasitas mencapai 10 juta ton. Hal ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat sektor industri baja dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.

Investasi Sektor Lain yang Juga Mendapat Sorotan

Selain proyek petrokimia, Airlangga juga menyebutkan bahwa sejumlah perusahaan lain telah melaporkan kinerja mereka di Indonesia dan rencana ekspansi mereka di masa depan. Ecopro, misalnya, adalah produsen yang melakukan investasi hampir US$ 500 juta di Morowali, Sulawesi Tengah, untuk membangun fasilitas pengolahan nikel. Perusahaan ini berfokus pada produksi katoda prekursor dan smelter nikel, yang sangat penting untuk sektor kendaraan listrik.

Perusahaan lain yang juga berkontribusi pada perkembangan industri Indonesia adalah KCC Glass, yang telah berinvestasi di Batang dan berencana untuk memperluas fasilitas mereka. Mereka juga meminta agar harga gas domestik disesuaikan dengan kebijakan harga gas yang sudah dirapatkan dengan Presiden. Permintaan ini mencerminkan pentingnya kestabilan harga energi bagi kelangsungan operasional industri.

Terkini