Harga BBM Shell Turun Mulai 1 Mei 2025, Berlaku di Sejumlah Wilayah Termasuk Jakarta dan Jawa Barat

Jumat, 02 Mei 2025 | 12:12:00 WIB
Harga BBM Shell Turun Mulai 1 Mei 2025, Berlaku di Sejumlah Wilayah Termasuk Jakarta dan Jawa Barat

JAKARTA - Perusahaan energi global Shell resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) mereka mulai Kamis, 1 Mei 2025. Penyesuaian harga ini berlaku untuk sejumlah wilayah operasional Shell di Indonesia, yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Timur, menyusul tren penurunan harga BBM di pasar domestik, termasuk yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero).

Kebijakan ini mendapat perhatian masyarakat luas, mengingat harga BBM merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan beban pengeluaran rumah tangga dan biaya logistik nasional. Penurunan harga yang dilakukan Shell menunjukkan adanya sinyal positif terhadap dinamika pasar energi global serta respons terhadap pergerakan harga minyak mentah dunia.

Rincian Penurunan Harga BBM Shell

Shell Indonesia menyampaikan bahwa harga baru yang berlaku mulai hari ini adalah penyesuaian berkala yang dilakukan sesuai dengan dinamika harga minyak global serta kebijakan pemerintah Indonesia. Penurunan ini mencakup jenis bahan bakar Shell Super dan Shell V-Power yang menjadi varian unggulan perusahaan.

“Harga yang tercantum merupakan harga BBM di wilayah tersebut dengan mengacu pada peraturan pemerintah yang berlaku,” tulis Shell dalam keterangannya resmi yang dirilis Kamis (1/5/2025).

Kebijakan tersebut berlaku di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), serta sejumlah kota besar di Jawa Barat seperti Bandung, Cirebon, hingga Sukabumi. Sementara itu, untuk wilayah Jawa Timur, penurunan harga diterapkan untuk SPBU Shell yang menjual Shell Super dan Shell V-Power, seperti di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Meskipun tidak dirinci dalam keterangan tersebut berapa besaran penurunan per liternya, pantauan di lapangan dan data dari pengecer mengindikasikan bahwa penurunan berkisar antara Rp200 hingga Rp400 per liter, tergantung jenis bahan bakar dan lokasi penjualan.

Respons Konsumen dan Pelaku Transportasi

Penyesuaian harga BBM ini disambut positif oleh konsumen, khususnya para pengguna kendaraan pribadi dan pelaku usaha transportasi. Banyak pengendara yang memanfaatkan momentum penurunan harga ini untuk mengisi penuh tangki kendaraannya.

Seorang pengemudi ojek daring di Jakarta Selatan mengungkapkan rasa syukurnya atas penurunan harga tersebut. “Lumayan banget, tiap hari saya isi BBM hampir Rp50.000. Kalau turun, bisa menghemat pengeluaran harian,” ujarnya saat mengantre di SPBU Shell Tendean.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pengusaha angkutan logistik di Bekasi yang menyebut penurunan harga BBM akan berdampak signifikan pada efisiensi biaya operasional. “Kalau selisihnya bisa Rp300 per liter, dalam sebulan bisa hemat jutaan rupiah, apalagi kendaraan kami banyak,” tuturnya.

Kebijakan Pemerintah dan Fluktuasi Harga Global

Penyesuaian harga ini tak lepas dari kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga energi di dalam negeri. Seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan-perusahaan penyedia BBM, termasuk Shell, merespons dengan menyesuaikan harga jual di SPBU.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah mendorong perusahaan swasta penyedia BBM non-subsidi untuk secara berkala menyesuaikan harga dengan tetap mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formula harga jual eceran jenis BBM umum.

Seorang pejabat dari Kementerian ESDM menyampaikan bahwa mekanisme pasar tetap menjadi acuan utama bagi badan usaha penyedia BBM, selama tetap berada dalam kerangka aturan yang berlaku. “Penyesuaian harga BBM oleh badan usaha non-subsidi seperti Shell adalah hal yang wajar, selama mengikuti regulasi yang telah ditetapkan pemerintah,” jelasnya.

Persaingan Harga Antar-SPBU Kian Dinamis

Turunnya harga BBM Shell juga menciptakan dinamika baru dalam persaingan harga antar SPBU. PT Pertamina, sebagai pemain dominan di sektor ini, juga telah menurunkan harga beberapa produk BBM-nya seperti Pertamax dan Pertamax Turbo. Kini masyarakat memiliki lebih banyak pilihan, tidak hanya dari sisi harga tetapi juga kualitas bahan bakar dan pelayanan SPBU.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Bambang Haryanto, menilai langkah Shell dan Pertamina menurunkan harga BBM sebagai strategi pasar yang kompetitif dan sehat. “Ini akan menguntungkan konsumen karena perusahaan dituntut untuk terus efisien dan memberikan layanan terbaik,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya transparansi dan persaingan yang sehat antar badan usaha BBM, masyarakat akan semakin mendapatkan manfaat, baik dari sisi harga yang kompetitif maupun kualitas produk.

Dampak Terhadap Inflasi dan Daya Beli

Turunnya harga BBM di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan global, diharapkan dapat menjadi stimulus bagi peningkatan daya beli masyarakat. Harga BBM yang lebih rendah bisa menurunkan biaya distribusi barang dan jasa, serta mendorong stabilitas harga-harga kebutuhan pokok di pasar.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebut bahwa komponen harga energi, termasuk BBM, merupakan salah satu penentu utama dalam laju inflasi bulanan dan tahunan. Dengan tren penurunan harga BBM, inflasi diharapkan tetap terkendali dan tidak memberikan tekanan berlebih terhadap konsumen.

Seorang ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI menyatakan bahwa “Harga BBM yang lebih rendah akan menurunkan biaya transportasi dan logistik, yang pada akhirnya bisa berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.”

Penutup: Momentum Positif di Tengah Ketidakpastian Global

Penurunan harga BBM Shell mulai 1 Mei 2025 memberikan angin segar bagi masyarakat dan pelaku usaha di berbagai sektor. Ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan-perusahaan energi terus berupaya menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan tetap berpihak pada konsumen.

Dengan komitmen untuk mengikuti regulasi pemerintah dan menjaga transparansi harga, Shell menunjukkan itikad baik dalam mendukung kestabilan ekonomi nasional melalui sektor energi. Ke depan, masyarakat berharap tren positif ini bisa terus berlanjut dan tidak hanya bersifat temporer, tetapi menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam menghadirkan energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.

Terkini