JAKARTA - Pada malam yang penuh semangat, tepatnya pada 21 Juli 2025, saya mendapat kehormatan untuk diundang oleh Forum Pegiat Kesenian Surabaya (FPKS). Forum ini merupakan wadah bagi para seniman dan budayawan yang menunjukkan kepedulian mendalam terhadap perkembangan kesenian di kota Surabaya. Dalam beberapa waktu terakhir, mereka telah menggelar berbagai agenda rutin setiap bulan, menciptakan ruang bagi diskusi dan kolaborasi di antara para pelaku seni.
Dalam kesempatan tersebut, saya diminta untuk memberikan orasi kebudayaan dengan tema yang cukup menantang: "Membangun Ekosistem Kesenian yang Sehat di Kota Surabaya." Permintaan ini datang dari Jil Kalaran, salah satu penggagas forum, yang mengingatkan saya akan pengalaman saya saat menjabat sebagai Wakil Walikota Surabaya. Selama masa itu, saya berusaha untuk menggelar berbagai event kesenian yang melibatkan masyarakat luas.
Tema yang diangkat dalam orasi ini sangat relevan, mengingat kondisi kesenian di Surabaya yang saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan. Dalam orasi saya, saya menekankan pentingnya menciptakan ekosistem kesenian yang tidak hanya sehat, tetapi juga berkelanjutan. Ekosistem ini harus mampu mendukung para seniman, memberikan ruang bagi kreativitas, dan melibatkan masyarakat dalam proses berkesenian.
Salah satu poin penting yang saya sampaikan adalah perlunya kolaborasi antara pemerintah, komunitas seni, dan masyarakat. Tanpa adanya sinergi yang baik, upaya untuk membangun ekosistem kesenian yang sehat akan sulit tercapai. Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan dukungan, baik dari segi anggaran maupun kebijakan yang mendukung pengembangan seni dan budaya. Namun, dukungan tersebut harus diimbangi dengan partisipasi aktif dari komunitas seni dan masyarakat.
Saya juga menyoroti pentingnya pendidikan seni dalam membangun kesadaran dan apresiasi terhadap seni di kalangan masyarakat. Pendidikan seni tidak hanya terbatas pada sekolah formal, tetapi juga harus melibatkan berbagai komunitas dan lembaga seni. Dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan seni, kita dapat menciptakan generasi yang lebih menghargai dan memahami nilai-nilai seni dan budaya.
Dalam orasi tersebut, saya mengajak para seniman dan budayawan untuk berani berinovasi dan mengeksplorasi berbagai bentuk seni yang relevan dengan konteks sosial dan budaya masyarakat Surabaya. Seni harus mampu menjadi cermin dari kehidupan masyarakat, mencerminkan isu-isu yang dihadapi, serta memberikan solusi atau alternatif pemikiran. "Seni bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk menginspirasi dan mendorong perubahan," tegas saya.
Saya juga menekankan pentingnya keberagaman dalam ekosistem kesenian. Surabaya adalah kota yang kaya akan budaya dan tradisi, dan hal ini harus tercermin dalam karya-karya seni yang dihasilkan. Keberagaman ini tidak hanya mencakup berbagai bentuk seni, tetapi juga melibatkan berbagai latar belakang budaya dan sosial. Dengan merangkul keberagaman, kita dapat menciptakan ekosistem kesenian yang lebih inklusif dan representatif.
Setelah orasi, diskusi yang hangat pun berlangsung. Para peserta forum memberikan tanggapan dan masukan yang sangat berharga. Banyak dari mereka yang berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan seni di Surabaya. Diskusi ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, semangat untuk membangun ekosistem kesenian yang sehat tetap ada.
Saya merasa terinspirasi oleh dedikasi dan komitmen para seniman dan budayawan yang hadir. Mereka menunjukkan bahwa meskipun kondisi mungkin tidak selalu mendukung, mereka tetap berusaha untuk berkarya dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. "Kita harus terus berjuang untuk seni dan budaya kita," ungkap salah satu peserta dengan penuh semangat.
Sebagai penutup, saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun ekosistem kesenian yang sehat di Surabaya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, dan dengan kolaborasi yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi. Mari kita jadikan Surabaya sebagai kota yang tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan seni yang berdaya saing.
Forum Pegiat Kesenian Surabaya (FPKS) adalah langkah awal yang baik dalam mewujudkan visi ini. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat, saya yakin kita dapat mencapai tujuan bersama untuk membangun ekosistem kesenian yang sehat dan berkelanjutan di kota tercinta ini.