JAKARTA — Transformasi digital terbukti menjadi pendorong utama pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Pemanfaatan teknologi digital bukan hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperluas pasar dan mendongkrak omzet secara signifikan. Hal ini mengemuka dalam diskusi bertema Peran Teknologi Digital Dongkrak Pertumbuhan Bisnis UMKM yang digelar di Scientia Square Park Summarecon, Serpong.
Ketua Tim Implementasi Gim Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Tita Ayuditya Surya, menegaskan bahwa digitalisasi saat ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak bagi pelaku UMKM. “Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi UMKM agar tetap relevan dan berdaya saing,” ujar Tita dalam acara diskusi yang dipandu jurnalis senior Edo Rusyanto.
Menurut Tita, berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, Tokopedia, dan Shopee telah menjadi senjata utama bagi pelaku UMKM untuk menjangkau konsumen di berbagai daerah. Pemanfaatan platform tersebut diyakini mampu mengakselerasi pemasaran produk sekaligus meningkatkan omzet pelaku usaha.
Program Pemerintah Dorong UMKM Melek Digital
Sebagai bentuk dukungan konkret, Kemkomdigi telah menggulirkan berbagai program, termasuk UMKM Go Digital dan UMKM Level Up. Program-program ini difokuskan pada peningkatan literasi digital, agar para pelaku usaha tak hanya mengenal teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya secara efektif.
“Kami mendorong literasi digital yang menunjang usaha UMKM. Dengan teknologi, efektivitas bisnis pada skala apa pun dapat meningkat signifikan,” jelas Tita.
Selain itu, Kemkomdigi secara rutin menggelar workshop dan pelatihan untuk membantu UMKM beradaptasi dengan teknologi, termasuk pelatihan promosi online yang mengajarkan strategi memanfaatkan media sosial dan e-commerce.
“Ada workshop, ada pelatihan promosi online. Secara keseluruhan, kami berkomitmen untuk mendorong pemanfaatan teknologi. Karena teknologi harus inklusif, semua pelaku usaha harus bisa mengaksesnya,” kata Tita.
Kisah Sukses UMKM yang Bertransformasi Digital
Dalam diskusi tersebut, hadir pula Endang Hariyanti, pemilik brand kuliner Cemal-Cemil yang menjual berbagai makanan rumahan seperti nasi gudeg, sambal, dan basreng. Endang membagikan pengalaman suksesnya setelah mengoptimalkan penjualan secara online.
“Awalnya kami hanya menjual secara offline ke teman, sekolah, dan bazar. Namun berkat dorongan anak-anak yang mengenalkan saya pada platform digital, usaha kami berkembang pesat. Sekarang pesanan datang dari berbagai daerah,” tutur Endang.
Endang mengungkapkan, omzet usahanya meningkat drastis hingga 40 persen setelah aktif memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk promosi produk. Kisah Endang menjadi bukti nyata bagaimana digitalisasi mampu mengubah wajah bisnis UMKM secara signifikan.
Tantangan Digitalisasi di Akar Rumput
Meski peluangnya besar, digitalisasi UMKM masih menghadapi tantangan serius, terutama di luar kota besar. Rendahnya literasi digital, keterbatasan akses internet, hingga minimnya modal untuk investasi teknologi menjadi kendala yang masih sering ditemui.
“Tidak semua UMKM memiliki akses memadai terhadap internet, terutama di wilayah pedesaan. Ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi,” papar Tita.
Ia menambahkan, untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan sinergi berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, hingga komunitas. Kolaborasi lintas sektor dianggap penting untuk memastikan bahwa transformasi digital UMKM berjalan inklusif dan berkelanjutan.
“Perlu sinergi berbagai pihak agar UMKM kita tidak hanya melek digital, tapi juga mampu memanfaatkannya secara optimal untuk naik kelas,” tegas Tita.
Strategi Optimalisasi Digitalisasi UMKM
Dalam diskusi yang berjalan interaktif ini, sejumlah strategi disarankan untuk mempercepat digitalisasi UMKM. Pertama, penyediaan akses internet yang merata hingga ke pelosok desa. Kedua, pelatihan digital yang mudah diikuti dan sesuai kebutuhan para pelaku UMKM.
Ketiga, pembangunan ekosistem digital yang mendukung, termasuk kemudahan akses modal melalui pinjaman fintech atau program bantuan pemerintah. Keempat, kolaborasi dengan platform digital besar agar UMKM lokal mendapatkan kesempatan lebih luas memasarkan produknya.
Kelima, peningkatan kemampuan branding digital agar UMKM mampu menonjolkan keunikan produknya di tengah kompetisi yang semakin ketat.
Komitmen Pemerintah dan Antusiasme Pelaku UMKM
Diskusi yang dipandu oleh Edo Rusyanto ini berlangsung hangat dengan sesi tanya jawab yang menarik. Para peserta, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM, tampak antusias menyampaikan pertanyaan seputar strategi digital marketing, cara memilih platform e-commerce yang tepat, hingga tips membuat konten promosi menarik.
“Saya senang karena banyak UMKM yang mulai berani mencoba platform digital untuk mengembangkan usahanya. Ini menjadi langkah awal yang positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Tita menutup diskusi.
Diskusi ini sekaligus menegaskan bahwa digitalisasi bukan hanya tren sesaat, melainkan pilar penting untuk mendongkrak daya saing UMKM Indonesia agar mampu bertahan dan berkembang di era persaingan global.