JAKARTA - Di tengah semangat swasembada pangan yang terus digalakkan di berbagai daerah, kontribusi aparat TNI dalam mendukung ketahanan pangan tak hanya berhenti pada pengawasan dan pendampingan administratif. Mereka juga turut hadir secara langsung di lapangan, bersinergi bersama masyarakat, khususnya para petani yang menjadi ujung tombak sektor pertanian nasional.
Salah satu wujud konkret dari sinergi tersebut terlihat dari kiprah Babinsa Koramil 01/Lewa Kodim 1601/Sumba Timur, Serka Andreas Tapenu, yang terjun langsung ke sawah membantu proses perontokan padi di Desa Mondulambi, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur. Di bawah sinar matahari dan di antara hamparan padi menguning, Serka Andreas tak segan membaur dengan para petani, ikut bergotong royong menyelesaikan panen secara manual.
Kegiatan seperti ini bukanlah hal baru bagi para Babinsa. Namun, tetap menjadi gambaran nyata bagaimana TNI hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai penggerak semangat dan mitra kerja masyarakat di berbagai lini kehidupan, termasuk sektor pertanian. Dengan pakaian dinas loreng dan senyum tulus, Serka Andreas memperlihatkan bahwa keberpihakan kepada petani bukanlah slogan semata.
“Kami hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para petani agar terus giat bertani. Ini bagian dari tugas dan tanggung jawab kami sebagai Babinsa,” kata Serka Andreas saat ditemui di sela-sela kegiatan. Ucapan ini bukan hanya formalitas, melainkan mencerminkan pemahaman bahwa keberhasilan sektor pertanian membutuhkan kerja bersama dari berbagai pihak.
Tak heran jika kehadiran Babinsa tersebut mendapatkan sambutan hangat dari warga desa. Salah seorang petani bahkan mengaku merasa tersentuh dengan bantuan yang diberikan oleh aparat TNI, terutama dalam situasi di mana keterbatasan alat dan tenaga kerja sering menjadi kendala saat masa panen tiba.
“Kehadiran Pak Babinsa membuat kami lebih semangat dan merasa diperhatikan,” ucap salah seorang petani dengan wajah penuh haru.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendampingan TNI terhadap petani dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu fokus pemerintah. TNI, melalui jajaran Babinsa, secara aktif terlibat dalam berbagai aktivitas pertanian mulai dari penanaman, perawatan tanaman, hingga proses panen seperti yang dilakukan di Lewa Tidahu.
Desa Mondulambi sendiri merupakan salah satu wilayah agraris di Kecamatan Lewa Tidahu. Di daerah ini, sebagian besar penduduk menggantungkan hidup dari hasil pertanian, terutama padi. Musim panen selalu menjadi momen penting dan menentukan bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat desa. Oleh karena itu, kehadiran sosok seperti Serka Andreas dalam mendampingi petani jelas memberikan dampak psikologis yang besar.
Kebersamaan yang terbangun antara aparat TNI dan petani juga memperlihatkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal teknologi dan produksi semata, melainkan juga semangat gotong royong dan kepedulian sosial. Dalam proses perontokan padi tersebut, terlihat bahwa tidak ada sekat antara Serka Andreas dan warga. Mereka bekerja dengan semangat, canda, dan tawa, seperti keluarga besar yang bahu-membahu menyelesaikan tugas bersama.
Pendekatan seperti ini menjadi strategi efektif dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara. Alih-alih sekadar menjadi pelindung dari ancaman luar, TNI menunjukkan bahwa mereka juga berperan aktif dalam penguatan ekonomi kerakyatan, salah satunya melalui penguatan sektor pertanian. Dukungan nyata seperti ini tentu akan memperkuat stabilitas wilayah, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Selain itu, keterlibatan Babinsa di sektor pertanian juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tak lagi memandang sebelah mata terhadap profesi petani. Di tengah urbanisasi dan tren digitalisasi yang membuat minat terhadap dunia tani menurun, aksi seperti yang dilakukan oleh Serka Andreas menjadi pesan moral bahwa bertani adalah pekerjaan yang mulia dan strategis.
Melalui pendampingan yang dilakukan, diharapkan hasil pertanian warga Desa Mondulambi bisa meningkat dari segi kuantitas maupun kualitas. Terlebih lagi, dengan adanya dukungan dari pihak TNI, para petani juga bisa mendapatkan akses informasi dan pelatihan yang lebih baik mengenai teknik pertanian modern, manajemen pasca-panen, hingga strategi pemasaran hasil tani.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa pendekatan humanis dan partisipatif adalah kunci keberhasilan program-program nasional di tingkat desa. Dengan model kolaborasi seperti ini, upaya mewujudkan swasembada pangan nasional akan lebih cepat terealisasi.
Aksi Babinsa di tengah sawah bukan hanya sekadar bantuan tenaga, melainkan representasi dari sebuah komitmen besar untuk membangun negeri dari akar rumput. TNI tidak berdiri di menara gading, melainkan hadir bersama rakyat, bekerja dan berjuang untuk Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan berdaulat di sektor pangan.